Ini Rencana Aksi OJK Implementasi Penerbitan Sukuk Korporasi Ritel di 2021
Proporsi investor ritel baik dari sisi jumlah maupun nilai investasinya di sukuk korporasi masih sangat sedikit
Proporsi investor ritel baik dari sisi jumlah maupun nilai investasinya di sukuk korporasi masih sangat sedikit
Bareksa.com - Seiring dengan berakhirnya Roadmap (peta jalan) Pasar Modal Syariah 2015–2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan diperlukan strategi baru untuk pengembangan pasar modal syariah selama periode 5 (lima) tahun ke depan yang tertuang dalam Roadmap Pasar Modal Syariah 2020–2024.??
"Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara umum terus mengalami peningkatan sejak 1997. Hal tersebut salah satunya dapat dilihat dari terus meningkatnya aset pasar modal syariah dari tahun ke tahun. Pada akhir Desember 2019, total aset pasar modal syariah mencapai Rp4.569,01 triliun," demikian disampaikan OJK dalam keterangannya (14/8/2020).
Sumber : OJK
Promo Terbaru di Bareksa
Aset tersebut terdiri dari :
- Saham syariah meningkat 81,96 persen dengan nilai kapitalisasi pasar saham syariah Rp3.744,82 triliun.
- Reksadana syariah naik 1,18 persen dengan nilai aktiva bersih Rp53,74 triliun.- Sukuk korporasi dan sukuk negara tumbuh 16,86 persen dengan nilai outstanding Rp770,45 triliun.??
"Roadmap ini merupakan kelanjutan dari roadmap sebelumnya yaitu Roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019. Hal ini dimaksudkan agar kontinuitas program dapat terus berjalan. Rangkaian Focus Group Discussion dengan para pemangku kepentingan telah memberikan masukan yang berharga. Proses tersebut memberikan gagasan tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan industri pasar modal syariah sehingga dapat lebih dipetakan untuk
merumuskan suatu kebijakan strategis maupun operasional dalam rangka pengembangan industri pasar modal syariah," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, dalam kata sambutannya.
Menurut Hoesen, semua aktivitas tersebut menjadi modal dalam menetapkan strategi Roadmap Pasar Modal Syariah 2020-2024. Strategi Roadmap ini terdiri dari empat arah kebijakan utama. Yaitu pertama, pengembangan produk pasar modal syariah, kedua, penguatan dan pengembangan infrastruktur pasar modal syariah, ketiga, peningkatan literasi dan inklusi pasar modal syariah, serta keempat, penguatan sinergi dengan pemangku kepentingan.
"Dengan penetapan empat arah kebijakan tersebut, Roadmap Pasar Modal Syariah 2020-2024 ini memberikan gambaran strategi yang utuh dalam upaya akselerasi pertumbuhan pasar modal syariah," kata Hoesen.
Dalam arah kebijakan pertama yakni pengembangan produk pasar modal syariah didukung oleh dua program utama, yaitu pertama, pengembangan produk pasar modal syariah berbasis socially responsible investment (SRI) dan kedua, peningkatan ragam produk investasi pasar modal syariah.
Menurut OJK, kedua program tersebut selanjutnya akan dilaksanakan melalui beberapa rencana aksi, antara lain yaitu dengan mengembangkan produk investasi berwawasan lingkungan, mendorong implementasi sukuk korporasi ritel, dan memanfaatkan instrumen pasar modal syariah sebagai sumber pendanaan infrastruktur dan industri halal.
Terkait implementasi sukuk korporasi ritel, bagaimana rencana aksi OJK?
Menurut OJK, pasar keuangan di Indonesia saat ini masih relatif belum dalam. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah masih
sedikitnya jumlah investor ritel dalam negeri dibandingkan jumlah populasi penduduk Indonesia. Seperti dalam hal investor sukuk korporasi, proporsi investornya baik dari sisi jumlah maupun nilai investasinya sangat sedikit.
Hal ini bisa dimaklumi karena selain tingkat literasi masyarakat terhadap pasar modal Syariah masih sangat kecil, juga karena biaya pemasaran dan
administrasi bagi penjamin emisi sukuk dalam penawaran umum sukuk kepada investor ritel relatif cukup besar. Karena itu, diperlukan terobosan baru agar permasalahan tersebut bisa dikurangi.
"OJK telah menerbitkan peraturan terkait penawaran umum efek bersifat ekuitas, efek bersifat utang dan sukuk secara elektronik (Electronic Initial Public Offering atau E-IPO). Peraturan tersebut bertujuan antara lain untuk meningkatkan efisiensi, transparansi serta mendorong partisipasi publik dalam penawaran umum efek termasuk sukuk," OJK menjelaskan.
Pengaturan E-IPO ini akan membuka peluang investor ritel untuk dapat membeli efek. Selain mengatur mekanisme penawaran umum secara sistem, peraturan ini juga memberikan alokasi penjatahan bagi pemesan ritel untuk membeli efek agar terjadi distribusi yang merata antara investor ritel dan investor institusi.
"OJK akan melakukan penerapan secara bertahap atas peraturan E-IPO ini mulai dari penerapan efek bersifat ekuitas yang akan dilanjutkan dengan penerapan pada efek bersifat utang dan/atau sukuk. Dengan penerapan E-IPO ini, diharapkan porsi investor ritel dalam penerbitan sukuk korporasi dapat meningkat," ungkap OJK.
Dalam tabel rencana aksinya, OJK menargetkan penerbitan sukuk korporasi ritel mulai pada 2021 mendatang.
Sumber : OJK
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Masa pemesanan Obligasi Negara Ritel seri ORI017 sudah ditutup 9 Juli 2020 pukul 10.00 WIB. Tunggu penerbitan SBN ritel berikutnya di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.