Bareksa.com - Tiga emiten, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Barito Pacific Tbk (TBIG) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) merilis obligasi untuk melunasi utang dan kebutuhan pendanaan guna ekspansi.
Obligasi TBIG, BRPT dan ADHI
Sumber : Berbagai sumber diolah Bareksa
Dilansir Kontan, TBIG akan menerbitkan obligasi senilai Rp750 miliar. Surat utang bernama Obligasi Berkelanjutan IV Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2020 ini bakal ditawarkan dalam dua seri. Seri A memiliki nilai pokok Rp295 miliar dengan tenor 370 hari dan tingkat bunga tetap 5,75 persen per tahun. Sementara itu, Seri B berjumlah pokok Rp455 miliar dengan tenor tiga tahun dan suku bunga tetap 7,25 persen per tahun.
Bunga obligasi bakal dibayarkan setiap tiga bulan sekali terhitung sejak tanggal emisi, yakni 2 Desember 2020. Dengan begitu, pembayaran bunga obligasi pertama jatuh pada tanggal 2 Maret 2021. TBIG menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi dan penjamin emisi. Sementara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berperan sebagai wali amanat. PT Fitch Ratings Indonesia menyematkan peringkat AA-(idn) alias Double A Minus untuk obligasi ini.
Berdasarkan keterbukaan informasi TBIG, Senin (16/11), setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk membayar utang anak usaha TBIG, yakni PT Solu Sindo Kreasi Pratama (SKP). Kewajiban yang dimaksud terkait dengan fasilitas pinjaman revolving dalam US$375 juta facility agreement yang akan dibayarkan kepada para kreditur melalui United Overseas Bank Ltd. selaku agen. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada 24 Januari 2025.
Adapun BRPT akan mengemisi obligasi dengan target dana yang dihimpun Rp386,25 miliar. Dilansir Bisnis.com, berdasarkan prospektus perseroan di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten berkode efek BRPT itu akan menerbitkan obligasi berkelanjutan I Barito Pacific Tahap III Tahun 2020 dengan jumlah pokok obligasi sebanyak-banyaknya Rp386,25 miliar.
Surat utang itu akan dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) dan terdiri atas tiga seri, yaitu seri A senilai Rp167,52 miliar dengan kupon 8,25 persen bertenor 370 hari, seri B senilai Rp56 miliar dengan kupon 9,25 persen bertenor 3 tahun, dan seri C senilai Rp163 miliar dengan kupon 10,25 persen bertenor 5 tahun.
Surat utang ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) melalui Obligasi Berkelanjutan I Barito Pacific Tahun 2019 dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp1,5 triliun. Sebelumnya pada 2019, BRPT telah mengemisi obligasi berkelanjutan tahap I senilai Rp750 miliar dan tahap II senilai Rp363,48 miliar.
Manajemen Barito Pacific menjelaskan bahwa perseroan akan menggunakan seluruh dana hasil penawaran itu setelah dikurangi biaya-biaya emisi untuk membayar kembali sebagian utang perseroan. “Untuk membayar sebagian utang dari pinjaman US$200 juta berdasarkan Facility Agreement related to US$200 juta Single Currency Term Facility tanggal 19 Desember 2019. Sebagian kewajiban yang dibayarkan oleh perseroan adalah berupa pokok pinjaman,” tulis Manajemen Barito Pacific dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (16/11/2020).
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menerbitkan obligasi sebanyak-banyaknya Rp600 miliar. Dilansir Kontan, emiten badan usaha milik negara (BUMN) ini akan menggunakan separuh dana obligasi untuk ekspansi.
Berdasarkan informasi tambahan prospektus obligasi, Kamis (12/11), ADHI akan menggunakan dana hasil penerbitan, sekitar 50 persen untuk belanja modal berupa aset tetap (alat proyek, pabrik) dan penyertaan proyek investasi infrastruktur baik proyek strategis nasional dengan pemerintah maupun dengan pihak swasta. ADHI akan menggunakan sekitar 30,83% dana obligasi untuk refinancing dan sisanya untuk modal kerja proyek LRT dan proyek infrastruktur lainnya.
Obligasi Berkelanjutan III Adhi Karya Tahap I Tahun 2020 ini merupakan bagian dari Berkelanjutan III Adhi Karya dengan target dana total Rp 5 triliun. Pada penerbitan pertama, Adhi Karya hanya menawarkan satu seri obligasi. Obligasi ini memiliki peringkat idA- dari Pefindo. Obligasi ini memiliki tenor tiga tahun dan menawarkan tingkat bunga tetap 9,75%. Nilai pokok obligasi ini hanya Rp 276,6 triliun.
Sedangkan sisa dari jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp 323,4 miliar dijamin secara kesanggupan terbaik atau best effort. Masa penawaran umum obligasi ini hanya berlangsung Jumat, 13 November 2020. Berdasarkan pengumuman Kustodian Sentral Efek Indonesia, tanggal penjatahan adalah pada 16 November. Sedangkan distribusi obligasi secara elektronik pada 18 November. ADHI akan mencatatkan obligasi ini di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 19 November 2020.
Emiten BUMN ini menunjuk Bahana Sekuritas dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. Wali amanat obligasi adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Pemerintah membuka masa penawaran Green Sukuk Ritel, Sukuk Tabungan seri ST007 pada 4-25 November 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).
Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di Bareksa untuk memesan ST007.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.