Potensi Indeks Saham Naik hingga 13,8 Persen, Optimalkan Investasi di Reksadana Ini
Investor agresif dalam mencermati reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham big caps
Investor agresif dalam mencermati reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham big caps
Bareksa.com - Tingginya inflasi dan langkah agresif dari beberapa bank sentral dunia membuat pasar keuangan, terutama pasar saham dan reksadana berbasis saham terkena dampaknya. Smart investor dapat menjadikan kondisi ini sebagai kesempatan mengambil langkah, sesuai dengan profil risiko, untuk mencari potensi keuntungan investasi reksadana.
Sejak awal tahun hingga 13 Juli 2022, pasar saham Indonesia yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mengalami pertumbuhan sebesar 1,19 persen. Namun, kinerja IHSG masih lebih baik daripada kinerja pasar saham Amerika Serikat seperti Indeks Dow Jones yang turun 15,32 persen dan Indeks S&P 500 yang anjlok 20,23 persen untuk periode yang sama.
Sementara itu, kepemilikan investor asing di obligasi negara dan pasar saham berada di level terendah sepanjang masa. Kondisi saat porsi investor asing semakin kecil dan investor domestik mendominasi, justru membuat pasar saham dan obligasi tidak terlalu tertekan ketika aliran dana asing terus keluar, di tengah meningkatnya suku bunga Bank Sentral AS.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik Arus Investasi di Pasar Obligasi dan Pasar Saham 2005-2022
Sumber: Bank Indonesia
Indonesia sendiri saat ini memiliki fundamental ekonomi yang masih terjaga dengan baik, dilihat dari cadangan devisa menunjukkan angka yang masih solid di level US$135,6 miliar. Indonesia juga diproyeksikan masih akan mengalami surplus neraca perdagangan hingga akhir tahun ini, meski di tengah penurunan harga komoditas ekspor kelapa sawit, nikel dan tembaga.
Investor dapat memanfaatkan momentum saat ini dengan mengakumulasi reksadana saham dengan memiliki potensi imbal hasil yang cukup signifikan dikarenakan biasanya akan terdapat kenaikan pada kuartal empat hingga awal kuartal satu tahun berikutnya.
Baca juga Bareksa Insight : Jelang Rilis Kinerja Emiten, Siap-siap Borong Reksadana Ini
Grafik Kinerja IHSG per Kuartal 2012-2022
Sumber: Syailendra Capital, *Q3-2022 estimasi
Tim Analis Bareksa masih cukup yakin dengan pergerakan IHSG hingga akhir tahun yang diproyeksikan dapat kembali menyentuh target di kisaran level 7.200-7.400. Artinya, bila IHSG sekarang di kisaran 6.500, ada potensi kenaikan 10,8 persen hingga 13,8 persen untuk mencapai level target IHSG tersebut.
Investor dapat mencermati reksadana saham berbasis saham sektor infrastruktur dan sektor keuangan atau perbankan yang berpotensi menjadi tumpuan pergerakan IHSG ke depannya.
Baca juga Top 5 Reksadana Indeks Dengan Dana Kelolaan Terbesar Juni 2022
Apa yang harus dilakukan investor?
Selain berinvestasi menggunakan Robo Advisor Bareksa, investor juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan strategi investasi reksadana berikut.
Investor dengan profil risiko agresif dapat mencermati reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham kapitalisasi besar (big caps) sektor keuangan dan infrastruktur jika IHSG mengalami penurunan.
Sementara itu, investor dengan profil risiko moderat dapat tetap melakukan akumulasi secara bertahap di reksadana pendapatan tetap basis obligasi korporasi karena potensi pelemahan imbal hasil (yield) SBN ke level yang lebih tinggi, menanti rilis kenaikan agresif suku bunga Dolar bulan Juli.
Lalu untuk semua jenis profil risiko, ada baiknya melakukan diversifikasi yang cukup di reksadana pasar uang.
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor juga perlu membekali diri mengenai peluang keuntungan maupun risiko yang ada di pasar keuangan.
Kinerja Reksadana
Daftar Reksa Dana | Imbal Hasil (Return) | |
---|---|---|
Reksa Dana Pasar Uang | 1 Tahun | 3 Tahun |
Capital Money Market Fund | 4.61% | 18.01% |
Syailendra Dana Kas | 3.79% | 15.77% |
Sucorinvest Sharia Money Market Fund | 4.44% | 18.14% |
Reksa Dana Pendapatan Tetap | 1 Tahun | 3 Tahun |
TRIM Dana Tetap 2 | 4.26% | 17.13% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 6.04% | 30.98% |
Sucorinvest Stable Fund | 7.18% | - |
Reksa Dana Saham & Indeks | YtD | 1 Tahun |
Avrist Ada Saham Blue Safir | 4.19% | 17.44% |
BNP Paribas Sri Kehati | 3.36% | 20.27% |
Allianz SRI KEHATI Index Fund | 3.82% | 20.25% |
Sumber: Bareksa Research Team, Return per NAV 14 Juli 2022
Baca juga Investasi Pakai Robo Advisor Bareksa, Bisa Raih Smart TV dan OVO Points
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.