BeritaArrow iconSBNArrow iconArtikel

Kepemilikan Reksadana di SBN Naik Jadi Rp139,7 Triliun, Porsi SBSN Melesat

Bareksa04 Agustus 2020
Tags:
Kepemilikan Reksadana di SBN Naik Jadi Rp139,7 Triliun, Porsi SBSN Melesat
Pegawai Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan sedang memberikan penjelasan kepada nasabah perihal Surat Berharga Negara (SBN) ritel baik itu Savings Bond Ritel (SBR) atau Sukuk Tabungan di stan DJPPR Kemenkeu dalam acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2019 di Jakarta (24/08/2019) (Bareksa/AM)

Secara YtD, kepemilikan reksadana di SBN naik 6,8 persen

Bareksa.com - Kepemilikan reksadana di Surat Berharga Negara (SBN) hingga 30 Juli 2020 naik 6,8 persen secara year to date jadi Rp139,7 triliun. Pada akhir tahun lalu, kepemilikan reksadana di obligasi pemerintah senilai Rp130,86 triliun.

Kenaikan kepemilikan reksadana di SBN ditopang nilai investasi di Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang melonjak 26,9 persen dari sebelumnya Rp42,47 triliun pada 31 Desember 2019 jadi Rp53,93 triliun pada 30 Juli 2020. Sedangkan kepemilikan reksadana di Surat Utang Negara (SUN) justru menurun 2,96 persen dari Rp88,39 triliun jadi Rp85,77 triliun.

Kepemilikan di SBSN menyumbang porsi 38,6 persen per Juli 2020 terhadap total investasi reksadana di SBN, atau naik dari 32,45 persen pada Desember 2019.

Promo Terbaru di Bareksa

Posisi Kepemilikan SBN Rupiah yang Dapat Diperdagangkan (Rp triliun)

Illustration
Sumber : DJPPR Kemenkeu

Selain oleh reksadana, lonjakan kepemilikan SBN juga dibukukan oleh perbankan yang melonjak 70 persen jadi Rp989,95 triliun, Bank Indonesia (net) naik 9.9 persen jadi Rp288,13 triliun, asuransi naik 29 persen jadi Rp278,53 triliun dan individu bertambah 39,5 persen jadi Rp113,24 triliun.

Adapun penurunan kepemilikan SBN YtD dicatatkan investor non residen (asing) yang berkurang 10,9 persen jadi Rp945,79 triliun dan dana pensiun turun 9,7 persen jadi Rp231,56 triliun pada 30 Juli 2020.

SBN Ritel

Plt Direktur Surat Utang Negara Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), Deni Ridwan, sebelumnya menyatakan pemerintah menargetkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel pada semester II tahun ini senilai Rp35 triliun hingga Rp40 triliun. Nilai itu merupakan bagian dari sisa penerbitan SBN semester II yang sebesar Rp900,4 triliun.

"Target penerbitan SBN di semester II senilai Rp900,4 triliun, yang akan dipenuhi melalui lelang perdana, SBN ritel, lelang valuta asing, private placement dan SBN skema khusus ke BI,"ujar Deni dalam video conference (24/7/2020).

Rencana Penerbitan SBN Semester II 2020

Illustration
Illustration
Sumber : DJPPR Kemenkeu

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan merencanakan penerbitan enam seri SBN ritel tahun ini. Dari catatan Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, tiga seri telah terbit yaitu Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR009, Sukuk Ritel seri SR012 dan ORI017.

ORI017 sendiri menggantikan rencana penerbitan jenis SBR tahun ini, untuk mengakomodasi permintaan investor yang menyukai jenis obligasi negara yang bisa diperdagangkan (tradable). Setelah penjualan ORI017 yang mencapai Rp18,33 triliun, pemerintah menargetkan penerbitan SBN Ritel senilai Rp35 triliun sampai dengan Rp40 triliun.

Kasi Strategi Pemasaran dan Layanan Informasi Surat Utang Negara Direktorat SUN DJPPR Kemenkeu Dewi Anggraeni menjelaskan, tiga seri SBN ritel yang akan terbit lagi setelah ORI017 adalah Sukuk Tabungan seri ST007, ORI018, dan SR013. Dengan rencana tersebut, artinya di tahun ini ada dua kali penerbitan masing-masing ORI dan SR, yakni obligasi negara yang sifatnya tradable.

"Jenis [SBN] Tabungan yang floating rate dan non-tradable masing-masing hanya satu kali. Sedangkan yang jenisnya tradable, ORI dan SR ada penyesuaian menjadi masing-masing dua kali," jelas Dewi dalam wawancara video bersama Bareksa.

Secara lebih rinci, penawaran ST007 akan berlangsung pada Agustus-September, diikuti oleh ORI018 pada Oktober, dan SR013 pada akhir Oktober-November 2020. Bila yang ditargetkan minimal Rp35 triliun, artinya perkiraan rata-rata target penerbitan dari tiga seri itu adalah Rp12 triliun.

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Masa pemesanan Obligasi Negara Ritel seri ORI017 sudah ditutup 9 Juli 2020 pukul 10.00 WIB. Tunggu penerbitan SBN ritel berikutnya di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua