BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Menkeu: pengendalian volume BBM opsi paling realistis

Bareksa27 Mei 2014
Tags:
 Menkeu: pengendalian volume BBM opsi paling realistis
Ilustrasi - PERSIAPAN JELANG KENAIKAN. Petugas SPBU di kawasan kota Tangerang menyiapkan alat peraga berisi harga BBM setelah dinaikkan. - (ANTARA/Lucky)

Pemerintah dalam RAPBN-Perubahan 2014 telah menetapkan pagu belanja subsidi BBM sebesar Rp285 triliun

Bareksa.com - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan opsi pengendalian volume Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi masih merupakan pilihan realistis untuk mengurangi beban belanja subsidi BBM dan defisit anggaran secara keseluruhan.

"Saya kira yang paling realistis adalah dari segi volume atau pengendalian, tapi nanti kita lihat semua kemungkinannya," katanya di Jakarta, Senin.

Chatib masih menunggu kebijakan dari Kementerian ESDM terkait opsi pengendalian tersebut, karena pilihan untuk menaikkan harga BBM bukan merupakan opsi utama menjelang pemilu presiden dan implikasi politisnya besar.

Promo Terbaru di Bareksa

"Semua opsi itu kita buka, tapi kalau mau melakukan penyesuaian harga, butuh kompensasi, dan kalau mau memberi kompensasi nanti pada ribut money politics," ujarnya.

Ia mengatakan belum adanya kejelasan terkait kebijakan BBM bersubsidi dan tingginya belanja subsidi, membuat pemerintah harus memotong belanja di 86 Kementerian Lembaga hingga mencapai kurang lebih Rp100 triliun.

"Kita tahu persoalan yang kita hadapi karena bulan depan ada pemilihan presiden, maka opsi yang dilakukan adalah pemotongan anggaran," kata Chatib.

Pemerintah dalam RAPBN-Perubahan 2014 telah menetapkan pagu belanja subsidi BBM sebesar Rp285 triliun atau naik Rp74,3 triliun dari pagu yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp210,7 triliun.

Salah satu penyebab belanja subsidi BBM mengalami peningkatan cukup tinggi, adalah nilai tukar kurs yang mengalami pelemahan dari Rp10.500 per dolar AS pada APBN, menjadi Rp11.700 per dolar AS pada RAPBN-Perubahan 2014.

Hal tersebut menyebabkan belanja negara secara keseluruhan dalam RAPBN-Perubahan 2014 sedikit mengalami kenaikan, yaitu Rp1.849,4 triliun atau naik Rp6,9 triliun dari angka APBN Rp1.842,5 triliun.

Selain dari belanja subsidi BBM, tekanan terhadap belanja negara juga berasal dari kewajiban atas kegiatan tahun 2013 yang harus dibayar pada 2014 seperti subsidi listrik, dana bagi hasil dan kewajiban lainnya.

Upaya pengendalian belanja subsidi energi harus dilakukan pemerintah, karena defisit anggaran pada RAPBN-Perubahan ditetapkan 2,5 persen terhadap PDB, atau mendekati ambang batas maksimum sebesar 3,0 persen terhadap PDB. (Sumber : Antaranews.com)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua