Mengapa Harga Emas dalam Rupiah Naik Saat Krisis? Ini Faktornya
Sebagai barang investasi, nilai emas logam mulia juga bisa naik dan turun
Sebagai barang investasi, nilai emas logam mulia juga bisa naik dan turun
Bareksa.com - Di kala pasar saham global panik akibat wabah virus corona, masyarakat mencari aset investasi yang terbilang aman dengan risiko rendah.
Aset-aset safe haven, yakni aset yang diharapkan nilainya tetap atau meningkat walaupun pasar tidak stabil atau bergejolak, dicari para investor untuk menghindari kerugian ketika terjadi penurunan pasar atau krisis keuangan. Emas adalah salah satu aset yang terbilang safe haven karena memiliki sifat tersebut.
Namun, sebagai barang investasi, nilai emas logam mulia juga bisa naik dan turun. Pergerakan harga emas ini bergantung pada permintaan dan pasokan di pasar, seperti halnya dalam hukum ekonomi.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam beberapa krisis yang dipantau Bareksa, harga emas dalam rupiah stabil ketika pasar saham, yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), anjlok. Bahkan, dalam beberapa kasus, harga logam mulia dalam rupiah justru meningkat drastis.
Akan tetapi, bila dilihat berdasarkan harga dalam nilai tukar dolar Amerika Serikat, harga emas ini juga mengalami fluktuasi saat krisis. Contohnya, saat terjadi krisis subprime mortgage (gagal bayar KPR subprima) di AS, harga emas dalam dolar anjlok 13,7 persen dalam 10 bulan.
Kemudian, saat terjadi devaluasi yuan, harga emas dalam dolar juga turun 7,66 persen dalam 5 bulan. Akan tetapi, dalam rupiah harganya justru naik 3,72 persen.
Tabel Perubahan IHSG dan Harga Emas dalam Dolar AS dan Rupiah saat Krisis
Sumber: kompilasi Bareksa
Dalam hal ini, ada satu faktor penentu, yakni kurs dolar AS terhadap rupiah (USD/IDR). Baik dalam krisis subprime mortgage maupun devaluasi yuan, dolar AS menguat dan rupiah melemah. Akibatnya, harga emas menjadi terlihat naik atau semakin mahal jika dikonversi ke rupiah.
Buat kita yang tinggal di Indonesia dan menggunakan rupiah sebagai alat tukar, faktor kurs menjadi salah satu risiko atau potensi dalam berinvestasi emas. Kita sebagai investor perlu memahami hal ini.
Bagi Anda yang tertarik utuk berinvestsi emas, ketahuilah sejumlah hal penting sebelum mulai membeli logam mulia. Baca tips investasi emas di sini.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.