Penerimaan Pajak Lampaui Target, Sentimen Positif Buat IHSG dan Reksadana
Penerimaan pajak melampaui target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2021 yang mencapai 100.19 persen atau Rp1.231,87 triliun.
Penerimaan pajak melampaui target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2021 yang mencapai 100.19 persen atau Rp1.231,87 triliun.
Bareksa.com - Sejumlah reksadana berbasis saham mencatat penguatan di tengah perkembangan kasus Covid-19 varian Omicron yang masih membayangi pergerakan pasar keuangan Indonesia.
Menurut analisis Bareksa, penguatan ini didukung oleh optimisme investor atas penerimaan pajak. Seperti diberitakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (27/12/2021) mengumumkan sampai dengan 26 Desember 2021, jumlah neto penerimaan pajak mencapai Rp1.231,87 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 100,19 persen atau melampaui target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2021 yang senilai Rp1.229,6 triliun.
Selain itu, ditambah kinerja bursa saham global yang menguat diproyeksikan akan menopang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini. IHSG pada perdagangan kemarin, 27 Desember 2021 naik 0,19 persen ke level 6.575,44.
Promo Terbaru di Bareksa
Sejalan dengan pasar saham, optimisme investor terhadap penerimaan pajak tersebut mendorong kenaikan mayoritas harga obligasi serta kinerja reksadana pendapatan tetap.
Pencapaian tersebut merupakan rekor terbaik dalam 12 tahun terakhir, di tengah berlangsungnya pemulihan ekonomi dalam negeri akibat pandemi Covid-19. Pasar obligasi diperkirakan masih akan menguat hingga sisa akhir tahun 2021 yang tinggal hitungan hari.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 27/12/2021 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 6,4 persen pada 27 Desember 2021.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Di tengah penguatan pasar saham dan obligasi, investor dengan profil risiko moderat dan agresif bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan campuran yang mencatatkan cuan menggiurkan berikut ini :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 27 Desember 2021)
Reksadana Saham
Manulife Saham Andalan : 24,74 persen
Eastspring Investments Value Discovery Kelas A : 9,73 persen
Reksadana Campuran
Syailendra Balanced Opportunity Fund : 23,8 persen
Sucorinvest Flexi Fund : 22,85 persen
Imbal Hasil 3 Tahun (per 27 Desember 2021)
Reksadana Pendapatan Tetap
Sucorinvest Bond Fund : 40,11 persen
Bahana Mes Syariah Fund Kelas G : 28,18 persen
Baca juga : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
***
Fresh From the Press
Beberapa peristiwa penting yang diperhatikan investor dan bisa memengaruhi pergerakan pasar di antaranya :
1. Penyerapan Belanja Subsidi
Penyerapan belanja subsidi energi mencapai Rp102,5 triliun per November 2021 atau mencapai 92,7 persen dari pagu anggaran tahun ini. Realisasi subsidi energi pada tahun ini naik 15,7 persen dari periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp88,6 triliun.
Kenaikan realisasi subsidi energi pada tahun ini mayoritas disebabkan oleh kenaikan harga minyak dan gas dunia yang naik signifikan pada tahun ini. Kemudian untuk realisasi subsidi nonenergi juga tercatat meningkat 0,8 persen dari Rp61,4 triliun pada November 2020 menjadi Rp61,9 triliun pada November 2021.
Jika dirinci, subsidi tersebut mengalir untuk subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) yang tersalurkan kepada 7,02 juta debitur dan subsidi bantuan uang muka (SBUM) untuk 142.970 unit rumah.
Analisis Bareksa melihat subsidi energi kemungkinan akan meningkat apabila pemerintah tidak menaikan harga dasar energi seperti LPG dan bahan bakar minyak (BBM).
2. Tax Amnesty Jilid II
Dalam program tax amnesty (pengampunan pajak) jilid II yang berlangsung hingga Juni 2022, repatriasi aset milik wajib pajak hanya bisa dialihkan menuju tiga instrumen yaitu Surat Berharga Negara (SBN), hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan pengembangan energi terbarukan.
Analisis Bareksa melihat pasar obligasi Indonesia akan mengalami inflow cukup signifikan pada tahun depan dan saham yang berfokus pada hilirisasi SDA dan energi terbarukan bisa meningkat dengan adanya peraturan tersebut.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.