Bareksa.com - Sebagian besar dari Smart Investor pasti ingin saat usia pensiun, bisa menikmati hidup, beribadah, melakukan hobi, menimang cucu dan sesekali liburan tanpa merepotkan anak dan keluarga. Namun tidak jarang, sebagian orang justru masih harus bekerja keras untuk mencari nafkah di usia senja. Ini karena mereka tidak menyiapkan tabungan pensiun sejak dini.
Padahal jika persiapan tabungan pensiun dilakukan sejak dini, maka Smart Investor bisa mencapai target usia pensiun dengan dana yang memadai. Apalagi, uang tersebut akan tergerus inflasi. Sehingga nilai uang tertentu yang saat ini dinilai besar, maka beberapa tahun mendatang saat usia pensiun, nilai uang itu menjadi kecil akibat tergerus inflasi.
Lantas bagaimana cara menyiapkan tabungan pensiun dan memperkirakan nilai inflasinya?
Misalkan Smart Investor saat ini berusia 30 tahun dan ingin memiliki tabungan pensiun sekitar Rp2,5 miliar di usia 55 tahun. Artinya jika baru mulai investasi, maka Smart Investor memiliki waktu 25 tahun atau 300 bulan. Untuk menghitungnya, Smart Investor bisa gunakan fitur Rencana Hari Tua di Bareksa. Berikut simulasinya :
Sumber : Bareksa
Dalam tools tersebut, Smart Investor masukkan usia saat ini 30 tahun, dengan tabungan yang disisihkan Rp1 juta per bulan. Pengeluaran bulanan saat ini diperkirakan senilai Rp5 juta dan pensiun direncanakan pada usia 55 tahun.
Proyeksi imbal hasil yang diharapkan 15% per tahun. Besaran imbalan yang diharapkan tergolong moderat. Sebab berdasarkan daftar reksadana yang tersedia di Bareksa, top 10 reksadana dengan cuan tertinggi berhasil memberikan imbal hasil antara 24% hingga 33% per tahun (per 11 Agustus 2022), atau jika dirata-ratakan 27,9% per tahun.
Sumber : Bareksa
Proyeksi inflasi 5% per tahun, mempertimbangkan level tersebut di atas target Bank Indonesia yang memperkirakan inflasi nasional di 2022 ini 3+/-1%. Realisasi inflasi pada Juli 2022 di level 4,94% secara tahunan, dan sepanjang tahun berjalan periode Januari - Juli 2022 naik 3,85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Proyeksi imbal hasil dari investasi setelah usia pensiun bisa di kisaran 8%, dengan asumsi semakin tua usia Smart Investor, maka akan lebih cenderung memilih instrumen investasi yang lebih konservatif. Atau komposisi investasi di instrumen yang rendah risiko biasanya lebih dominan atau mayoritas, dari yang berisiko tinggi.
Instrumen investasi berisiko tinggi seperti reksadana saham dan reksadana indeks. Adapun instrumen investasi risiko moderat - tinggi seperti reksadana campuran. Instrumen investasi berisiko moderat seperti reksadana pendapatan tetap. Terakhir instrumen investasi rendah risiko seperti reksadana pasar uang dan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel.
Dari hasil simulasi, maka Smart Investor akan mendapatkan hasil proyeksi tabungan pensiun berikut ini :
Sumber : Bareksa
Dari hasil simulasi terlihat,jika Smart Investor saat ini berusia 30 tahun dan rutin berinvestasi Rp1 juta per bulan dengan imbal hasil yang diharapkan 15% per tahun, maka di usia 55 tahun saat mulai pensiun, Smart Investor memiliki tabungan Rp2,49 miliar atau sekitar Rp2,5 miliar. Kemudian dengan usia harapan hidup 70 tahun, maka di usia 70, Smart Investor masih bisa menggunakan tabungan tersebut.
Artinya Smart Investor telah sukses menyiapkan tabungan pensiun, sehingga nantinya tidak merepotkan anak dan keluarga. Namun perlu diingat, simulasi tabungan hari tua ini tidak menjamin hasilnya akan sama. Sebab untuk indikator imbal hasil investasi misalnya, tergantung pada kondisi pasar, sehingga realisasi imbal hasilnya bisa lebih kecil atau lebih besar.
Demikian juga estimasi inflasi akan sangat bergantung pada kondisi perekonomian nasional. Karena itu, jika Smart Investor ingin agar dana pensiunnya maksimal sesuai target, maka harus dimulai sejak dini. Selain itu, jika memiliki dana lebih, alangkah lebih baik jika nilai investasinya bisa diperbesar, agar target tabungan pensiun bisa tercapai lebih dini.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.