Bareksa.com - Memiliki tempat tinggal sendiri setelah kita bisa mandiri secara keuangan tentu menjadi impian tiap orang. Namun, tempat tinggal berupa rumah atau apartemen bukan barang murah, bagaimana cara mengumpulkan uang untuk membelinya?

Felicia Putri Tjiasaka, investment coach, menjelaskan ketika punya keinginan untuk memiliki tempat tinggal sendiri, ada baiknya kita menetapkan tujuan itu secara rinci. Misalnya, apakah kita ingin membeli rumah atau apartemen, di mana lokasi yang kita inginkan, dan apakah kita ingin membeli secara tunai (cash) atau kredit KPR?

"Kalau saya pribadi lebih suka apartemen yang lebih dekat ke kota karena saya tidak suka perjalanan terlalu lama ke tempat kerja. Untuk membeli properti saya pilih KPR karena saya bisa mengalokasikan cash saya untuk investasi atau bisnis lain," ujarnya dalam InveStream bersama Bareksa, 26 Januari 2021.

Bila sudah memiliki tujuan atau pilihan properti yang jelas, dari situ kita bisa membuat hitungan atau simulasinya. Felicia memberikan contoh bila ingin mengumpulkan uang muka (DP) rumah dalam setahun, instrumen yang cocok adalah reksadana pasar uang karena stabil dan risikonya rendah.

Contoh kasus, ada sepasang pengantin baru yang ingin membeli rumah Rp1 miliar dalam setahun ke depan. Penghasilan keduanya bila disatukan sebesar Rp50 juta per bulan. Tabungan saat ini yang dimiliki untuk DP rumah senilai Rp300 juta.

Pengantin baru ini menargetkan bisa mengumpulkan DP Rp500 juta atau 50 persen dalam setahun ke depan. Berapa uang per bulan yang perlu dikumpulkan di dalam reksadana pasar uang dengan imbal hasil (return) 7 persen per tahun?

Felicia menjelaskan bahwa penghitungan ini bisa dilakukan dengan menggunakan rumus yang ada di Excel. Alternatifnya, kita juga bisa menggunakan kalkulator investasi yang tersedia di Bareksa.

Menurut hitungan Felicia, untuk mengumpulkan uang DP rumah dalam setahun ke depan dibutuhkan Rp14 jutaan per bulan di reksadana pasar uang. Untuk pasangan dengan penghasilan Rp50 juta per bulan, dana ini sekitar 30 persennya sehingga masih mungkin untuk dilakukan dengan catatan disiplin tiap bulan.

Lantas, bagaimana dengan mereka yang penghasilannya lebih kecil? Dengan kalkulator investasi ini setidaknya kita tahu berapa yang perlu kita sisihkan di investasi reksadana. Cara lain, kita bisa saja memperpanjang waktu investasi atau mengurangi jumlah DP.

“Untuk pemula yang mau investasi jangan pikir lagi, langsung beli reksadana pasar uang di Bareksa. Kalau kamu sudah lebih mengerti, sesuaikan produknya dengan tujuan investasi kamu,” pesan Felicia.

Jadi, jangan ragu untuk memulai investasi di reksadana agar kita bisa segera mencapai apapun tujuan keuangan kita.

Buat kamu yang sudah nonton acara InveStream Bareksa bersama Felicia, ada hadiah 5 smartphone Samsung menunggumu. Baca lengkapnya di sini.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.