BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Di tengah ketidakpastian politik, investor asing masuk Rp1,8

Bareksa22 April 2014
Tags:
Di tengah ketidakpastian politik, investor asing masuk Rp1,8
Lanang Trihardian, analis investasi PT Syailendra Capital

Risiko politik masih membayangi pasar saham dalam jangka pendek.

Bareksa.com - Pergerakan pasar saham Indonesia dua minggu terakhir ini sudah menyerupai roller coaster, menukik tajam pada satu waktu, namun kemudian mengalami lonjakan pada beberapa hari selanjutnya. Investor sempat terkejut dengan hasil pemilu legislatif, yang berdasarkan hasil penghitungan suara metode quickcount menunjukkan PDIP keluar menjadi pemenang, diikuti oleh Golkar dan Gerindra pada peringkat dua dan tiga.

Urutan partai pemenang pemilu sebenarnya tidak terlampau mengejutkan. Yang justru membuat investor terkejut adalah perolehan suara PDIP yang hanya mencapai sekitar 19-20 persen dari total suara, jauh di bawah ekspektasi sebelumnya yang diperkirakan akan mencapai 25-30 persen. Akibatnya, pasar langsung bereaksi negatif pada hari berikutnya ketika bursa dibuka. Tetapi, toh akhirnya reaksi negatif yang cenderung berlebihan tersebut tidak berlangsung lama. Indeks sepanjang pekan lalu mengalami rebound signifikan dan sudah kembali mendekati level sebelum terjadinya koreksi hasil pemilu. Minggu lalu IHSG akhirnya berhasil ditutup menguat sebesar +1,7 persen WoW.

Saham-saham yang menjadi motor kenaikan indeks pekan lalu adalah saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, seperti perbankan (BBRI, BMRI, BBCA), semen (INTP, SMGR), grup Astra, serta sektor konsumsi, khususnya GGRM dan UNVR. Sementara sepanjang minggu lalu Investor asing kembali tercatat melakukan aksi net buying signifikan sebesar Rp1,87 triliun. Dari sisi nilai tukar Rupiah, minggu lalu tercatat relatif stabil dan ditutup di level Rp11.424/USD.

Promo Terbaru di Bareksa

Topik pembicaraan terhangat dua bulan terakhir ini tak dapat dipungkiri adalah politik. Topik ini bahkan semakin memanas pada bulan april ini, seiring dilaksanakannya pemilu legislatif pada 9 April lalu. Meskipun sebagian besar investor berpandangan negatif terhadap pencapaian suara PDIP pada pemilu legislatif kemarin karena jauh di bawah ekspektasi, kami sendiri berpandangan hasil pileg kemarin relatif baik.

Sudah sejak lama kami menyatakan bahwa sepanjang pemilu berlangsung relatif lancar dan aman, pasar saham akan bereaksi positif dalam jangka panjang. Menurut kami, pemilu kemarin sudah berlangsung relatif lancar dan aman. Mengenai pencapaian suara PDIP yang jauh di bawah ekspektasi, menurut kami hal itu lebih mencerminkan terlampau tingginya ekspektasi investor terhadap PDIP. Investor tampaknya menganggap remeh keengganan masyarakat Indonesia untuk memilih partai dalam pemilu. Sekarang memang terbukti para pemilih lebih peduli terhadap figur calegnya, bukan partainya. Sehingga tidak serta merta setelah PDIP mengumumkan akan mencalonkan Jokowi sebagai capres mendatang, lantas para pemilih akan berbondong-bondong memilih PDIP. Karena banyak sekali pemilih yang meskipun suka terhadap Jokowi, namun tidak mau memilih partainya.

Kami juga ingin menyoroti bahwa tidak selalu dominasi satu partai di parlemen akan berarti rezim pemerintahan partai tersebut akan mulus dan tidak diganggu oleh parlemen. Buktinya adalah pemerintahan SBY 2009-2014 yang didukung oleh Partai Demokrat yang dominan di parlemen (26 persen suara pada pemilu 2009), ternyata kinerjanya jauh di bawah kinerja pemerintahan SBY 2004-2009 yang tanpa dukungan partai yang dominan di parlemen.

Kami hanya ingin mengingatkan bahwa yang dibutuhkan oleh Indonesia bukanlah pemerintahan yang didukung oleh mayoritas anggota DPR -- meskipun hal tersebut mungkin akan meringankan kerja pemerintah. Namun, di atas segalanya yang dibutuhkan Indonesia adalah pemerintahan yang efektif. Dukungan mayoritas parlemen bukanlah satu-satunya cara agar pemerintahan dapat lebih efektif, seperti yang terbukti pada pemerintahan SBY 2004-2009. Pemerintah yang akan datang bisa efektif apabila dia didukung oleh mayoritas rakyat. Hal ini bisa dicapai dengan cara memilih kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, bukan kebutuhan partai atau golongannya.

Sudah saatnya Indonesia memiliki pemerintahan yang berkualitas, yang mau dan mampu melakukan reformasi struktural terhadap perekonomian Indonesia. Hal itu sangat penting agar jangan sampai Indonesia terjebak dalam “middle income trap”. IHSG pekan ini akan bergerak di kisaran 4.740-4.933.

*Lanang Trihardian adalah analis investasi PT Syailendra Capital

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua