Bareksa Insight : Rilis Kinerja Emiten Kuartal III Bakal Dongkrak Cuan Reksadana Ini
Kabar kenaikan agresif suku bunga acuan AS hingga akhir 2022 mendorong pelemahan rupiah dan SBN
Kabar kenaikan agresif suku bunga acuan AS hingga akhir 2022 mendorong pelemahan rupiah dan SBN
Bareksa.com - Pergerakan pasar saham pekan ini masih akan diwarnai sentimen rilis laporan keuangan emiten kuartal III 2022, serta rilis data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan China yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.
Menurut Tim Analis Bareka, jika mayoritas data tersebut sesuai ekspektasi pasar, maka akan jadi sentimen positif bagi reksadana berbasis saham. Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (21/10/2022) naik 2,29% ke level 7.017,77.
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Sambut Positif Bunga Acuan BI Naik, Cuan Reksadana Ini Ciamik
Promo Terbaru di Bareksa
Di sisi lain, kabar kenaikan agresif suku bunga acuan AS hingga akhir 2022 mendorong pelemahan rupiah, serta pelemahan yield (imbal hasil) acuan obligasi Indonesia yang mencapai level 7,5% (21/10/2022).
Hal ini mengakibatkan pelemahan di pasar obligasi, terutama Surat Berharga Negara (SBN). Yield SBN acuan diproyeksikan bisa menuju ke level 7,6 - 7,7%, seiring potensi Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan ke level 5% guna menjaga stabilitas rupiah terhadap dolar AS.
Lihat juga : Bareksa Insight : Pasar Cermati Potensi Pelemahan Ekonomi China, Ini Strategi Investasi di Reksadana
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Mempertimbangkan pasar saham dan obligasi dibayangi sentimen rilis kinerja emiten, serta data ekonomi China dan AS, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor menerapkan 3 jurus ini, agar kinerja investasinya tetap cuan maksimal :
1. Tim Analis Bareksa memproyeksikan IHSG akan bergerak terbatas pada awal pekan ini, setelah pekan lalu naik cukup signifikan. Smart Investor dapat melakukan akumulasi investasi secara bertahap di reksadana saham dan reksadana indeks, jika IHSG dapat mengalami pullback (penurunan) ke kisaran level 6.800.
2. Smart Investor dengan profil risiko moderat bisa tetap mencermati reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, hingga yield SBN acuan dapat lebih stabil. Smart Investor bisa mempertimbangkan untuk kembali masuk berinvestasi secara bertahap di reksadana pendapatan tetap berbasis SBN, jika yield dapat menyentuh level 7,6%
3. Bagi Smart Investor semua profil risiko bisa tetap mendiversifikasi investasinya di reksadana pasar uang yang umumnya lebih stabil, di tengah gejolak pasar modal saat ini.
Baca juga : Bareksa Insight : Investor Cari Peluang dari Penurunan IHSG, Ini Strategi Investasi Reksadana
Beberapa produk reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko konservatif, moderat dan agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 21 Oktober 2022)
Reksadana Pasar Uang
Syailendra Dana Kas : 14,87%
Shinhan Money Market Fund : 13,74%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 21 Oktober 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 5,37%
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : +6.27%
Imbal Hasil 1 Tahun (per 21 Oktober 2022)
Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 13,03%
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 12,86%
Reksadana Saham
Avrist Ada Saham Blue Safir : 8,26%
TRIM Kapital : 13,29%
Simak juga : Bareksa Insight : IMF Prediksi Badai Resesi Global, Ini Dampak ke RI dan Kinerja Reksadana
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : Indeks Keyakinan Konsumen Turun, Emas dan Reksadana Ini Prospektif
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.