Tiga Aset Safe Haven yang Bisa Dipilih Saat Terjadi Gejolak Pasar
Gejolak pasar saham menyusul kekhawatiran mengenai pergolakan di Ukraina yang meningkat
Gejolak pasar saham menyusul kekhawatiran mengenai pergolakan di Ukraina yang meningkat
Bareksa.com - Mengawali pekan ini, bursa saham Tanah Air harus tersungkur seiring dengan gugurnya mayoritas bursa saham di Kawasan Asia akibat ketegangan yang terjadi di Ukraina.
Pada perdagangan Senin (14/2/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,19 persen ke level 6.734,49. Aktivitas jual beli saham terpantau cukup ramai dengan nilai transaksi yang mencapai Rp12,45 triliun.
Kinerja IHSG memang senada dengan mayoritas bursa saham di Kawasan Asia, seperti Nikkei (Jepang) yang ambrol 2,23 persen, Kospi (Korea) jatuh 1,57 persen, Hang Seng (Hong Kong) merosot 1,41 persen, Shanghai (China) melemah 0,98 persen, dan Straits Time (Singapura) terkoreksi 0,23 persen.
Namun beruntung pada penutupan perdagangan Selasa (15/2/2022) IHSG kembali bangkit dengan kenaikan 1,08 persen ke level 6.807.
Gejolak pasar saham menyusul kekhawatiran mengenai pergolakan di Ukraina yang meningkat setelah media AS mengklaim bahwa Rusia akan menganeksasi negara tetangganya tersebut pada Rabu pekan ini, dengan meningkatkan tentara di perbatasan dari 100.000 menjadi 130.000 orang.
Mengutip Reuters, invasi Rusia ke Ukraina tersebut dinilai bisa memicu konflik atau perang dalam skala yang lebih besar dengan menyebabkan setidaknya 50.000 korban jiwa. Pelaku pasar mencemaskan efek instabilitas tersebut terhadap pemulihan ekonomi dan bursa global.
Namun kemudian pada hari ini (15/02/2022), diberitakan Rusia memutuskan untuk menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina. Kabar ini disambut dengan kenaikan pasar saham global.
Pilihan Safe haven Bagi Investor
Gejolak di pasar modal membuat para investor berusaha mencari aset investasi yang dianggap aman (safe haven instrument) untuk melindungi kekayaannya dari penurunan nilai akibat risiko gejolak tersebut.
Tidak sedikit instrumen safe haven yang dapat diincar dan menjadi sarana diversifikasi serta lindung nilai (hedging) ketika harus menghadapi risiko yang membesar.
Lantas, apa saja aset safe haven yang dapat dijadikan pertimbangan oleh investor?
1. Emas
Berdasarkan sejarahnya, emas memang merupakan alat hedging paling tradisional di dunia. Setiap kali ada risiko yang meningkat, keunggulan utama emas yaitu dari likuiditas akibat ketergantungan historis dan penerimaan publik yang luas pada produk tersebut.
Nilai aset tersebut juga diharapkan beriringan dengan inflasi untuk jangka waktu yang lama serta dipercaya sebagai alat penyimpan nilai atau "store of value". Selain itu, nilai emas juga tidak dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga yang ditetapkan pemerintah.
Meskipun demikian, ada sejumlah risiko terhadap investasi emas fisik batangan, seperti risiko kehilangan dan pencurian. Karena itu, investasi emas dalam jumlah besar memerlukan biaya lebih bila ingin aman, seperti menyewa brankas di bank atau di pegadaian.
2. Surat Berharga Negara (SBN)
Surat Berharga Negara (SBN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.
Sesuai Undang-Undang No. 24 Tahun 2002, SUN terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara (termasuk Obligasi Negara Retail/ORI).
a. Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adalah SUN yang berjangka waktu maksimal 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.
b. Obligasi Negara
Obligasi Negara adalah SUN yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan dengan kupon atau pembayaran bunga secara diskonto.
c. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Negara Ritel (SR)
Obligasi Negara yang diperdagangkan secara ritel. Tujuan diterbitkannya ORI adalah untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat atau investor individual untuk secara langsung memiliki dan memperdagangkan secara aktif dalam perdagangan Obligasi Negara.
Jika ORI merupakan jenis konvensional, maka Sukuk Ritel (SR) merupakan jenis syariahnya.
d. Savings Bond Retail (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST)
SBR merupakan turunan dari ORI, yang memiliki sifat mirip dengan tabungan (saving) atau deposito bank untuk masyarakat ritel sehingga dinamakan seperti produk perbankan itu. Biasanya, tenor dari SBR tidak terlalu panjang, seperti SBR009 memiliki tenor 2 tahun saja.
SUN dianggap sebagai safe haven karena memiliki risiko gagal bayar (default) yang sangat kecil atau hampir tidak mungkin, mengingat Pemerintah menjamin pokok dan kupon SUN dalam APBN.
Jenis syariah dari instrumen ini adalah Sukuk Tabungan.
3. Reksadana Pasar Uang
Instrumen lain yang bisa sebagai alternatif safe haven bagi investor adalah reksadana pasar uang. Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sementara itu, reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.
Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
Jenis reksadana ini memiliki risiko yang minim dan cocok bagi kamu yang merupakan investor pemula. Keuntungannya pun bisa setara bahkan lebih dari deposito dan dapat dicairkan kapan saja serta tanpa potongan pajak.
Reksadana ini juga ada jenis syariahnya yakni reksadana pasar uang syariah.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.