9 Tips Ajari Anak Nabung Uang Angpao
Berkaitan dengan masalah uang, anak-anak juga perlu mengaturnya sejak dini untuk bekal mereka saat dewasa
Berkaitan dengan masalah uang, anak-anak juga perlu mengaturnya sejak dini untuk bekal mereka saat dewasa
Bareksa.com - Perayaan Tahun Baru China atau yang biasa disebut dengan Imlek selalu membawa kegembiraan bagi anak-anak, terutama karena ada tradisi pemberian angpao. Momen ini bisa menjadi salah satu jalan mengajari anak untuk mulai mengatur keuangan.
Dalam tradisinya, amplop merah berisi uang diberikan kepada anak-anak oleh orangtua maupun oleh anak yang sudah menikah kepada orangtua ataupun sodaranya. Makna filosofis dari kebiasaan ini adalah pembagian kesejahteraan atau energi.
Berkaitan dengan masalah uang, anak-anak juga perlu mengaturnya sejak dini. Hal ini butuh pengajaran dari orangtua, dan momen pemberian angpao saat Imlek bisa menjadi latihan yang berguna untuk mengenalkan uang kepada anak-anak.
Menurut artikel yang ditulis Lorna Tan di koran Straits Times, berikut ini ada 9 tips bagi orangtua dalam mengajarkan pengaturan keuangan kepada anak-anak.
1. Mulai sejak dini
Tidak ada istilah terlalu dini untuk mengajarkan cara mengatur uang yang benar bagi anak-anak. waktu yang paling efektif untuk memberikan konsep pengaturan keuangan adalah saat anak-anak mulai sekolah, atau ketika mereka sudah bisa berhitung.
Orangtua harus terus menanamkan pemikiran agar anak tidak membelanjakan uang lebih banyak dari yang mereka dapatkan.
Semakin dini anak-anak mengerti tentang konsep menabung, mereka akan memiliki disiplin yang kuat dalam hal mengatur uang. Mereka juga diharapkan bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan, yakni konsep terpenting dalam merencanakan anggaran secara bijak.
2. Buat kebiasaan menabung
Banyak orangtua yang membuat kesalahan dengan membiarkan anak-anak memutuskan sendiri penggunaan angpao yang telah mereka terima, termasuk menghabiskannya untuk berbelanja.
Cara yang terbaik adalah mengajarkan anak untuk menghargai uang dengan menabung sebagian besar dari angpao yang mereka terima sebelum membelanjakannya. Orangtua harus memandu anak-anak dalam membelanjakan uang agar tidak menjadi kebiasaan buruk ketika mereka telah beranjak dewasa.
3. Alokasi uang untuk berbagai kebutuhan
Sejak usia dini, anak-anak bisa diajarkan membagi uang untuk berbagai keperluan, termasuk menabung, berbelanja dan beramal. Yang terpenting adalah membiasakan anak untuk menabung sebelum berbelanja.
Orang tua juga bisa mendorong anak untuk menabung dalam rangka membeli suatu keinginan, misal ponsel atau Play Station terbaru.
Selain itu, anak-anak juga disarankan untuk ikut dalam perencanaan keuangan keluarga. Dari sini, mereka akan mengerti berapa uang yang telah dikeluarkan dan berapa yang bisa disimpan untuk keperluan mendatang, misalnya liburan keluarga.
4. Pelajaran keuangan sehari-hari
Mengajari anak tentang keuangan tidak hanya terbatas pada momen Imlek, atau Lebaran saja seperti yang dirayakan oleh sebagian besar orang Indonesia. Anak-anak perlu dibiasakan mengenal uang dalam kegiatan sehari-hari, seperti dalam belanja ke supermarket, atau pergi ke bank dalam rangka menyetor tabungan.
Dengan pengajaran ini, anak bisa memahami bahwa uang itu bisa habis bila dibelanjakan. Oleh sebab itu, menabung dana terutama dari angpao bisa berguna untuk kebutuhan di masa mendatang.
5. Membuat anggaran
Salah satu contoh agar anak bisa membuat anggaran adalah dengan menggunakan beberapa celengan yang diberi label. Tiap celengan digunakan untuk memenuhi tujuan yang berbeda-beda.
Orangtua bisa menyarankan anak untuk membagi uang saku dengan beberapa cara. Salah satunya adalah membagi 40 persen uang saku untuk jajan sehari-hari, 40 persen untuk tabungan jangka pendek seperti membeli mainan, dan sisa 20 pesen untuk jangka panjang seperti untuk membeli sepeda.
6. Keinginan vs. kebutuhan
Satu cara untuk mengajari anak perbedaan antara kebutuhan dan keinginan adalah dengan membagi porsi uang angpao mereka menjadi dua bagian. Bagian kebutuhan seharusnya lebih besar dibandingkan keinginan, misal porsinya 70:30 persen.
Orangtua bisa mengajari anak bahwa kebutuhan adalah sesuatu yang kita tidak bisa tinggalkan. Sementara itu, keinginan adalah sesuatu yang kita masih bisa hidup tanpanya tetapi dapat membuat kita senang.
7. Buat menabung menyenangkan
Biasanya, anak-anak lebih menyukai angpao berisi uang kertas terbitan baru sehingga mereka cenderung untuk menyimpannya daripada membelanjakannya. Apalagi, lebih menarik bila uang yang mereka dapatkan di tahun ini berbeda dengan yang di tahun lalu sehingga mereka menabung layaknya mengoleksi uang kertas terbitan tahun yang berbeda.
Selain itu, sebagian anak-anak lebih terdorong menabung bila mendapat stimulus dalam bentuk visual. Contohnya, orangtua bisa menggunakan toples transparan sebagai celengan sehingga anak-anak termotivasi untuk segera memenuhi celengan tersebut.
8. Meniru
Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa, terutama orangtua mereka sendiri. Maka dari itu, ibu dan ayah bisa menjadi pengaruh besar dalam memberikan contoh dalam menentukan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan.
Orangtua bsa mendorong anak-anak untuk tidak langsung membeli barang dengan mengajari bagaimana cara membandingkan harga sebelum berbelanja. Yang terpenting, orangtua juga bisa memberikan pengertian bahwa belanja itu tidak selalu diasosiasikan dengan hobi atau kegiatan hiburan yang bisa membuat anak secara tidak sadar bahwa belanja itu menyenangkan dan uang itu tidak bisa habis.
9. Nilai akumulasi dan bunga berbunga (majemuk)
Anak-anak bisa didorong untuk menabung bila mereka juga melihat bagaimana uang angpao mereka tumbuh. Bila mereka secara rutin menabung, hasil tabungan mereka bisa bertumbuh. Apalagi bila dimasukkan ke rekening bank, atau bahkan instrumen investasi seperti reksa dana yang bisa dibeli secara online. Tentunya, untuk produk investasi ini masih membutuhkan panduan orangtua terutama dalam membuka akun yang memerlukan identitas seperti KTP.
Dengan menabung dalam waktu yang lama, anak-anak akan terkejut melihat hasil yang mereka peroleh sehingga mereka akan terdorong untuk terus menabung.
**
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.