Bareksa Insight : Dua Jurus Cuan Investasi Reksadana Jelang Rilis Inflasi AS dan China
Inflasi AS pada Desember diprediksi melandai, sementara inflasi China diperkirakan melaju lebih kencang
Inflasi AS pada Desember diprediksi melandai, sementara inflasi China diperkirakan melaju lebih kencang
Bareksa.com - Pelaku pasar modal saat ini tengah menanti rilis data inflasi China dan Amerika Serikat (AS). Angka inflasi Negara Panda diperkirakan di level 2% secara tahunan pada Desember 2022. Sementara inflasi Negara Paman Sam diprediksi turun ke level 6,5%-6,7% di bulan yang sama.
Biro Statistik Ketenagakerjaan AS pada Kamis (12/1/2023) waktu setempat akan merilis data inflasi Desember 2022. Indeks harga konsumen (IHK) Negara Adi Kuasa di Desember 2022 diprediksi melandai ditopang turunnya harga energi, termasuk harga bensin yang anjlok 13%. Inflasi inti AS pada Desember juga diprediksi melandai jadi 5,7%.
Pada November 2022, inflasi AS tercatat 7,1% secara tahunan. Angka itu lebih rendah dari prediksi pasar 7,3%. Inflasi inti AS juga turun ke level 6%, juga lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Promo Terbaru di Bareksa
China juga akan merilis data inflasi Desember 2022 pada Kamis (12/1/2022). Laju inflasi Negeri Tirai Bambu pada Desember diprediksi lebih kencang dari 1,6% di November 2022, seiring pelonggaran kebijakan Zero Covid Policy. Menurut tradingeconomics.com, komponen utama yang mempengaruhi inflasi China ialah harga pangan dan biaya tempat tinggal.
Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Rilis data inflasi AS dan China jadi sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan pasar modal global pekan ini, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pada perdagangan Selasa (10/1/2023), IHSG melemah naik 0,98% ke level 6.622,50 dan sepekan terakhir tertekan 3,94%. Berdasarkan data CNBC Indonesia, ekspektasi imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara Indonesia 10 tahun tercatat turun 0,072 poin di level 6,863% pada Selasa (10/1/2023) pukul 17.27 WIB, atau harganya menguat 0,517 poin.
Baca juga : Bareksa Insight : Keyakinan Konsumen Menguat, Cuan Reksadana Ini Bisa Melesat
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Jurus Cuan Investasi Reksadana
Jelang rilis inflasi AS dan China, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor menerapkan 2 jurus ini agar kinerja investasinya di reksadana bisa cuan maksimal :
1. Smart investor hari ini (11/1/2023) bisa mempertimbangkan investasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, mengingat tingginya fluktuasi pasar saham selama beberapa hari terakhir.
2. Smart Investor juga dapat mempertimbangkan investasi di reksadana saham, saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi di level 6.500-6.600 dengan fokus jangka pendek.
Lihat juga : Bareksa Insight : China Cabut Larangan Impor Batu Bara Australia, Ini Prospek Cuan Reksadana
Ingin Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat ialah sebagai berikut :
Kinerja Imbal Hasil 1 Tahun (per 10 Januari 2023)
Reksadana Pendapatan Tetap
Top Picks :
- Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 7,7%
- Sucorinvest Sharia Sukuk : 6,42%
(reksadana tersebut mencatatkan imbal hasil atraktif dengan risiko yang terjaga baik, di tengah tren kenaikan suku bunga)
Reksadana Saham
Top Picks :
- Mandiri Investa Atraktif Syariah : 7,71%
(Reksadana tersebut mencatatkan kinerja cukup stabil dan capaian positif di tengah fluktuasi dan tekanan pasar saham)
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak juga : Bareksa Insight : Risalah The Fed Ungkap Suku Bunga Tinggi di 2023, Ini Jurus Investasi Reksadana
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.