BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

MAIN Diperkirakan Terkena Dampak Signifikan Atas Kebijakan T

Bareksa25 April 2014
Tags:
MAIN Diperkirakan Terkena Dampak Signifikan Atas Kebijakan T
Pedagang memilih ayam sebelum di potong di salah satu rumah potong hewan di Jakarta. Kementerian Perdagangan akan mengatur suplai bibit ayam (DOC) dan impor bibit indukan ayam (GPS) untuk menstabilkan harga ayam (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Kebijakan yang dikeluarkan Kemendag akan menghambat pertumbuhan pendapatan dari segmen DOC

Bareksa.com – Per 15 April 2014 kemarin, Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia (RI) mengeluarkan kebijakan terkait pembatasaan harga anak ayam usia sehari atau day old chicken (DOC) sebesar Rp 3.200 dan mengurangi pasokan supply bibit indukan ayam atau grand parent stock (GPS) serta DOC sebesar 15 persen. Dalam satu bulan terakhir, harga saham emiten di sektor peternakan mengalami penurunan rata-rata diatas 10 persen, karena investor khawatir akan penurunan laba yang disebabkan oleh kebijakan tersebut.

Lalu, apa dampaknya ke emiten yang mempunyai lini bisnis penjualan DOC?

Sebelum aturan penetapan harga itu dikeluarkan, harga DOC sebelumnya bervariasi mulai dari kisaran Rp3.800 hingga Rp5.000 per ekor. Sementara, saat ini harga produksi perusahaan berada di kisaran Rp4.200-Rp4.300 per ekor. Sehingga jika harga DOC dipatok di harga Rp 3.200 per ekor maka akan menyebabkan kerugian pada segmen tersebut.

Promo Terbaru di Bareksa

Kebijakan pemerintah itu akan mengurangi pendapatan untuk beberapa emiten seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN). Sepanjang tahun 2013, raihan pendapatan dari bisnis DOC tergolong tinggi, dimana pertumbuhan rata-rata atas pendapatan dari segmen tersebut mencapai 27,43 persen dibandingkan tahun 2012.

Dari laporan yang kami pelajari, di tahun 2013, kontribusi pendapatan segmen DOC terhadap total pendapatan CPIN mencapai 12,16 persen, semetara JPFA sekitar 13 persen,dan MAIN yang memiliki kontribusi segmen DOC paling besar yakni mencapai 20,39 persen. Sehingga jika aturan tersebut dijalankan permanen, maka MAIN akan terkena dampak paling besar, dengan proyeksi penurunan pendapatan yang signifikan sekitar 25-26 persen. Diikuti oleh CPIN yang berpotensi mengalami pengurangan sekitar 17-18 persen. Sedangkan pendapatan JPFA akan turun sekitar 13-14 persen.

Illustration
Grafik return harga saham CPIN, JPFA, dan MAIN selama satu bulan. Sumber: Bareksa.com

Illustration
Tabel perbandingan fundamental emiten MAIN, CPIN, dan JPFA. Sumber: Bareksa.com

Meskipun begitu, seluruh impak negatif akan dapat ditutupi dari pricing power bisnis pakan ternak yang cukup kuat yang diharapkan dapat menopang penurunan pendapatan dari segmen DOC. Selain itu juga harga ayam broiler sudah mulai mengalami peningkatan sekitar 12 – 13 persen sehingga diharapkan program ini hanya berlaku selama satu bulan pertama, karena akan direview setiap minggunya tergantung dengan kondisi pasar. Jadi jika harga ayam broler membaik dan para produsen ayam broiler dapat menikmati keuntungan maka kebijakan tersebut dapat dilonggarkan. Sehingga, kemungkinan emiten hanya akan mengalami perlambatan pertumbuhan pendapatan di semester pertama 2014.

Hal positif lainnya, tindakan sementara ini memang bisa dianggap sebagai solusi konkret jangka pendek untuk mengembalikan disiplin industri dalam menstabilkan harga ayam dan persediaan DOC yang telah membanjiri pasar dalam beberapa tahun terakhir. Lalu, berdasarkan perhitungan sejumlah emiten di sektor tersebut, jika mereka menjual DOC sekitar Rp3.400 per ekor (harga penetapan Rp3.200 ditambah biaya vaksin Rp200), maka biaya produksi akan menyesuaikan agar tidak terjadi kerugian yang besar. Meskipun akan menghambat ekspansi DOC emiten dalam jangka pendek, tetapi juga dapat menghalangi potensi adanya pemain baru di pasar.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua