Bareksa Insight : Beragam Sentimen Dongkrak Cuan Reksadana, Strategi Investasi Ini Bisa Diterapkan
Sentimen positif itu di antaranya melambatnya laju inflasi AS hingga surplus APBN Juli 2022 yang mencapai Rp106,1 triliun
Sentimen positif itu di antaranya melambatnya laju inflasi AS hingga surplus APBN Juli 2022 yang mencapai Rp106,1 triliun
Bareksa.com - Kinerja mayoritas reksadana saham dan reksadana indeks naik cukup signifikan kemarin, seiring penguatan pasar saham nasional karena ditopang sejumlah faktor. Menurut Tim Analis Bareksa, faktor tersebut di antaranya melambatnya lanju inflasi Amerika Serikat yang menopang penguatan bursa saham Negara Paman Sam.
Kemudian musim rilis kinerja keuangan emiten dalam negeri, surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bulan Juli yang mencapai Rp106,1 triliun, serta sejumlah lembaga pemeringkat utang internasional yang mempertahankan rating Indonesia di level stabil.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis, 11 Agustus 2022 naik 1,05% ke level 7.160,38. Meski begitu, menurut Tim Analis Bareksa, penguatan beruntun pasar IHSG dalam beberapa pekan terakhir, semakin meningkatkan risiko aksi ambil untung (profit taking).
Promo Terbaru di Bareksa
Baca juga : Bareksa Insight : Inflasi AS Melandai, Cuan Reksadana Ini Berpotensi Meroket
Senada, pasar obligasi juga melanjutkan penguatan hingga imbal hasil (yield) acuan kembali turun di bawah level 7%, yakni sekitar 6,95%. Sejumlah sentimen positif yang mendorong pasar saham, juga menopang penguatan harga obligasi dalam negeri dan kinerja mayoritas reksadana pendapatan tetap.
Tim Analis Bareksa memprediksi reksadana pendapatan tetap masih berpotensi menguat terbatas pada hari ini, seiring dengan penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir.
Lihat juga : Bareksa Insight : IHSG Melonjak Kembali ke 7.100, Cuan Reksadana Ini Meroket
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Mempertimbangkan kondisi pasar saat ini, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor bisa menerapkan 3 strategi ini, agar investasinya di reksadana tetap aman dan berpeluang cuan maksimal :
1. Melihat level IHSG yang sudah cukup tinggi, Smart Investor dapat mempertimbangkan untuk mengalihkan investasinya (switching) secara bertahap, serta diversifikasi di instrumen investasi yang fluktuasinya lebih rendah, seperti reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap.
2. Yield acuan Obligasi Pemerintah berpotensi bergerak di level 6,9 - 7,1% hingga Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 22 - 23 Agustus mendatang. Investor dapat tetap berinvestasi secara selektif di reksadana pendapatan tetap.
3. Jumat pekan depan, 19 Agustus 2022 atau sepekan lagi, pemerintah akan merilis Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR017 yang juga bisa jadi instrumen investasi menarik bagi investor.
Simak juga : Bareksa Insight : Tesla Teken Kontrak di Indonesia, Cuan Reksadana Ini Bisa Meroket
Beberapa produk reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko konservatif, moderat dan agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 11 Agustus 2022)
Reksadana Indeks
Avrist IDX30 : 24,52%
BNI AM Indeks IDX30 : 22,48%
Reksadana Saham
KISI Equity Fund : 24,5%
Batavia Dana Saham Syariah : 21,68%
Imbal Hasil 3 Tahun (per 11 Agustus 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 30,79%
Majoris Sukuk Negara Indonesia : 16,21%
Reksadana Pasar Uang
Capital Money Market Fund : 17,78%
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 17,81%
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Optimistis RI Jauh dari Resesi, Investor Bisa Pakai Strategi Investasi Ini
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : IMF Nilai Indonesia Aman dari Resesi, Potensi Cuan Reksadana Ini
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.