Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak sideways (mendatar) pada awal pekan ini setelah sepekan sebelumnya naik 1,39 persen. IHSG pada 13 Desember 2021 naik 0,15 persen ke level 6.662,87.
Kenaikan tipis indeks saham Tanah Air kemarin didukung sentimen positif dari dalam negeri ihwal kuatnya data ekonomi nasional seperti kenaikan cadangan devisa, indeks keyakinan konsumen, serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Beberapa hal tersebut menopang kinerja reksadana berbasis saham. Menurut analisis Bareksa, sepanjang pekan ini investor menanti data neraca perdagangan Indonesia November yang diproyeksikan surplus.
Di sisi lain, reksadana pendapatan tetap, terutama yang berbasis Surat Berharga Negara (SBN) mengalami kenaikan sepekan terakhir.
Selain didorong sentimen positif dari membaiknya data ekonomi dalam negeri, meredanya isu global seperti menurunnya risiko varian baru Covid-19, Omicron turut menopang kinerja pasar keuangan Indonesia.
Selain itu, langkah Bank Indonesia melakukan pembelian SBN untuk membantu keuangan negara juga menjadi katalis positif untuk pasar obligasi.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 13/12/2021 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat turun ke level 6,3 persen, pada 13 Desember 2021.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Di tengah penguatan tipis pasar saham dan positifnya prospek pasar SBN, investor dengan profil risiko agresif dan moderat bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana sahan, reksadana campuran dan reksadana pendapatan tetap dengan kinerja cemerlang berikut ini :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 13 Desember 2021)
Sucorinvest Maxi Fund : 12,93 persen
Eastspring Investments Value Discovery Kelas A : 14,7 persen
Sucorinvest Flexi Fund : 28,31 persen
Syailendra Balanced Opportunity Fund : 27,81 persen
Imbal Hasil 3 Tahun (per 13 Desember 2021)
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A : 30,27 persen
TRIM Dana Tetap 2 : 23,33 persen
Baca : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
***
Beberapa peristiwa penting yang diperhatikan investor dan diperkirakan bisa mempengaruhi pergerakan pasar adalah sebagai berikut :
Kementerian Keuangan resmi menaikan cukai harga tembakau pada 2022 jadi 10 - 12 persen. Hal tersebut di tujukan untuk mengurangi konsumsi rokok pada usia di bawah 17 tahun menjadi 3,88 persen dan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan cukai negara pada APBN 2022 yang mencapai Rp193,5 triliun.
Kenaikan tertinggi terdapat pada produk sigaret kretek mesin (SKM) jadi 14,3 persen dan terendah ada pada sigaret kretek tangan yang hanya naik 4,3 persen.
Kementrian Keuangan mengatakan bahwa kepemilikan asing di SBN saat ini sudah berada di bawah 20 persen. Sementara itu, investor SBN domestik semakin mendominasi.
Salah satunya, porsi kepemilikan perbankan nasional yang terus naik bertahap dari 20,37 persen pada 2019 menjadi 25,91 persen per 9 Desember 2021.
Perlu diingat, apapun instrumen investasi pilihan kamu, selalu seuaikan dengan profil risiko, jangka waktu dan tujuan investasi kamu ya!
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.