BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Kala pasar saham alot terkoreksi secara signifikan

Bareksa08 April 2014
Tags:
Kala pasar saham alot terkoreksi secara signifikan
Lanang Trihardian, analis investasi PT Syailendra Capital

Data ekonomi yang positif membuat investor asing melakukan aksi beli masif saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga

Bareksa.com - Pasar saham Indonesia baru saja melewati minggu yang bagus minggu lalu. Pada minggu yang pendek setelah terpotong libur Hari Raya Nyepi, IHSG berhasil mencetak kinerja yang impresif dengan mencatat penguatan sebesar +1,9% WoW. Indeks bahkan sempat menyentuh level 4900 pada perdagangan intraday, meskipun kemudian terkena koreksi akibat aksi ambil untung investor.

Kenaikan indeks tersebut terutama dipicu oleh data ekonomi, berupa data inflasi bulan Maret dan transaksi perdagangan bulan Februari, yang keduanya mencatat hasil yang lebih baik dari ekspektasi. Data inflasi lebih rendah dari perkiraan konsensus, sedangkan data transaksi perdagangan secara mengejutkan mencetak surplus yang jauh di atas ekspektasi.

Data ekonomi yang positif tersebut membuat investor asing melakukan aksi beli masif saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, khususnya perbankan dan Astra, serta saham-saham sektor infrastruktur, semen dan telekomunikasi. Saham-saham yang menjadi motor kenaikan indeks antara lain: BMRI, ASII, BBRI, BBNI, dan TLKM. Sepanjang minggu lalu saja, Investor asing telah tercatat melakukan aksi net buying masif sebesar Rp3.946 miliar. Sementara nilai tukar Rupiah minggu lalu juga tercatat menguat tipis ke level Rp11.317/USD.

Minggu lalu BPS mengumumkan angka Inflasi bulan Maret 2014 yang kembali menunjukkan hasil yang positif karena lebih rendah dari ekspektasi. Inflasi Maret masih tampak relatif terkendali dengan mencatatkan hasil sebesar 0,08% MoM dari 0,26% pada bulan sebelumnya. Inflasi secara YoY juga terlihat semakin mereda menjadi 7,32% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,75%. Hasil tersebut positif karena baik secara MoM maupun YoY angka inflasi di bawah ekspektasi konsensus yang masing-masing sebesar 0,11% MoM dan 7,35% YoY.

Promo Terbaru di Bareksa

Inflasi mulai mereda terutama didorong oleh mulai menyusutnya kenaikan harga makanan. Sedangkan angka inflasi inti tercatat mulai stabil di level 4,61% YoY, naik tipis dari 4,57% pada bulan Februari lalu. Hasil tersebut juga sejalan dengan pandangan kami bahwa inflasi tahun 2014 akan turun signifikan dibandingkan 2013, dengan kisaran target inflasi sebesar 4,5-5,5%. Inflasi hanya akan menembus 5,5% apabila pemerintah memutuskan untuk kembali menaikkan harga BBM subsidi pada tahun ini. Hasil tersebut juga semakin memperkecil kemungkinan BI akan menaikkan suku bunga BI rate dalam waktu dekat ini.

Berita yang positif juga datang dari sisi perdagangan internasional, di mana Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan pada bulan Februari 2014 sebesar US$785 juta, setelah secara mencatatkan defisit pada Januari lalu. Nilai surplus neraca perdagangan tersebut juga jauh di atas ekspektasi sebesar US$300 juta. Surplus neraca perdagangan sayangnya terutama masih dipicu oleh merosotnya impor sebesar -10.0% YoY, sementara ekspor juga masih lesu setelah tercatat turun sebesar -3,0% YoY. Data neraca perdagangan ini pantas disambut positif sebab kekhawatiran mengenai dampak larangan ekspor bahan mineral mentah nampaknya terlalu berlebihan setelah kinerja ekspor kita ternyata masih relatif bertahan sampai dengan bulan Februari.

Meskipun hingga saat ini kinerja IHSG sudah sangat bagus, kami menilai indeks masih memiliki potensi kenaikan hingga akhir tahun. Saat ini risiko politik Indonesia telah turun signifikan setelah PDIP akhirnya memutuskan akan mencalonkan Jokowi sebagai capresnya pada Pemilihan Presiden nanti. Apabila kita merujuk pada berbagai hasil survei yang telah dilaksanakan, paling tidak kini kita sudah dapat menyimpulkan Jokowi kemungkinan akan terpilih menjadi presiden yang akan datang. Kini pasar mengantisipasi siapa yang akan menjadi pasangan wakil presiden Jokowi pada Pilpres nanti.

Kami juga mengamati pasar saham Indonesia akhir-akhir ini cukup alot dan sukar terkoreksi signifikan. Bahkan efek negatif dari wacana akan mulai dinaikkannya suku bunga di AS oleh the Fed pada pertengahan 2015 pun hanya sedikit menggoyahkan pasar. Tidak lama kemudian pasar sudah membal kembali seiring dengan positifnya data ekonomi domestik. Kami estimasikan indeks akan berada di sekitar level 5200 pada akhir tahun. IHSG pekan ini akan bergerak di kisaran 4839-5063.

*Lanang Trihardian adalah analis investasi PT Syailendra Capital

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua