Bareksa.com - Berikut sejumlah berita dan informasi terkait investasi dan ekonomi yang disarikan dari sejumlah media dan keterbukaan informasi Rabu (24/6/2020).
Pasar Obligasi
Investor obligasi disarankan menunggu atau wait and see dengan potensi beli apabila pergerakan pasar obligasi berada di atas 65 basis poin (bps). Pagi ini, Rabu (24/6/2020), pasar obligasi diprediksi akan dibuka bervariasi dengan potensi mengalami penguatan harga.
"Pasar obligasi akan dibuka bervariatif dengan potensi mengalami penguatan. Sejauh mata memandang, saat ini setiap pergerakan pasar masih berada di area abu-abu yang di mana kenaikan dan penurunan bisa terjadi sekejap mata," kata Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya dikutip CNBC Indonesia (24/6/2020).
"Kami merekomendasikan wait and see dengan potensi beli apabila pergerakan pasar berada di atas 65 bps," katanya bersama tim riset.
Salah satu sentimen positif adalah minat asing yang tinggi terhadap obligasi RI. Kemarin pemerintah telah melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara. Total penawaran yang masuk sebesar Rp 38,8 triliun dan total yang dimenangkan sebesar Rp 9,5 triliun, mengacu data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu.
Harga Emas Global
Harga emas kian mendekati rekor tertinggi yang tercipta pada 2012 lalu setelah menyentuh US$1.784 per troy ounce. Harga emas tertinggi tercatat pada 14 April 2012 sebesar US$1.790 per troy ounce.
Berdasarkan data Bloomberg dikutip Bisnis.com, hingga Selasa (23/6/2020) pukul 15.19 Waktu New York atau Rabu (24/6/2020) 02.19 WIB, harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2020 menembus level US$1.784 per troy ounce, naik 1,01 persen dari penutupan sebelumnya di posisi US$1.766,4.
Sementara itu, harga emas di pasar spot juga menguat 0,82 persen ke posisi US$1.768,92 per troy ounce. Harga emas baik berjangka maupun di pasar spot telah naik lebih dari 13 persen dalam periode tahun berjalan.
Kenaikan harga emas hingga mendekati rekor tertinggi terjadi sejak dua hari lalu. Ketidakpastian meningkat menyusul kekhawatiran atas gelombang kedua infeksi virus corona dan meningkatnya ketidakpastian di Hong Kong setelah China merilis rincian undang-undang keamanan nasional.
Harga logam mulia ini menguat ketika kasus virus corona di sejumlah negara bagian AS melonjak, sementara tingkat infeksi di Jerman naik, dan negara bagian terpadat kedua di Australia, Victoria, memperketat kontrol menyusul lonjakan kasus.
PHK Karyawan Gojek
Gojek memutuskan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 430 karyawan, sekitar 9 persen dari total karyawan perusahaan tersebut. Padahal perusahaan yang sudah menjadi decacorn (bervaluasi lebih dari US$10 miliar) ini baru mendapat suntikan dana.
Keputusan PHK ini disampaikan langsung oleh Co-CEO Gojek dalam pertemuan melalui townhall virtual yang digelar 16 kali dan dihadiri seluruh karyawan. Seri pertemuan virtual ini digelar untuk setiap divisi dan memungkinkan Co-CEO menyampaikan lebih personal pengumuman perubahan ini.
"Gojek menetapkan strategi yang fokus pada bisnis inti. Menyusul hal itu, maka sumber daya yang kami miliki sebagian besar dikonsentrasikan untuk mendukung bisnis transportasi online, pesan-antar makanan dan kebutuhan pokok, serta dompet digital. Selain bisnis inti ini, layanan lainnya juga masih memiliki peluang untuk lebih berkembang seperti layanan kesehatan yang bekerja sama dengan Halodoc," kata Kevin Aluwi dan Andre Sulistyo, Co-CEO Gojek dalam rilis resmi seperti dikutip CNN Indonesia.
