BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Saham Sektor Semen & Tekstil Akan Terkena Imbas Kenaikan Lis

Bareksa05 Juni 2014
Tags:
Saham Sektor Semen & Tekstil Akan Terkena Imbas Kenaikan Lis
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan konveksi di Exist Konveksi Yogyakarta, Selasa (22/4). Pemerintah berencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL) untuk konsumsi industri besar - (Antarafoto/Noveradika)

Komponen listrik berkontribusi besar pada total biaya produksi

Bareksa.com - Bagaimana pengaruh kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia? Menurut Analis BNI Securities, Thendra Crisnanda, dalam wawancara dengan Bareksa.com menyebutkan sektor yang paling berpengaruh terhadap kenaikan TDL adalah sektor semen dan tekstil. Komponen biaya listrik memiliki kontribusi yang besar ke dalam total biaya produksi perusahaan di sektor tersebut. Hal ini juga ikut mempengaruhi kinerja harga saham-saham disektor tersebut.

Grafik perbandingan return IHSG, sektor industri dasar dan aneka industri

Illustration

Promo Terbaru di Bareksa

Sumber : Bareksa.com

Dalam penggolongan sektor di Bursa Efek Indonesia, sektor semen termasuk kedalam kategori Basic Industry (Industri Dasar) dan sektor tekstil termasuk kedalam kategori Miscellaneous Industry (Aneka Industri). Grafik diatas menunjukan kategori Basic Industry (Industri Dasar) dan Miscellaneous Industry mengalami penurunan return menjelang kenaikan TDL pada periode Juli 2013, Oktober 2013, dan Mei 2014.

Apakah masih ada saham disektor tersebut yang memiliki impak terkecil atas kenaikan harga listrik?

Menurut Thendra, tidak semua perusahaan disektor tersebut mendapatkan impak negatif, tergantung dari structure cost masing-masing emiten. Misalnya saja di sektor semen, emiten PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) memiliki kenaikan biaya listrik terkecil dibandingkan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Holcim Indonesia (SMCB), serta PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Kebutuhan listrik SMGR tidak sepenuhnya disupply oleh PLN, hanya sekitar 20% dari total kebutuhan listrik yang diperlukan SMGR. Hal ini karena SMGR memiliki pembangkit tenaga listrik sendiri dalam rangka efisiensi dan mengantisipasi kenaikan TDL dari PLN.

Grafik perbandingan return harga saham SMGR INTP, SMCB, dan SMBR

Illustration

Sumber : Bareksa.com

Dilihat dari grafik diatas, sentimen negatif terkait kenaikan listrik mendorong penurunan harga saham emiten di sektor semen pada periode kenaikan TDL.

Hal serupa juga bisa dialami saham PT Pan Brother Tbk (PBRX) dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) pada sektor tekstil. Penurunan return harga saham bahkan mulai terlihat sebelum kenaikan TDL periode tersebut terlaksana.

Grafik perbandingan return harga saham SRIL dan PBRX

Illustration

Sumber : Bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua