Bareksa Insight : Investor Asing Terus Borong Saham RI, Cuan Reksadana Ini Meroket
Asing mayoritas memborong saham sektor perbankan seperti BBRI dan BBNI, yang menopang penguatan IHSG kemarin
Asing mayoritas memborong saham sektor perbankan seperti BBRI dan BBNI, yang menopang penguatan IHSG kemarin
Bareksa.com - Kinerja pasar saham Tanah Air yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Rabu (21/4/2022) ditutup menguat 0,39 persen dan masih bertahan di level 7.227,36.
Menurut analisis Bareksa, penguatan itu didorong oleh masih berlanjutnya aksi borong investor asing terhadap saham RI yang kemarin mencatatkan beli bersih (net buy) Rp833 miliar. Asing mayoritas memborong saham sektor perbankan seperti BBRI dan BBNI, yang menopang penguatan IHSG kemarin.
Dari pasar obligasi, Obligasi Pemerintah Indonesia kembali tertekan akibat investor masih melakukan wait and see untuk kembali masuk ke dalam pasar obligasi global. Hal ini tercermin dari imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) acuan pada perdagangan kemarin kembali naik ke level 6,97 - 6,98 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Saat ini kepemilikan investor asing di SBN hanya 17,45 persen, sehingga tekanan jual dari asing tidak terlalu begitu berdampak signifikan terhadap imbal hasil (yield) Obligasi Pemerintah Indonesia.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Apa yang bisa dilakukan investor?
Analisis Bareksa melihat reksadana saham hari ini akan bergerak terbatas, di mana aksi jual untuk ambil untung berpotensi terjadi karena beberapa saham berkapitalisasi besar (big caps) sudah naik cukup signifikan kemarin.
Sentimen dari dalam negeri, salah satunya Kementerian Keuangan melaporkan realisasi pendapatan negara kuartal I 2022 yang melesat 38,4 persen secara tahunan dan merealisasi 27,14 persen dari target penerimaan negara pada tahun ini. Hal tersebut didorong oleh kenaikan harga komoditas dan pemerataan pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Analisis Bareksa juga memandang, kinerja reksadana pendapatan tetap berpotensi melemah melemah seiring dengan semakin dekatnya waktu jadwal rapat Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) pada 4 Mei mendatang, yang akan mengumumkan kenaikan suku bunga acuan (Fed Rate).
Analisis Bareksa memprediksi imbal hasil (yield) obligasi kemungkinan akan tembus ke level 7 persen kembali untuk menjaga selisih imbal hasil (yield spread) antara obligasi RI dan obligasi AS. Investor bisa mencermati reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi untuk meminimalisir dampak fluktuasi pasar.
Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana indeks dan reksadana saham dengan cuan meroket yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko moderat dan agresif adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 20 April 2022)
Reksadana Indeks
Avrist IDX30 : 19,13 persen
Principal IDX30 : 18,62 persen
Reksadana Saham
TRIM Kapital : 25,8 persen
Eastspring Investment Value Discovery Kelas A : 22 persen
Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 5,67 persen
Sucorinvest Stable Fund : 7,82 persen
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.