Co-CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan keputusan itu diambil karena ada layanan yang terpaksa dihentikan karena pandemi virus corona. Beberapa layanan yang melibatkan kedekatan secara fisik seperti GoLife yang terdiri dari GoMassage, GoClean dan GoFood Festivals mesti dihentikan.
Sementara itu, di tengah pembatasan sosial selama beberapa bulan terakhir, beberapa layanan Gojek mengalami kenaikan signifikan seperti misalnya layanan logistik yang mencatat pertumbuhan hingga 80 persen. Sementara itu transaksi layanan belanja kebutuhan sehari-hari naik dua kali lipat.
Pengumuman mengenai PHK ini datang hanya berjarak seminggu dari pengumuman suntikan dana dari Facebook dan PayPal. Tak disebutkan berapa suntikan dana tersebut.
Dalam keterangan resminya, Gojek menyebut Bergabungnya Facebook dan PayPal sebagai investor, menyusul Google dan Tencent, mendukung Gojek dalam misi mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, dengan fokus pada layanan pembayaran dan keuangan.
Skenario Resesi
Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan skenario resesi Indonesia. Ia menyebut ekonomi Indonesia bisa terkontraksi hingga minus 3,8 persen pada kuartal II 2020. Sementara, untuk kuartal III 2020, laju perekonomian diperkirakan berada di rentang 1,4 persen hingga minus 1,6 persen.
Resesi adalah keadaan di mana pertumbuhan ekonomi suatu negara tumbuh negatif dalam dua kuartal atau lebih secara berturut-turut. Artinya, jika ekonomi kuartal II dan III 2020 tumbuh minus, dipastikan Indonesia masuk ke dalam jurang resesi.
"Kami berharap kuartal III dan kuartal IV 2020 (pertumbuhan ekonomi) 1,4 persen atau kalau dalam negatif bisa minus 1,6 persen. Itu technically bisa resesi kalau kuartal III negatif dan secara teknis Indonesia bisa masuk zona resesi," kata Sri Mulyani, dikutip CNN Indonesia (22/06/2020)
Resesi sebetulnya bukan barang asing bagi Indonesia, selama dua dekade terakhir, Indonesia tercatat telah dihantam dua kali resesi, yakni pada 1998 dan 2008.
Pada krisis moneter 1998, Indonesia merupakan salah satu negara Asia yang hancur-hancuran akibat merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Saat itu, rupiah melemah hingga 500 persen menyentuh level Rp16 ribu per dolar AS dari posisi normalnya di kisaran Rp2.500 per dolar AS.
Risiko Kredit dan Likuiditas
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan, dampak pandemi covid-19 membuat perekonomian mengalami ketidakpastian, tak terkecuali industri jasa keuangan.
Dewan Komisioner LPS Didik Madiyono mengatakan, perbankan harus mencermati tiga sumber kerentanan di tengah pandemi, baik itu dari aspek kualitas kredit dan daya tahan likuiditas.
"Ada tiga tantangan yang dihadapi lembaga keuangan di masa pandemi. Rentannya kualitas kredit, kecukupan likuiditas perbankan dan adanya peningkatan NPL," ujar Didik seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (23/6/2020).
Pasalnya, lanjut Didik, pandemi covid-19 belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. Sehingga apabila proses pemulihan ekonomi berjalan lambat, maka risiko penurunan kualitas kredit berpeluang membesar.
Sementara dari sisi likuiditas, meski dalam jangka pendek masih relatif stabil, namun risiko segmentasi likuiditas mulai menunjukan tendensi adanya peningkatan.
"Peningkatan risiko dipicu adanya pemburukan kualitas aset dan likuiditas dapat mempengaruhi sisi rentabilitas dari sisi pendapatan dan biaya," kata Didik melanjutkan.
LPS di tengah pandemi saat ini, kata Didik berkoordinasi dengan pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan perbankan.