Apa yang mau kamu cari?
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
BBTN proyeksikan kredit tahun 2015 bisa tumbuh 16 sampai 17 persen
BBTN proyeksikan kredit tahun 2015 bisa tumbuh 16 sampai 17 persen
Bareksa.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mengungkap proyeksi pertumbuhan kredit pada 2014 mencapai 15 hingga 16 persen menjadi Rp115 triliun meski laporan audit belum selesai. Tahun ini, perseroan berharap mencapai pertumbuhan lebih tinggi.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Maryono memperkirakan pertumbuhan kredit pada tahun 2015 akan berada di kisaran 17 hingga 18 persen. Namun, proyeksi ini masih bisa berubah tergantung program pemerintah yang mendorong perumahan murah bagi rakyat.
"Proyeksi 17-18 persen itu kita hitung tanpa ada program pemerintah untuk bisa membangun satu juta rumah dalam satu tahun," katanya di depan wartawan Jumat 6 Februari 2015.
Menurutnya, jika program ini terealisasi tentunya pertumbuhan kredit BBTN akan semakin tinggi. Apalagi dari satu juta rumah tersebut sebanyak 650 ribu diantaranya merupakan rumah bersubsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). (Baca Juga: Animo Publik Tinggi, Cicilan Kredit Rumah Subsidi Sekitar Rp500 Ribu Disetujui)
Di bidang FLPP sendiri BBTN merupakan pemain terbesar dengan pengusahaan kredit hingga 90 persen dibandingkan bank-bank lainnya. Walaupun demikian, Maryono mengatakan komposisi kredit non-subsidi di BTN masih mendominasi pada tahun 2014. Komposisi kredit FLPP saat ini adalah 43 persen sedangkan kredit non-subsidi mencapai 57 persen.
"Artinya kita terus meningkatkan KPR dan tidak tergantung dari program pemerintah," katanya.
Sementara itu, Maryono menambahkan meskipun nilai kredit bertambah, perseroan akan tetap menjaga kualitas kredit dengan menekan kredit bermasalah (NPL) di bawah 3 persen. Angka tersebut diharapkan lebih baik daripada NPL di bawah 4 persen pada tahun 2014, meski detailnya harus menunggu audit.
Dia menjelaskan keseluruhan NPL tersebut yang berasal dari kredit rumah bersubsidi jumlahnya lebih kecil daripada non-subsidi. Kredit non-subsidi sendiri tahun lalu melonjak karena kredit konstruksi yang diberikan perseroan tersangkut masalah likuiditas. (Baca Juga: Benarkah Turunnya Suku Bunga FLPP Bisa Hancurkan BTN? Ini Faktanya)
"Paling tinggi itu kredit konstruksi dari kontraktor yang tersangkut kesulitan likuiditas karena pengaruh regulasi kredit dan juga aturan LTV (pembatasan pinjaman terhadap harga barang). Kalau (kredit rumah) subsidi aman karena pembelinya sudah ada," katanya.
Berkaitan dengan rumor penyertaan modal negara (PMN), BBTN mengaku belum mendapatkan informasi dari pemerintah meski akan menyambut baik hal tersebut.
"Soal PMN kami belum dapat informasi. Kalau ini benar, keputusan ini menguntungkan BTN karena akan mempermudah dan mempercepat cost of fund kami dan mempercepat pembiayaan rumah," tukasnya. (hm)
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.125,29 | - | |||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.112,14 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.897,86 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.088,37 | - | - | ||||
Capital Regular Income Fund Dividen | 1.031,09 | - | - | - | - |
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
SR022
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
16 Mei - 18 Jun 2025
Tipe Kupon
Fixed
SBR014
Saving Bond Ritel
Periode Pembelian
14 Jul - 7 Agt 2025
Tipe Kupon
Mengambang
SR023
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
22 Agt - 12 Sep 2025
Tipe Kupon
Fixed
ORI028
Obligasi Negara Ritel
Periode Pembelian
29 Sep - 23 Okt 2025
Tipe Kupon
Fixed
ST015
SyariahSukuk Tabungan
Periode Pembelian
10 Nov - 3 Des 2025
Tipe Kupon
Mengambang