Bareksa.com - Pasar saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke level 7.000 dan mendorong kinerja reksadana berbasis saham. Berikut rekomendasi dari Tim Analis Bareksa:

Seperti terlihat pada grafik, IHSG saat ini sedang berusaha untuk menembus level psikologisnya di 7.000. Jika berhasil ditutup di atas itu maka berpotensi untuk melanjutkan penguatan melebihi level 7.100. Sementara, jika belum kuat untuk menembus level 7.000, IHSG berpotensi turun kembali ke support 6.850-6.900.

Grafik Teknikal Indeks Saham (IHSG)

Sumber: Investing.com, data per 6 September 2023

Mempertimbangkan hal tersebut, investor dengan profil risiko agresif dapat cermati reksadana saham maupun indeks, terutama yang berbasis saham kapitalisasi besar serta sektor konsumer yang sejak awal tahun paling banyak dibeli oleh investor asing karena kinerja keuangan yang umumnya lebih stabil dan kuat.

Beli Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund

Beli BNP Paribas Sri Kehati

Beli Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor

Beberapa Reksadana Saham & Reksadana Indeks Saham yang dapat dicermati investor dan masuk ke dalam Top 5 Barometer Bareksa termasuk:

Sumber: Tim Analis Bareksa, data NAV per 5 September 2023

Beli TRIM Kapital

TRIM Kapital Plus

Selain itu, di tengah gejolak pasar modal yang tinggi, investor dapat melakukan diversifikasi di SBN Ritel seri SR019 yang saat ini ditawarkan oleh pemerintah dengan dua pilihan tenor (jangka waktu). Instrumen yang dijamin 100% oleh negara ini memberikan pembayaran kupon secara bulanan, sehingga menjadi alternatif passive income bagi investor.

Kupon (imbal hasil) SR019 untuk tenor 3 tahun ditetapkan sebesar 5,95% sementara untuk tenor 5 tahun sebesar 6,1% per tahun. Pada saat jatuh tempo, investor akan menerima nilai pokok yang telah diinvestasikan pada SR019, sehingga risiko kerugian sangat minim. Tetapi, SBN Ritel ini cukup likuid karena bisa dijual di pasar sekunder (tradable) sebelum jatuh tempo.

Beli SR019 Sekarang, Klik di Sini

Sebagai Super App investasi, Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai Mitra Distribusi Terbaik dari Kementerian Keuangan RI selama 4 tahun berturut dari 2018 hingga 2021. Sehingga, investor tidak perlu ragu untuk mulai berinvestasi SBN Ritel di Bareksa.

Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.

(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/hm)

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2021 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.