Jurus Investasi SBN Ritel 2024 Agar Cuan Maksimal, Borong di Awal atau Akhir Tahun?
Siklus kenaikan suku bunga acuan berakhir dan trennya justru akan dipangkas tahun depan
Siklus kenaikan suku bunga acuan berakhir dan trennya justru akan dipangkas tahun depan
Bareksa.com - Mana bakal lebih cuan antara investasi di Surat Berharga Negara (SBN) Ritel di awal-awal 2024 atau akhir tahun? Sebab tahun depan siklus kenaikan suku bunga acuan berakhir dan trennya justru akan dipangkas. Karena itu Kamu perlu menerapkan jurus jitu dalam investasi di SBN Ritel tahun depan agar bisa cuan maksimal.
Bank Indonesia (BI) membuka peluang penurunan suku bunga acuan mulai semester II 2024. Langkah itu menyusul potensi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) atau Fed Rate mulai Maret 2024. Prediksi lain menyebut The Fed mulai menurunkan suku bunga pada akhir semester I tahun depan. Sepanjang 2024, The Fed mengindikasikan 3 kali pemangkasan bunga acuan total 0,75% dari level saat ini 5,25-5,5% jadi 4,5%.
Prediksi selanjutnya bahkan menyebutkan The Fed berpeluang memangkas suku bunga acuan hingga 5 kali tahun depan. Langkah ini tentu akan diikuti oleh BI, dari saat ini BI Rate di level 6%. Namun BI belum menyebut berapa persentase penurunan suku bunga tahun depan. Ekonom memperkirakan pemangkasan suku bunga BI sama seperti Fed Rate yakni 0,75% jadi 5,25%. Dengan begitu, BI masih bisa menjaga selisih (spread) dengan Fed Rate agar pasar keuangan domestik tetap menarik.
Promo Terbaru di Bareksa
Untuk diketahui, salah satu dari 5 pertimbangan Kementerian Keuangan dalam menentukan imbal hasil SBN Ritel ialah suku bunga acuan BI. Empat faktor lainnya ialah imbal Hasil SBN tenor yang sama di pasar sekunder, tingkat suku bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), bunga deposito perbankan, dan kondisi makro ekonomi.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu biasanya memutuskan besaran spread (selisih) antara imbal hasil SBN Ritel dengan suku bunga BI. Pada penerbitan SBN Ritel terakhir di 2023, yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST011, Kemenkeu menetapkan spread dengan suku bunga BI 0,3% untuk ST011 tenor 2 tahun (ST011T2) dengan imbalan 6,3% dan ST011 tenor 4 tahun (ST011T4) dengan kupon 6,5% maka spreadnya 0,5%. Kupon ini menjadi imbal hasil minimal.
Karena imbal hasil ST011 bersifat mengambang dengan batas minimal (floating with floor), artinya bisa naik saat suku bunga BI naik, namun tidak bisa turun lebih rendah dari kupon minimal. Artinya meskipun tahun depan suku bunga acuan BI berpotensi dipangkas, maka imbal hasil ST011 tidak akan jadi lebih rendah dari batas minimal 6,3% dan 6,5%.
Mempertimbangkan BI berpeluang memangkas suku bunga acuan mulai semester II, maka itu, jika Kamu ingin meraih cuan maksimal dari investasi di SBN Ritel, sebaiknya Kamu mempertimbangkan untuk investasi sedini mungkin di semester I 2024. Sebab tidak menutup kemungkin, seiring peluang pemangkasan suku bunga BI di semester II, maka imbal hasil SBN Ritel yang terbit di semester I berpotensi lebih menarik dibandingkan yang terbit di paruh kedua tahun depan.
Rencana Penerbitan SBN Ritel 2024
Menyusul kesuksesan penjualan di 2023, Kemenkeu akan kembali menerbitkan SBN Ritel di 2024 seiring target memperluas basis investor SBN dalam negeri dan memperkuat pasar modal Indonesia dengan mendorong transformasi masyarakat dari saving-oriented society menuju investment-oriented society. Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan optimistis penerbitan SBN Ritel tahun 2024 berpeluang cukup besar meraih animo investor, di tengah dinamika perekonomian global.
