Bareksa,com - Dalam simposium ekonomi di Jackson Hole akhir pekan lalu (26/8/2022), Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell dalam pidatonya menyatakan akan terus menekan laju inflasi dengan cara menaikkan suku bunga acuan (Fed Rate) secara agresif.
Menurut Tim Analis Bareksa, kebijakan itu diambil The Fed, meskipun akan semakin memberatkan ekonomi Negara Paman Sam, serta melemahkan pasar tenaga kerja. Merespons hal ini, pasar saham AS anjlok hingga lebih dari 3% dan imbal hasil (yield) acuan Obligasi Pemerintah AS juga tetap berada di kisaran 3%.
Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,54% ke level 7.135,25 pada Jumat (26/8/2022). Berdasarkan data id.investing.com (diakses 26/08/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 7,1%.
Baca juga : Bareksa Insight : Produksi Minyak Dunia Ditahan, Reksadana Ini Cuan Hingga 25% Setahun
Tim Analis Bareksa memprediksi risiko global tersebut diproyeksikan akan membuat investor asing menahan investasinya di pasar negara berkembang seperti Indonesia, dan bisa mengakibatkan pelemahan rupiah.
Namun hingga tahun berjalan 2022, pelemahan nilai tukar rupiah tidak sebesar pelemahan nilai tukar negara kawasan Asia lainnya, karena didorong stabilnya surplus neraca perdagangan akibat kenaikan harga komoditas. Hal ini juga menopang kinerja reksadana saham dan reksadana indeks tahun ini.
Lihat juga : Bareksa Insight : Potensi Tesla Bangun Pabrik Mobil Listrik di RI, Cermati Reksadana Ini
Di tengah meningkatnya risiko global, Tim Analis Bareksa menyarankan investor bisa menerapkan 3 strategi berikut ini, agar investasinya di reksadana terus berpeluang membukukan cuan maksimal :
1. Melihat potensi kenaikan risiko global, investor bisa kembali berinvestasi di reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham kapitalisasi besar (big caps) sektor keuangan maupun infrastruktur (telekomunikasi), jika pasar saham mengalami koreksi ke level 6.900 - 6.800. Kinerja keuangan yang membaik menjadi katalis positif beberapa sektor tersebut.
2. Tim Analis Bareksa juga memperkirakan reksadana pendapatan tetap berpotensi melemah hari ini, mempertimbangkan yield Surat Berharga Negara (SBN) diperkirakan bergerak di rentang 7,05 - 7,15%. Pelaku pasar juga menunggu rilis data inflasi Indonesia pekan ini, untuk melihat apakah inflasi akan cenderung stabil atau kembali naik. Investor disarankan untuk mencermati reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, hingga yield acuan SBN kembali melemah ke level 7,2 - 7,3%
3. Sebagai diversifikasi, investor bisa berinvestasi di reksadana pasar uang, serta Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR017 yang kuotanya naik dari sebelumnya Rp10 triliun jadi Rp20 triliun, karena tingginya minat masyarakat. Masa penawaran SR017 dibuka sejak 19 Agustus hingga ditutup 14 September 2022. Nilai minimal pembelian SR017 ialah Rp1 juta atau 1 unit dan maksimal Rp5 miliar atau 5.000 unit per investor. Kementerian Keuangan menetapkan imbal hasil SR017 sebesar 5,9% bersifat tetap (fixed) per tahun, bertenor 3 tahun, dengan jatuh tempo pada 10 September 2025.
Simak juga : Bareksa Insight : Bunga Acuan BI Naik, Pasar Saham dan Cuan Reksadana Ini Meroket
Beberapa produk reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko konservatif, moderat dan agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 26 Agustus 2022)
BNP Paribas Sri Kehati : 26,11%
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 26,13%
Bahana Dana Prima : 28,76%
Sucorinvest Sharia Equity Fund : 15,2%
Imbal Hasil 3 Tahun (per 26 Agustus 2022)
TRIM Dana Tetap 2 : 17,86%
Mandiri Investa Dana Syariah : 13,89%
Capital Money Market Fund : 17,5%
Syailendra Sharia Money Market Fund : 15,82%
Baca juga : Bareksa Insight : Imbal Hasil Tinggi, SBN Ritel seri SR017 Jadi Pilihan Investasi Menarik
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : IMF Nilai Indonesia Aman dari Resesi, Potensi Cuan Reksadana Ini
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama tiga tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2020 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.