Bareksa.com - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah, pada hari ini Selasa (5/1/2021). Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) menyatakan lelang SUN sebanyak 7 seri, untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
Seri SUN yang dilelang dengan menggunakan sistem lelang Bank Indonesia (BI) tersebut yaitu SPN03210406 (new issuance), SPN12220106 (new issuance), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0088 (new issuance), FR0083 (reopening), dan FR0089 (new issuance).
"Total penawaran yang masuk Rp97,16 triliun," ungkap DJPPR Kemenkeu. Penawaran yang masuk ini, jauh melebihi dari target maksimal yang dipatok DJPPR Kemenkeu yakni Rp52,5 triliun.
Namun dari total nominal yang dimenangkan dari 7 seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp41 triliun. Jumlah yang dimenangkan ini, masih di atas dari target indikatif yang ditetapkan Rp35 triliun. DJPPR Kemenkeu menyebutkan sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara (SUN), Menteri Keuangan menetapkan hasil lelang sebagai berikut:
Sumber: DJPPR Kemenkeu
Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu, Deni Ridwan menyatakan ada enam catatan penting dari hasil lelang SUN hari ini. Yakni :
1. Demand investor untuk lelang kali ini terlihat cukup solid tercermin dari bids yang masuk Rp97,2 triliun dengan bids to cover ratio 2,3 kali. "Dibandingkan dengan incoming bids pada lelang SUN pertama di tahun sebelumnya, terdapat kenaikan demand 19,2 persen," ujarnya.
2. Fokus investor pada lelang kali ini adalah dua SUN seri benchmark baru dengan tenor 15 dan 30 tahun. Incoming bids untuk kedua seri tersebut mencapai 48,9 persen dari total, di mana tenor 15 tahun merupakan seri yang paling diminati dengan permintaan masuk mencapai Rp31,4 triliun.
3. Komposisi investor asing yang berpartisipasi pada lelang hari ini meningkat, yaitu mencapai 11,5 persen dari total bids. Partisipasi asing ini naik signifikan apabila dibandingkan dengan komposisi asing pada lelang SUN terakhir pada Desember 2020 yang 5,9 persen.
4. Yield tertinggi yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini (cut off rate) tercatat lebih rendah apabila dibandingkan dengan cut off rate pada lelang terakhir tahun 2020. Penurunan terbesar terdapat pada tenor 20 tahun yang mencapai 37 bps.
5. Dengan mempertimbangkan yield /imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, termasuk untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional, Pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan Rp41 triliun.
6. Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2021, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada 19 Januari 2021.
"Pemerintah optimistis kondisi pasar akan tetap kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN," ungkap Deni.
(Martina Priyanti/AM)
* * *
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Dengan berinvestasi di SBN Ritel kita tidak hanya mendapatkan imbal hasil tetapi juga membantu pembiayaan APBN untuk pembangunan negara. Tunggu penerbitan SBN Ritel berikutnya di Bareksa.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).
Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di Bareksa untuk memesan SBN ritel seri berikutnya.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.