Sebab, SBN Ritel hadir sebagai alternatif produk investasi yang aman karena dijamin negara, terjangkau, dan menguntungkan, serta memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi dalam pembiayaan APBN. “Rencana penerbitan SBN Ritel 2024 saat ini masih dalam tahap finalisasi, terkait target dan seri-seri SBN Ritel yang akan ditawarkan kepada masyarakat, termasuk jadwal penerbitannya,” ungkap Deni kepada Bareksa (20/12).
Kemenkeu berencana kembali menerbitkan 7 seri SBN Ritel di 2024, sama seperti di 2023. Rinciannya 4 seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel dan 3 seri Surat Utang Negara (SUN) Ritel. Sepanjang 2023, pemerintah menerbitkan 1 seri Savings Bond Ritel (SBR), 2 seri Obligasi Negara Ritel (ORI), 2 seri Sukuk Negara Ritel (SR) dan 2 seri Sukuk Tabungan (ST). Namun rencana ini masih dimatangkan oleh Kementerian yang dipimpin Sri Mulyani Indrawati tersebut.
Sumber : Kemenkeu, diolah Bareksa
Target penjualan SBN Ritel 2024 di kisaran Rp100 triliun hingga Rp160 triliun. Untuk diketahui, realisasi penjualan SBN Ritel 2023 mencapai Rp147,4 triliun dan diborong oleh sekitar 239 ribu investor. Angka itu jauh di atas target Kemenkeu yang senilai Rp130 triliun, serta melesat 37% dari realisasi penjualan 2022 yang senilai Rp107,38 triliun. Dengan asumsi tersebut, maka Kemenkeu berpotensi memaksimalkan penjualan SBN Ritel di 2024 di angka Rp160 triliun.
Hal ini seiring target penerbitan SBN di 2024 yang mencapai Rp666,4 triliun guna menopang pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam mendukung perekonomian nasional. Selain karena meningkatnya minat investor, salah satu faktor penopang suksesnya penjualan SBN Ritel di 2023 ialah inovasi dan dukungan regulasi oleh Kemenkeu.
Deni menjelaskan Kemenkeu terus melakukan inovasi antara lain untuk pertama kalinya SBN Ritel ditawarkan dalam 2 tenor investasi guna memberikan lebih banyak pilihan bagi masyarakat dalam berinvestasi sesuai dengan preferensi dan tujuan investasinya (dual tranches). Langkah ini untuk merespons kebutuhan investor atas instrumen investasi dengan tenor lebih panjang.
“Kami juga meningkatkan maksimal pembelian SBN Ritel untuk setiap investor. Kemudian, kami terus melakukan inovasi kegiatan edukasi dan sosialisasi SBN Ritel kepada berbagai lapisan masyarakat, antara lain komunitas suporter bola, komunitas gamers, komunitas pelari, mahasiswa, ASN, dan Ibu rumah tangga, serta penayangan iklan SBN Ritel pada KRL Jabodetabek,” dia menambahkan.
Bareksa Salah Satu Midis SBN Terbaik
Kementerian Keuangan RI kembali menganugerahkan penghargaan sebagai Mitra Distribusi Surat Utang Negara Ritel (Midis SUN) dengan Kinerja Terbaik 2022 kepada Bareksa, platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia. Bareksa meraih penghargaan sebagai mitra distribusi terbaik sejak 2018, atau dalam 5 tahun beruntun. Penghargaan itu di antaranya sebagai Midis SUN Terbaik dan Midis Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Terbaik kategori perusahaan teknologi finansial (fintech).
Bareksa meraih penghargaan sebagai Midis SUN Terbaik Tahun 2022 bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa dari Kementerian Keuangan yakni:
- Midis SUN Terbaik 2019
- Midis SUN Terbaik 2020
- Midis SUN Terbaik 2021
- Midis SUN Ritel Terbaik 2022
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Karena itu tak ingin ketinggalan investasi di SBN Ritel berikutnya pada 2024? Segera daftar akun SBN di Bareksa sekarang, agar saat masa penawaran dibuka, Kamu nggak kehabisan kuota pemesanan.
(AM)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.