Ada Empat Strategi Investasi Reksadana, Yang Mana Cocok Denganmu?
Pilih strategi yang tepat dan sesuai kondisi keuanganmu, sehingga bisa memberikan imbal hasil maksimal
Pilih strategi yang tepat dan sesuai kondisi keuanganmu, sehingga bisa memberikan imbal hasil maksimal
Bareksa.com - Berinvestasi sudah menjadi bagian dari gaya hidup bagi sebagian orang. Apalagi kini didukung oleh berbagai kemudahan dalam berinvestasi. Nah, investasi di reksadana, jadi salah satu opsi instrumen investasi yang beberapa tahun belakangan semakin diminati masyarakat.
Tertarik investasi di reksadana juga? Pastikan kamu memahami dengan baik instrumen investasi yang satu ini terlebih dahulu. Mengingat potensi risiko yang terdapat pada reksadana juga berbanding lurus dengan potensi imbal hasilnya akan kamu dapatkan.
Makanya, dibutuhkan kemampuan yang baik dalam mengelola reksadana, sehingga investasi ini kelak bisa memberikan keuntungan yang maksimal bagi keuangan.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu, ada baiknya pelajari juga beberapa strategi investasinya sejak awal, agar investasi reksadana yang kamu lakukan memberikan hasil maksimal.
Beberapa strategi agar investasimu di reksadana bisa memperoleh cuan maksimal :
1. Strategi “Market Timing”
Investasi reksadana harus dilakukan dengan pertimbangan yang tepat, terutama terkait dengan waktu pembelian dan penjualannya. Jika investasi reksadana kamu lakukan di saat kondisi pasar sedang menguat dengan harga yang masih terbilang rendah, maka potensi keuntungan dari investasi reksadana ini tentu akan besar.
Namun sebaliknya, jika kamu membeli reksadana dengan terburu-buru ketika harganya sedang tinggi, maka potensi keuntungan ini tentu kecil. Apalagi, jika akhirnya kamu menjual di saat harga sedang turun.
Penting untuk selalu mencermati indikator Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan juga pergerakan pasar sebelum mengambil keputusan dalam investasi reksadana. Dengan begitu, investasi ini bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Selain itu, kamu juga perlu memahami dengan baik bahwa investasi reksadana membutuhkan waktu yang tidak singkat (instan) untuk bisa menghasilkan keuntungan yang besar.
2. Strategi “DCA (Dollar Cost Averaging)”
Nah jika kamu termasuk investor yang suka bermain aman dan fokus menjaga nilai investasi tanpa berbagai usaha besar, maka strategi yang satu ini akan menjadi pilihan yang tepat.
Di dalam strategi DCA ini kamu akan membeli reksadana yang tepat secara rutin dan berkala, misalnya bulanan atau per 3 bulan dan lainnya. Kebiasaan membeli reksadana secara rutin akan membuat kamu bisa menghindari keputusan yang impulsif dalam investasi yang kamu lakukan.
Hal ini tentu penting, mengingat reksadana juga membutuhkan waktu yang tepat untuk bisa menghasilkan keuntungan maksimal. Pergerakan harga pasar tidak akan membuatmu panik.
Ketika harga sedang turun kamu masih tetap bisa melakukan pembelian dengan jumlah dana yang sama, sehingga kamu bisa mendapatkan unit yang lebih banyak dari pembelian sebelumnya.
Sebaliknya ketika harga bergerak naik, maka unit yang bisa kamu beli dengan menggunakan nilai dana yang sama tentu akan lebih sedikit. Namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Sebab secara jangka panjang pembelian tetap seperti ini bisa meminimalisir risiko dalam investasi.
Cara investasi reksadana seperti ini akan menjadi pilihan tepat untuk kamu yang memiliki penghasilan tetap.
3. Strategi “Lump Sum”
Sementara untuk kamu yang tidak memiliki penghasilan tetap, strategi investasi reksadana yang satu ini akan menjadi pilihan tepat.
Dalam strategi lump sum, dana investasi akan disetorkan sekaligus yakni jumlah tertentu, misalnya Rp10 juta dan tidak melakukan penambahan di kemudian hari.
Pembelian sekaligus seperti ini cukup aman dan efektif, sebab bisa memberikan keuntungan yang maksimal, terutama jika kinerja pasar untuk jangka pendek atau menengah terbilang positif.
Strategi ini cocok untuk Anda yang simpel dan tidak ingin repot melakukan investasi secara bertahap.
4. Strategi “Buy and Hold”
Strategi yang satu ini terbilang sederhana, namun tidak selalu mudah untuk dilakukan oleh semua orang. Di dalam strategi buy and hold, kamu akan membeli sejumlah unit reksadana dan mendiamkannya selama kurun waktu yang panjang.
Hal seperti ini akan cocok buat kamu yang punya target tertentu dan cukup besar di masa yang akan datang, seperti membangun rumah pribadi, membeli mobil dan lainnya.
Strategi ini setidaknya harus dijalankan untuk jangka waktu 15 tahun, sehingga bisa memberikan keuntungan yang maksimal dan meminimalkan risiko kerugian yang bisa saja terjadi setiap saat.
Terapkan strategi tepat untuk Investasi yang aman melakukan investasi reksadana akan memberikan kamu kesempatan untuk mendapatkan keuntungan cukup besar. Namun hal ini juga membutuhkan strategi yang tepat, agar investasi tersebut bisa berjalan dengan aman.
Pilih dan terapkan strategi yang tepat serta sesuai dengan kondisi keuanganmu, sehingga investasi reksadana yang kamu lakukan bisa memberikan imbal hasil maksimal.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.