Kenaikan harga BBM tak ampuh tekan konsumsi premium
Energi terbarukan dapat menjadi solusi untuk mengurangi beban defisit neraca perdagangan
Energi terbarukan dapat menjadi solusi untuk mengurangi beban defisit neraca perdagangan
Merdeka.com - Juni lalu, pemerintah mengambil keputusan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium dan Solar. Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi sekaligus mengurangi impor minyak yang selama ini dituding menjadi kambing hitam melebarnya defisit neraca perdagangan.
Setelah lima bulan berlalu, kebijakan ini ternyata tidak ampuh menekan defisit neraca perdagangan. Impor minyak masih tetap tinggi. Direktur Indef Eni Sri Hartati mengatakan, sesungguhnya kenaikan harga BBM tidak ada hubungannya dengan upaya mengurangi defisit neraca perdagangan
Promo Terbaru di Bareksa
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.