Bareksa Insight : Peluang Investasi Emas di Tengah Kenaikan Suku Bunga Acuan AS

Abdul Malik • 27 Oct 2022

an image
Ilustrasi investasi emas batangan atau logam mulia secara online. (Shutterstock)

Kebijakan The Fed membuat harga emas dunia berfluktuasi di kisaran US$1.600 - US$1700 per troy ounce dalam 2 bulan terakhir

Bareksa.com - Penguatan signifikan dolar Amerika Serikat (AS) sejak awal September mendorong pelemahan harga komoditas emas. Sebab pelaku pasar beralih secara bertahap ke dolar AS karena dianggap lebih atraktif. Perkasanya mata uang Negara Paman Sam akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), 

Kebijakan The Fed membuat harga emas dunia berfluktuasi di kisaran US$1.600 - US$1700 per troy ounce dalam 2 bulan terakhir. Senada, harga beli emas Treasury di fitur Bareksa Emas sempat menurun di kisaran Rp823.000 per gram pada September, dan saat ini harga belinya sudah mulai naik di Rp859.000 per gram. 

Sehingga, menurut Tim Analis Bareksa, jika pada November nanti The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan, maka harga emas berpotensi kembali melemah. Smart Investor bisa manfaatkan momentum pelemahan harga tersebut untuk berinvestasi emas. Saat ini suku bunga acuan AS berada di kisaran 3-3,25%. 

Baca juga : Bareksa Insight : Investor Menanti Rilis Data Inflasi, Terapkan Jurus Cuan Investasi Ini

Di sisi lain, potensi kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih rendah pada akhir 2022, turut menopang penguatan nilai tukar rupiah, harga komoditas, serta kenaikan terbatas yield (imbal hasil) acuan Obligasi Pemerintah Indonesia. 

Meski pasar saham nasional yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis pada perdagangan kemarin, namun saham sektor energi mengalami penguatan dan menopang kinerja reksadana saham dan reksadana indeks berbasis komoditas. 

Namun secara teknikal, menurut Tim Analis Bareksa, Smart Investor masih perlu mewaspadai aksi jual investor di pasar saham hingga akhir pekan ini. 

IHSG pada Rabu (26/10/2022) turun 0,06% ke level 7.043,94. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 26/10/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat turun ke level 7,6%.

Lihat juga : Bareksa Insight : Ekonomi AS Kuartal III Ada Tanda Kontraksi , Reksadana Ini Bisa Dicermati

Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?

Di tengah potensi kenaikan suku bunga AS, Tim Analis Bareka menyarankan Smart Investor menerapkan 3 jurus ini agar kinerja investasinya tetap maksimal

1. Selain mata uang dolar AS, emas juga bisa menjadi salah satu instrumen investasi yang umumnya dapat melawan nilai inflasi. Smart Investor dapat mempertimbangkan diversifikasi investasinya di instrumen emas di fitur Bareksa Emas untuk menjaga kinerja portofolionya.

2. Dalam 2 hari terakhir, IHSG bergerak cenderung mendatar dengan pelemahan tipis karena menanti sejumlah laporan keuangan emiten, serta rilis data ekonomi penting pekan depan. Smart Investor bisa mencermati reksadana saham dan reksadana indeks, jika IHSG dapat kembali turun ke kisaran 6.800.

3. Smart Investor juga bisa mulai pertimbangkan akumulasi bertahap di reksadana pendapatan tetap berbasis Surat Berharga Negara (SBN), karena yield acuan Obligasi Negara saat ini masih stabil di kisaran 7,6%.

Simak juga : Bareksa Insight : Rilis Kinerja Emiten Kuartal III Bakal Dongkrak Cuan Reksadana Ini

Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat, agresif dan konservatif ialah sebagai berikut : 

Imbal Hasil 3 Tahun (per 26 Oktober 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A : 16,98%
Ganesha Abadi Kelas G : 12,91%

Reksadana Pasar Uang

Syailendra Dana Kas : 14,85%
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia : 12,68%

Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 26 Oktober 2022)

Reksadana Indeks

Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : 10,69%
Avrist IDX30 : 8,55%

Reksadana Saham

Batavia Dana Saham Syariah : 10,53%
Bahana Dana Prima : 14,42%

Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Sambut Positif Bunga Acuan BI Naik, Cuan Reksadana Ini Ciamik

Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. 

Baca juga : Bareksa Insight : Indeks Keyakinan Konsumen Turun, Emas dan Reksadana Ini Prospektif

Investasi Sekarang

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerjasama dengan Mitra Emas berizin.