Bareksa Insight : Neraca Dagang Bisa Kembali Surplus, Reksadana Ini Cuan hingga 32%
Neraca perdagangan RI pada Juli 2022 diproyeksikan masih akan surplus sekitar US$D3,9 miliar
Neraca perdagangan RI pada Juli 2022 diproyeksikan masih akan surplus sekitar US$D3,9 miliar
Bareksa.com - Badan Pusat Statistik hari ini (15/8) akan merilis data neraca perdagangan RI pada Juli 2022 yang diproyeksikan masih akan surplus sekitar US$D3,9 miliar. Prediksi itu lebih rendah dari realisasi surplus pada Juni 2022 yang mencapai US$5,09 miliar.
Menurut Tim Analis Bareksa, surplus neraca dagang nasional masih ditopang tingginya harga komoditas batu bara global. Adapun proyeksi surplus Juli lebih rendah dari Juni, akibat menurunnya permintaan global dalam beberapa bulan terakhir.
Secara mingguan pasar saham yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode 2-8 Agustus 2022 naik 0,63% di level 7.129,28.
Promo Terbaru di Bareksa
Baca juga : Bareksa Insight : Beragam Sentimen Dongkrak Cuan Reksadana, Strategi Investasi Ini Bisa Diterapkan
Di sisi lain, di pasar obligasi pada perdagangan Jumat lalu (12/8) mencatakan imbal hasil (yield) acuan Surat Berharga Negara (SBN) kembali menguat ke level 6,97%.
Tim Analis Bareksa menilai penguatan yield tersebut didorong oleh nilai tukar rupiah yang kembali menguat ke level Rp14.665 per dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini membuat investor asing melihat pasar obligasi Indonesia akan kembali menarik ke depannya.
Lihat juga : Bareksa Insight : Inflasi AS Melandai, Cuan Reksadana Ini Berpotensi Meroket
Apa yang bisa dilakukan Investor?
Di tengah prediksi surplus neraca dagang dan penguatan rupiah, Smart Investor bisa berpeluang meraih cuan dengan strategi investasi berikut ini :
1. Tim Analis Bareksa memperkirakan kinerja reksadana saham dan reksadana indeks masih akan bergerak positif pada hari ini, mengingat akan ada rilis data neraca dagang yang bisa mendorong optisme pasar. Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor kembali masuk ke reksadana saham dan reksadana indeks saat IHSG terkoreksi di level 6.800 - 6.900 dengan target IHSG pada akhir tahun di 7.500 - 7.600. Reksadana saham dan reksadana indeks berbasis sektor perbankan, konsumer dan energi akan berpeluang mencatatkan imbal hasil cukup menarik hingga akhir tahun.
2. Smart Investor bisa mempertimbangkan kembali masuk ke reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi negara, setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 22 - 23 Agustus 2022 pekan depan. Untuk saat ini, Tim Analis Bareksa masih menyarankan Smart Investor mempertimbangkan reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi untuk menghindari fluktuasi imbal hasil yang cukup signifikan.
Simak juga : Bareksa Insight : IHSG Melonjak Kembali ke 7.100, Cuan Reksadana Ini Meroket
Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, serta reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 12 Agustus 2022)
Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 28,16%
Syailendra MSCI Indonesia Value : 21,79%
Reksadana Saham
Sucorinvest Equity Fund : 32,3%
Avrist Ada Saham Blue Safir : 23,41%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 12 Agustus 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 5,33%
MNC Dana Syariah : 4,71%
Reksadana Pasar Uang
Capital Money Market Fund : 2,69%
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 2,55%
Baca juga : Bareksa Insight : Tesla Teken Kontrak di Indonesia, Cuan Reksadana Ini Bisa Meroket
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : IMF Nilai Indonesia Aman dari Resesi, Potensi Cuan Reksadana Ini
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.