ST012 Tenor 4 Tahun Terbit dalam Format Green Sukuk, Apa Artinya?
Kuota nasional pemesanan ST012 masih Rp2,33 triliun atau hanya tinggal 19,4% dari total kuota Rp12 triliun
Kuota nasional pemesanan ST012 masih Rp2,33 triliun atau hanya tinggal 19,4% dari total kuota Rp12 triliun
Bareksa.com - Sukuk Tabungan (ST) seri ST012 terus diborong investor. Hingga Rabu pagi (15/5) atau hari ke-20 masa penawarannya, nilai pemesanan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis syariah itu mencapai sekitar Rp9,67 triliun, dengan rincian ST012-T2 (tenor 2 tahun) Rp7,13 triliun dan ST02-T4 (tenor 4 tahun) Rp2,54 triliun.
Dengan begitu, kuota nasional pemesanan ST012T2 tersisa Rp863 miliar, dari kuota Rp8 triliun dan kuota ST012 T4 masih Rp1,45 triliun dari kuota Rp4 triliun. Gabungan keduanya kuota nasional pemesanan ST012 masih Rp2,33 triliun atau hanya tinggal 19,4% dari total kuota Rp12 triliun.
Masa penawaran ST012 masih tersisa 14 hari lagi masa penawan hingga ditutup pada 29 Mei. Tingginya minat investor karena ST012 menawarkan imbal hasil menarik, yakni minimal 6,4% untuk ST012T2 dan minimum 6,55% untuk ST012T4, dengan kupon bersifat mengambang dengan batas miniml (floating with floor). Artinya kupon ST012 bisa naik saat suku bunga acuan Bank Indonesia naik, namun tidak bisa turun lebih rendah dari batas minimal.
Promo Terbaru di Bareksa
Green Sukuk Ritel ST012T4, Apa Artinya?
Melalui penerbitan Sukuk Tabungan seri ST012T2 dan ST012T4 (Green Sukuk), pemerintah akan membiayai proyek ramah lingkungan guna memitigasi dampak perubahan iklim dan adaptasi atas perubahan iklim yang telah terjadi. Sukuk Tabungan Seri ST012 adalah produk investasi syariah yang diterbitkan oleh pemerintah kepada individu Warga Negara Indonesia yang aman, mudah, terjangkau, menguntungkan, dan sesuai syariah.
Kementerian Keuangan menerbitkan dua seri ST012 yaitu ST012T2 dengan tenor 2 tahun, danST012T4 (Green Sukuk) dengan tenor 4 tahun. Pemerintah menerbitkan Sukuk Tabungan dengan format Green Sukuk Ritel untuk menunjukkan komitmen dan kontribusi dalam mengembangkan pasar keuangan syariah dan mengatasi perubahan iklim. ST012T4 terbit dalam format Green Sukuk Ritel, apa artinya?
Green Sukuk merupakan instrumen pendanaan untuk mendukung proyek-proyek hijau yang berkontribusi pada program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta Sustainable Development Goals (SDGs). Pemerintah pertama kali menerbitkan Green Sukuk pada 2018 dan 2019 dalam mata uang dolar yang ditawarkan di bursa saham Singapura dan Dubai. Kemudian ST006 merupakan sukuk tagungan dengan format green sukuk ritel pertama dalam mata uang rupiah. Ini merupakan pembiayaan syariah berbasis hijau atau ramah lingkungan pertama di dunia.
Hasil dari seluruh penerbitan Green Sukuk akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek hijau (eligible green projects) baik dalam bentuk pembiayaan baru (new financing) atau pembiayaan lanjutan (refinancing). Proyek-proyek hijau yang mendukung pengurangan emisi karbon dan ketahanan terhadap perubahan iklim serta aksi mitigasi merupakan proyek yang layak untuk dibiayai dari green sukuk ini. Proyek hijau lainnya adalah keanekaragaman hayati, transportasi berkelanjutan dengan pengembangan lebih ramah lingkungan, pertanian hijau, serta pariwisata hijau.
Semua itu telah tercantum dalam green bond and green sukuk framework yang telah disusun pemerintah. Framework tersebut telah berstandar internasional dan mendapat pendapat kedua (second opinion) berupa medium green grade dari pengawas independen. Tingkatan ini merefleksikan ambisi terhadap iklim dan lingkungan, juga seberapa kokoh struktur tata kelola dari framework tersebut yang dimulai dari tingkatan tertinggi ke terendah, yaitu dark green, medium green, light green dan brown.
