Bareksa Insight Weekly: Rupiah Kuat, Potensi Topang Kinerja Emas dan Reksadana
Harga emas diperkirakan mencapai Rp1.200.000 hingga Rp1.300.000 per gram tahun ini
Harga emas diperkirakan mencapai Rp1.200.000 hingga Rp1.300.000 per gram tahun ini
Bareksa.com - Kondisi ekonomi Indonesia mendukung nilai tukar rupiah semakin kuat terhadap dolar AS dan mendorong optimisme investor pasar modal. Hal ini dapat menjadi potensi positif bagi pergerakan kinerja investasi reksadana dan emas.
Faktor pertama yang mendorong optimisme investor global dan domestik adalah proyeksi kenaikan suku bunga bank sentral global akan segera mencapai puncaknya. Sejumlah bank sentral akan memperlambat laju kenaikan dan bahkan tidak akan menaikkan lagi suku bunga pada bulan Maret 2023.
Pekan lalu Bank Sentral Amerika Serikat menaikan suku bunga acuannya sebesar 0,25% di mana kenaikan tersebut sesuai dengan konsensus pasar. Kejadian ini ditambah dengan data pertumbuhan ekonomi kuartal keempat yang positif, memberikan sinyal bahwa peluang resesi tahun ini semakin mengecil.
Promo Terbaru di Bareksa
Penguatan Rupiah Akibat Dolar Melemah
Selanjutnya, faktor yang juga membawa optimisme adalah inflasi Indonesia, yang lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi pasar untuk bulan Januari sehingga mendorong penguatan Rupiah pada minggu lalu. Inflasi Indonesia mencapai 5,28% secara tahunan pada bulan Januari dan inflasi inti terjaga tetap rendah pada 3,27% secara tahunan.
Investor global juga melihat bahwa tahun ini penguatan mata uang negara di Asia akan cukup signifikan terutama yang memiliki fundamental baik seperti China, Thailand, India, Malaysia, dan Indonesia.
Seperti terlihat dalam grafik, nilai tukar dolar terhadap pasangan mata uang negara Asia terus menurun sejak awal tahun. Untuk kinerja USDIDR atau dolar AS terhadap rupiah, terdapat pelemahan hingga 4,53% sejak awal tahun hingga 2 Februari 2022.
Penguatan Mata Uang Asia Terus Berlanjut
Sumber: Bloomberg
Dalam pidato Gubernur Bank Sentral AS disebutkan bahwa inflasi sudah memuncak dan sekarang muncul tanda-tanda disinflasi (perlambatan laju inflasi). Hal ini memicu penguatan mata uang Asia serta pelemahan Dollar index. Alhasil, ke depannya Investor akan mulai mencari emas sebagai instrumen safe haven.
Potensi Emas
Permintaan emas global meningkat 18% pada 2022, hampir menyamai rekor permintaan emas pada tahun 2011. Bank Sentral dunia juga diproyeksikan akan terus mengakumulasi emas secara bertahap tahun ini.
Pembelian Emas di Bank Sentral di 2022 Merupakan Tertinggi Kedua Sepanjang Masa
Sumber: Metal Focus, Refinitiv, World Gold Council
Seperti terlihat di dalam tabel, pertumbuhan permintaan emas sepanjang 2022 melonjak tinggi hingga melewati 1.000 Ton, berbanding dengan permintaan 2021 yang kurang dari 500 Ton. Permintaan emas setinggi itu sebelumnya pernah terjadi pada 1967.
Tim Analis Bareksa masih cukup optimis harga emas tahun ini akan tetap menguat ke area Rp1.200.000 hingga Rp1.300.000 per gram, mempertimbangkan faktor-faktor yang disebutkan di atas.
Investasi Emas Online Tanpa Ribet, Klik di Sini
Apa yang harus dilakukan investor?
Selain berinvestasi pada emas online, Smart Investor juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan strategi investasi berikut.
Investor profil risiko moderat dapat mempertimbangkan akumulasi bertahap ke reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi negara di tengah penguatan Rupiah dengan target imbal hasil (yield) obligasi negara pada level 6,4-6,5%.
Selain itu, investor profil risiko moderat juga dapat melakukan diversifikasi investasi pada SBR012 yang saat ini masih ditawarkan dengan tingkat suku bunga menarik, yakni 6,15% untuk tenor 2 tahun dan 6,35% untuk tenor 4 tahun.
Selain tetap berinvestasi pada reksadana saham berbasis saham produsen nikel, investor dengan profil risiko agresif dapat terus mencermati sentimen yang ada di pasar saham. Melihat momentum fluktuasi di IHSG, investor dapat mempertimbangkan akumulasi bertahap di reksadana saham maupun reksadana indeks jika IHSG berada di rentang level 6.600-6.800.
Untuk semua jenis profil risiko dapat tetap berinvestasi di reksadana pasar uang yang umumnya lebih stabil.
Kinerja Reksadana Unggulan Bareksa
Sumber: Tim Analis Bareksa, Data Return 2 Februari 2023. *Total return NAV + dividen
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor juga perlu membekali diri mengenai peluang keuntungan maupun risiko yang ada di pasar keuangan.
Investasi untuk Raih Financial Freedom, Klik di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)
* * *
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.