Lima Strategi Investasi Reksadana agar Cuan Maksimal, Kamu Pilih Mana?
Pilih dan terapkan strategi yang tepat serta sesuai dengan kondisi keuangan dan profil risiko kamu
Pilih dan terapkan strategi yang tepat serta sesuai dengan kondisi keuangan dan profil risiko kamu
Bareksa.com - Menabung untuk bekal masa depan, memang cara termudah yang bisa dilakukan setiap orang. Namun saat ini, melakukan investasi bisa dikatakan hal yang wajib ditempuh untuk bisa mencapai masa depan yang lebih baik.
Ada berbagai jenis investasi, salah satunya reksadana. Secara sederhana, reksadana diartikan sebagai sebuah sistem pengelolaan dana oleh pihak profesional yaitu Manajer Investasi (MI), bagi investor yang ingin menanamkan investasi mereka dalam berbagai instrumen investasi yang ada di pasar uang maupun pasar modal.
Reksadana dianggap sebagai tipe investasi yang sederhana dan cocok untuk mereka yang memiliki keinginan untuk berinvestasi jangka panjang namun tidak memiliki waktu ataupun pengetahuan lebih untuk melakukan investasi secara langsung di pasar modal.
Promo Terbaru di Bareksa
Meski demikian, seperti model investasi lainnya, ada berbagai strategi yang bisa diterapkan dalam berinvestasi di reksadana agar bisa mengantongi cuan maksimal. Strategi yang dapat dipergunakan dalam investasi reksadana antara lain:
1. Strategi Market Timing
Investasi reksadana harus dilakukan dengan pertimbangan yang tepat, terutama terkait dengan waktu pembelian dan penjualannya. Jika investasi reksadana Anda lakukan di saat kondisi pasar sedang menguat dengan harga yang masih terbilang rendah, maka potensi keuntungan dari investasi reksadana ini tentu akan besar.
Namun sebaliknya, jika Anda membeli reksadana dengan terburu-buru ketika harganya sedang tinggi, maka potensi keuntungan ini tentu kecil. Apalagi jika akhirnya Anda menjual di saat harga sedang turun. Penting untuk selalu mencermati indikator Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan juga pergerakan pasar sebelum mengambil keputusan dalam investasi reksadana. Sehingga investasi ini bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal.
2. Strategi Lump Sum
Untuk Anda yang tidak memiliki penghasilan tetap, strategi investasi reksadana yang satu ini akan menjadi pilihan tepat. Dalam strategi lump sum, dana investasi akan disetorkan sekaligus dalam jumlah tertentu, misalnya Rp10 juta dan tidak melakukan penambahan di kemudian hari.
Pembelian sekaligus seperti ini cukup aman dan efektif, sebab bisa memberikan keuntungan yang maksimal, terutama jika kinerja pasar untuk jangka pendek atau menengah terbilang positif. Strategi ini cocok untuk Anda yang simpel dan tidak ingin repot melakukan investasi secara bertahap.
3. Strategi dollar cost averaging (DCA)
Strategi ini tepat jika Anda termasuk investor yang suka bermain aman dan fokus menjaga nilai investasi tanpa berbagai usaha besar. Dalam strategi DCA ini Anda akan membeli reksadana yang tepat secara rutin dan berkala, misalnya bulanan atau per tiga bulan dan lainnya.Kebiasaan membeli reksadana secara rutin akan membuat Anda bisa menghindari keputusan yang impulsif di dalam investasi yang dilakukan. Hal ini tentu penting, mengingat reksadana juga membutuhkan waktu yang tepat untuk bisa menghasilkan keuntungan maksimal.
Pergerakan harga pasar tidak akan membuat kepanikan buat Anda. Ketika harga sedang turun Anda masih tetap bisa melakukan pembelian dengan jumlah dana yang sama, sehingga Anda bisa mendapatkan unit yang lebih banyak dari pembelian sebelumnya. Sebaliknya ketika harga bergerak naik, maka unit yang bisa Anda beli dengan menggunakan nilai dana yang sama tentu akan lebih sedikit. Namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Secara jangka panjang pembelian tetap seperti ini bisa memperkecil risiko di dalam investasi tersebut. Pembelian yang seperti ini akan menjadi pilihan tepat untuk Anda yang memiliki penghasilan yang tetap.
4. Strategi Constant Share (CS)
Berbanding terbalik dengan strategi DCA, strategi constant share (CS) lebih mengacu bukan pada jumlah uang yang dikeluarkan secara berkala dalam periode tertentu, melainkan pada jumlah unit yang dibeli secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Kelebihan utama dari strategi ini adalah si investor dapat dengan mudah menghitung jumlah unit yang mereka miliki dalam jangka waktu tertentu.
Namun tentu saja, biaya yang dikeluarkan bisa sangat bervariasi dan bisa jadi jauh lebih besar. Sebab harga NAB sebuah unit reksadana bisa turun ataupun naik dengan drastis dalam jangka waktu yang cukup singkat.
5. Strategi Buy Hold
Strategi yang satu ini terbilang simpel, namun tidak selalu mudah untuk dilakukan oleh semua orang. Dalam strategi buy and hold, Anda akan membeli sejumlah unit reksadana dan mendiamkannya selama kurun waktu yang panjang. Hal seperti ini akan cocok buat Anda yang punya target tertentu dan cukup besar di masa yang akan datang, seperti membangun rumah pribadi, membeli mobil, dan lainnya.
Strategi ini setidaknya harus dijalankan untuk jangka waktu 15 tahun, sehingga bisa memberikan keuntungan yang maksimal dan meminimalkan risiko kerugian yang bisa saja terjadi setiap saat.
Jadi strategi investasi reksadana apa yang Anda pilih? Pilih dan terapkan strategi yang tepat serta sesuai dengan kondisi keuangan dan profil risiko Anda, sehingga investasi reksadana yang Anda lakukan bisa memberikan imbal hasil yang maksimal.
(Martina Priyanti/AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.