Pokok- pokok ketentuan dan persyaratan ST012 sebagai berikut:
Penerbit | Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia | |
Jenis Akad | Wakalah | |
Masa Penawaran | Pembukaan: 26 April 2024 pukul 09.00 WIB Penutupan : 29 Mei 2024 pukul 10.00 WIB | |
Tanggal Setelmen (Penerbitan) | 5 Juni 2024 | |
Bentuk dan Jenis SBSN | Tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan (non-tradable), kepemilkan tidak dapat dialihkan dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption. | |
ST012T2 | Green Sukuk ST012T4 | |
Tenor | 2 (dua) tahun | 4 (empat) tahun |
Jatuh Tempo | 10 Mei 2026 | 10 Mei 2028 |
Minimum Pemesanan | Rp1 juta dan kelipatannya | |
Maksimum Pemesanan | Rp5 miliar | Rp10 miiar |
Imbalan | 6,4% p.a. | 6,55% p.a. |
Jenis Imbalan | Mengambang dengan imbalan/kupon minimal (floating with floor) dengan tingkat imbalan acuan BI Rate | |
Periode Penyampaian Minat Early Redemption | 25 April 2025 (09.00 WIB) s.d. 5 Mei 2025 (10.00 WIB) | 24 April 2026 (09.00 WIB) s.d. 4 Mei 2026 (10.00 WIB) |
Nominal Pengajuan Early Redemption | Rp1 juta dan kelipatannya | |
Nilai Maksimal Early Redemption | 50% dari setiap transaksi pembelian yang telah dilakukan pada masing-masing Mitra Distribusi | |
Setelmen Early Redemption | 10 Mei 2025 | 10 Mei 2026 |
Tanggal Pembayaran Imbalan | Tanggal 10 setiap bulan. Dalam hal tanggal 10 jatuh bukan pada hari kerja, maka akan dibayarkan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi. Hari kerja adalah hari dimana operasional sistem pembayaran diselenggarakan oleh Bank Indonesia. | |
Tanggal Pembayaran Imbalan Pertama | 10 Juli 2024 (Long Coupon) | |
Penetapan Hasil Penjualan | 3 Juni 2024 | |
Underlying Aset | BMN dan Proyek/Kegiatan Kementerian/Lembaga pada APBN 2024 |
Sumber : Kemenkeu
Minimum investasi di ST012 senilai Rp1 juta dan kelipatannya, dengan maksimal pembeliannya Rp5 miliar untuk ST012T2 dan Rp10 miliar untuk ST012T4. ST012 tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder (non tradable), namun memiliki fasilitas pencarian awal sebagian sebelum jatuh tempo (early redemption). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen (IHK) inflasi atau naik 3% pada April 2024 secara tahunan (YOY). Dengan begitu, setelah dipotong pajak 10% dan inflasi, maka imbal hasil riil ST012T2 menjadi 2,76% dan ST012T4 cuan riilnya 2,895%.
Angka itu jauh lebih menarik dari bagi hasil deposito syariah. Menurut laporan terbaru Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2024, ekuivalen tingkat imbalan/bagi hasil bank umum syariah dan unit usaha syariah untuk deposito mudharabah rupiah tenor di atas 12 bulan di 6,02%. Setelah dipotong pajak 20% dan inflasi, maka imbal hasil riil deposito syariah 1,816%.
Bareksa Midis SBN Terbaik
Sebagai informasi, Bareksa adalah mitra distribusi yang telah membantu penawaran SBN Ritel sejak pertama kali ditawarkan secara online pada 2018. Selain itu, Bareksa meraih penghargaan sebagai mitra distribusi terbaik sejak 2018, atau dalam 5 tahun beruntun.
Bareksa meraih penghargaan sebagai Midis SUN Terbaik Tahun 2022 bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa dari Kementerian Keuangan yakni:
- Midis SUN Terbaik 2019
- Midis SUN Terbaik 2020
- Midis SUN Terbaik 2021
- Midis SUN Ritel Terbaik 2022
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Ayo segera investasi di SBN Syariah ST012 di Bareksa, jangan sampai kamu kehabisan kuota pemesanan!
(AM)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.