Jokowi Bertemu Utusan China, Bahas Investasi di Indonesia
"China akan bantu kita dalam investasi," kata Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno.
"China akan bantu kita dalam investasi," kata Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno.
Bareksa.com - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan utusan khusus Presiden China Bidang Hukum dan Politik Meng Jianzhu di Istana Merdeka hari ini, Selasa 3 Februari 2015. Pertemuan ini ini membicarakan mengenai kerja sama di bidang infrastruktur, terorisme dan pemberantasan korupsi.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan bahwa pertemuan itu juga menyinggung ketertarikan China dalam berinvestasi di Indonesia, seiring dengan niat pemerintah mengajak asing untuk mendorong infrastruktur.
"Mereka akan bantu kita dalam investasi. Kebetulan juga ada keinginan untuk pindahkan sebagian pabriknya ke Indonesia. Bisa semen, baja. Nanti akan dibicarakan Menko Perekonomian." kata Menkopolhukam.
Promo Terbaru di Bareksa
Pemerintah saat ini memang sedang mengajak asing untuk berinvestasi di Indonesia terutama untuk pembangunan infrastruktur. Selain menambah porsi anggaran di sektor tersebut, Jokowi sendiri berjanji akan membuat banyak proyek infrastruktur dan melakukan deregulasi banyak aturan.
Salah satu yang terbaru adalah mengenai penunjukkan langsung Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengerjakan proyek-proyek infrastruktur. Nantinya BUMN akan bisa ditunjuk untuk mengerjakan proyek infrastruktur dan membentuk konsorsium dengan investor baik domestik ataupun asing. (Baca juga: Jokowi Akan Terbitkan Regulasi Penunjukan Langsung Untuk Proyek Infrastruktur)
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan salah satu program unggulan yang akan diusahakan pemerintah adalah pembangunan pembangkit listrik 35.000 Megawatt dalam lima tahun kedepan. Wapres yakin target fantastis ini akan terlaksana.
"Kalau kita mau kasih untung pengusaha, banyak yang akan tertarik," kata Wapres baru-baru ini.
Menurutnya, pembangunan pembangkit listrik di Cina sudah mentok dan pertumbuhan ekonomi China dalam kondisi melambat. Oleh karena itu, investor mencari tempat lain untuk menanamkan modalnya selain di China.
"Kalau ke Thailand, kestabilan politik tidak baik; (pertumbuhan ekonomi) Malaysia dan Filipina kecil, Vietnam birokrasi di sana sulit. Jadi Indonesia paling menarik," katanya. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.