BeritaArrow iconBareksa NavigatorArrow iconArtikel

IHSG Rekor All Time High di 6.804, Prospek Reksadana, SBN dan Emas Kian Mencorong

Abdul Malik07 Februari 2022
Tags:
IHSG Rekor All Time High di 6.804, Prospek Reksadana, SBN dan Emas Kian Mencorong
Ilustrasi gedung Bursa Efek Indonesia. IHSG kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high seiring kuatnya fundamental ekonomi RI, sehingga membuat prospek investasi di reksadana, SBN dan emas kian mencorong. (Shutterstock)

Optimisme investor karena melihat potensi pertumbuhan di pasar saham nasional seiring kuatnya data ekonomi dan kepercayaan terhadap penanganan kasus Covid-19

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan rekor tertinggi baru sepanjang masa. Lonjakan tersebut berhasil dicatatkan indeks saham nasional di tengah lonjakan kasus Covid-19, namun di sisi lain data ekonomi tetap kuat.

Pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (7/2/2022), indeks saham Tanah Air berhasil menembus 6.804,937 atau di atas level psikologis baru 6.800-an. Pasar saham hari ini meroket 1,09 persen dibandingkan akhir pekan lalu. Meroketnya IHSG karena investor asing agresif memborong saham-saham nasional mencapai Rp2,02 triliun di pasar reguler hari ini.

Total nilai transaksi Bursa Efek Indonesia hari ini mencapai Rp12,986 triliun dengan sebanyak 24.598 saham diperdagangkan. Indeks LQ45 melompat 1,35 persen ke level 964,606. Tercatat sebanyak 319 saham naik, 203 saham menurun dan 160 saham stagnan.

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut analisis Bareksa, lonjakan indeks saham seiring Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 yang naik 5,02 persen secara tahunan (YoY). Realisasi itu sesuai target pemerintah sebelumnya yang sebesar 5 persen. Kuatnya kinerja ekonomi mendorong aksi beli investor asing di pasar saham nasional.

Baca : Target Penerbitan ORI021 Naik Jadi Rp20 T, Masih Ada Kesempatan, Ayo Segera Pesan!

Kuatnya Fundamental Ekonomi

Analisis Bareksa melihat, optimisme investor asing karena melihat potensi pertumbuhan di pasar saham nasional seiring kuatnya data ekonomi dan kepercayaan terhadap penanganan kasus Covid-19 oleh pemerintah.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 yang naik 5,02 persen secara tahunan (YoY). Realisasi itu sesuai target pemerintah sebelumnya sebesar 5 persen. Dengan realisasi kuartal IV tersebut, maka ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 3,69 persen sepanjang 2021, setelah negatif 2,07 persen pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Di sisi lain jumlah kasus Covid-19 Tanah Air tercatat melonjak sepekan terakhir yang diduga akibat penyebaran varian Omicron. Data harian Satgas Covid-19 per Senin (7/2) mencatat penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 26.121 orang. Kasus sembuh bertambah 8.577 kasus dan 82 kasus meninggal baru.

Secara kumulatif, sebanyak 4.542.601 orang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Dari jumlah itu sebanyak 4.191.604 orang pulih, 206.361 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 144.636 orang lainnya meninggal dunia.

Pemerintah hari ini mengumumkan kembali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah yang mengalami lonjakan kasus. Di antaranya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Bandung Raya, DIY, serta Bali kini menerapkan PPKM level 3.

Analisis Bareksa menilai sumringahnya pasar saham nasional di tengah lonjakan kasus Covid-19 Tanah Air melonjak, juga karena Badan Kesehatan Dunia (WHO) hari ini menyatakan jika pandemi Covid-19 bisa berakhir tahun ini.

Seiring potensi pemulihan ekonomi dan optimisme pandemi akan segera berakhir tersebut bisa mendorong konsumsi masyarakat pulih pada 2022, yang dampaknya akan mendongkrak penjualan barang dan jasa. Efeknya, kinerja keuangan emiten membaik dan harga sahamnya juga ikut naik.

Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa​

Pasar SBN Ikut Mencorong

Efek positif tidak hanya dirasakan pasar saham. Menurut analisis Bareksa, pasar obligasi juga ikut terdongkrak seiring dengan pemulihan ekonomi, karena bisa semakin menopang stabilitas peringkat utang negara.

Kuatnya fundamental ekonomi nasional berpotensi menarik kembali minat investor asing berinvestasi di Surat Berharga Negara. Kondisi itu bisa mendorong penguatan harga obligasi, baik SBN maupun korporasi, sehingga mendongkrak kinerja reksadana pendapatan tetap.

Untuk diketahui, pemerintah saat ini tengah menawarkan SBN Ritel jenis Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI021. Nilai pemesanan SBN Ritel seri pertama di 2022 itu telah mencapai Rp16,5 triliun pada Senin sore (7/2/2022).

Target penerbitan ORI021juga dinaikkan dari sebelumnya Rp15 triliun menjadi Rp20 triliun. Masa penawaran masih berlangsung 10 hari lagi, yang dibuka sejak 24 Januari dan ditutup pada 17 Februari 2022.

Tingginya minat investor terhadap ORI021membuat instrumen investasi dengan kupon 4,9 persen per tahun tersebut laris manis sejak hari pertama masa penawaran. ORI021 bisa dijadikan pilihan sebagai alternatif diversifikasi investasi.

Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO

Strategi Investasi Reksadana, SBN Ritel dan Emas

Meroketnya kinerja pasar saham hari ini turut mendongkrak kinerja reksadana saham. Menurut analisis Bareksa, seiring lonjakan IHSG yang sudah mencapai target jangka pendek di level 6.800, investor bisa ambil untung dari reksadana saham dan mulai mempertimbangkan untuk pengalihan (switching) ke reksadana pendapatan tetap yang ke depan berpotensi menguat.

Analisis Bareksa memperkirakan permintaan terhadap SBN Riteltahun ini berpotensi meningkat pada seri-seri berikutnya setelah ORI021, karena kuatnya fundamental ekonomi nasional akan menarik minat investor termasuk investor asing untuk berinvestasi di SBN. Kupon SBN Ritel di 2022 diprediksi akan berada di kisaran 4,5 - 5,2 persen.

Untuk emas, analisis Bareksa melihat sentimen inflasi Amerika Serikat dan global yang diperkirakan meningkat akibat kenaikan harga minyak dan gas dunia, diprediksi akan membuat harga emas tetap stabil. Seiring dengan memanasnya tensi geopolitik Rusia - Ukraina, harga emasakan tetap bertahan di level $1.780-1.840 per troy onz.

Dengan begitu, investasi emas akan cukup prospektif saat ini sebagai alat lindung nilai dari inflasi dan diversifikasi investasi.

Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi

Investasi Sekarang

​(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo SucahyoAM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua