Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) di level 7,049.69 pada perdagangan kemarin, Kamis (24/3/2022). Penguatan pasar saham Tanah Air dipimpin oleh sektor berbasis komoditas dan properti.
Menurut analisis Bareksa, kenaikan sejumlah harga komoditas, potensi pemulihan ekonomi yang lebih kuat, serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mendorong optimisme investor terhadap kinerja pasar saham tahun ini. Hal ini turut menopang penguatan mayoritas reksadana saham dan reksadana indeks.
Seiring dengan hal tersebut, pasar obligasi Indonesia juga mencatat kenaikan meski lebih terbatas. Penguatan pasar surat utang dalam negeri turut menopang kinerja mayoritas reksadana pendapatan tetap, terutama yang berbasis Surat Berharga Negara (SBN) ikut meningkat.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 24/03/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 6,8 persen pada 24 Maret 2022.
Menurut analisis Bareksa, kenaikan pasar SBN menyusul pengumuman prediksi pertumbuhan ekonomi RI oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang diperkirakan bisa mencapai 5,4 persen tahun ini, atau sesuai dengan target Bank Indonesia di kisaran 4.7 - 5,5 persen.
Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa
Analisis Bareksa menilai pertumbuhan kinerja IHSG sejak awal tahun hingga 24 Maret 2022 menjadi yang tertinggi kedua di ASEAN setelah Singapura, yakni sebesar 7,1 persen YtD.
Meski proyeksi ekonomi membaik, namun analisis Bareksa mengingatkan agar investor perlu mencermati perkembangan konflik Rusia - Ukraina yang masih berlangsung. Sebab memanasnya tensi geopolitik di kawasan Eropa tersebut menjadi salah satu risiko bagi pasar saham global. Sehingga investor perlu melakukan strategi akumulasi investasi yang lebih selektif di produk reksadana saham.
Selain itu, analisis Bareksa menilai prospek reksadana pendapatan tetap berbasis SBNmasih cukup baik karena bisa jadi salah satu instrumen diversifikasi akibat risiko global yang kembali meningkat.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks berkinerja mantul yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko moderat dan agresif berikut ini :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 24 Maret 2022)
Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A : 19,42 persen
TRAM Strategic Plus : 22,28 persen
Imbal Hasil 6 Bulan (per 24 Maret 2022)
Principal Index IDX30 Kelas O : 19,48 persen
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : 21,52 persen
BNP Paribas Solaris : 7,31 persen
Manulife Dana Saham Kelas A : 11,71 persen
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.