Bareksa.com - Meskipun terjadi aksi ambil untung di pasar saham pada akhir pekan lalu, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bisa bertahan di atas level 7.200. Menurut analisis Bareksa, kuatnya pertahanan indeks saham Tanah Air karena ditopang aksi beli investor asing yang mencapai Rp1.3 triliun, terutama di sejumlah saham kapitalisasi besar (big caps).
Aksi profit taking investor lokal diproyeksikan masih akan berlanjut pada pekan ini seiring jelang libur Lebaran, serta aksi wait and see terhadap sentimen terbaru terkait larangan ekspor komoditas kelapa sawit. IHSG pada 22 April 2022 turun 0,7 persen ke level 7.225,61.
Sementara itu, pasar obligasi yang tercermin dari Indeks Gabungan Obligasi Indonesia (ICBI) mencatat kinerja negatif 0,5 persen dalam sebulan terakhir. Tekanan itu akibat sentimen rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) secara bertahap pada tahun ini.
Investor mengantisipasi lonjakan imbal hasil (yield) obligasi dengan aksi jual bertahap, sehingga menekan kinerja mayoritas reksadana pendapatan tetap ikut melemah. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 22/04/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 7 persen pada 22 April 2022.
Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa
Analisis Bareksa melihat reksadana saham hari ini akan bergerak terbatas akibat potensi aksi profit taking menjelang libur Lebaran. Pasar saham juga akan dibayangi oleh sentimen larangan ekspor komoditas kelapa sawit yang kemungkinan akan menurunkan cadangan devisa dan surplus neraca perdagangan pada Mei mendatang.
Sedangkan untuk reksadana pendapatan tetap hari ini dibayangi sentimen imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) acuan diperkirakan masih akan relatif stabil di 6,96 - 6,98 persen.
Investor global masih cukup yakin jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sekitar 75 - 100 basis poin (bps) pada 4 Mei mendatang, meskipun The Fed mengindikasikan jika kenaikan hanya sekitar 50 bps.
Guna merespons kondisi pasar saat ini, Investor bisa mencermati reksadana berbasis saham big caps, serta reksadana pendapatan tetap yang memiliki porsi obligasi korporasidengan peringkat cukup baik.
Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetapdengan kinerja mencorong yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko agresif dan moderat adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 22 April 2022)
BNP Paribas Sri Kehati : 20,84 persen
RHB SRI KEHATI Index Fund : 20,5 persen
Sucorinvest Equity Fund : 22,94 persen
BNI-AM Inspiring Equity Fund : 12,52 persen
Imbal Hasil 3 Tahun (per 22 April 2022)
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 31 persen
TRIM Dana Tetap 2 : 19,52 persen
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.