Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 02 Maret 2020 :
PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyatakan BEI sangat berhati-hati dan tak mau gegabah dalam menangani anjloknya IHSG belakangan ini. BEI telah menyiapkan beberapa opsi strategis untuk mengantisipasi apabila pergerakan IHSG turun semakin mendalam. “Penurunan ini memang terjadi secara global. Kalau kita lihat bursa- bursa lain di dunia tidak ada yang melakukan suspensi. Kita lihat Dow Jones turun sekitar 4 persen, S&P juga sekitar 4,4 persen. Mereka tidak reaktif. Yang bisa kita lakukan adalah mempersempit rentang dari rejection. Lalu seperti opsi buyback, tapi itu domain OJK,” kata dia saat dihubungi melalui conference call Jumat (28/2) dikutip Investor Daily.
Inarno menegaskan pihaknya terus berkoordinasi dengan OJK dan tidak mau terburu – buru untuk melakukan auto rejection apabila IHSG semakin tergerus. Namun, BEI akan terlebih dahulu melakukan auto halt jika situasi makin memburuk. Surat keputusan Direksi PT BEI nomor Kep-00366/BEI/005-2012 mengatur tindakan yang dilakukan bursa dalam hal terjadi kondisi darurat, seperti terjadi kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual-beli sehingga IHSG turun sangat tajam.
Jika IHSG turun lebih dari 10 persen akan dilakukan trading halt selama 30 menit. Namun jika IHSG turun lebih dari 15 persen setelah trading halt, akan dilakukan suspensi sampai akhir sesi perdagangan. Menurut Inarno, BEI bisa saja mensuspensi tanpa harus menunggu IHSG terkoreksi 10 persen. “Tidak harus sampai 10 persen, cuma saya belum bisa bicara detailnya,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Inarno, jika IHSG merosot drastis, kemungkinan otoritas bursa akan membuka peluang perubahan auto rejection simetris menjadi asimetris. Namun langkah tersebut masih akan dicermati dengan hati-hati. Apabila nanti diberlakukan auto rejection asimetris, bawah untuk semua harga saham 10 persen. Sedangkan, untuk batas atas, saham dengan harga Rp50-Rp200 sebesar 35 persen, harga Rp200–Rp5.000 sebesar 25 persen, dan harga saham di atas Rp5.000 sebesar 20 persen.
Dalam pandangan Inarno, tergerusnya IHSG kemarin murni akibat dari sentimen negatif virus corona. Dia menjelaskan, menyebarnya virus corona secara global membuat ketakutan pelaku pasar karena mata rantai ekonomi dunia terganggu.
Dilansir Kontan, BEI menghentikan sementara aktivitas short selling mulai hari ini Senin (2/3/2020). Pernyataan ini tertulis dalam pengumuman bursa tentang pencabutan daftar efek yang dapat ditransaksikan secara short selling. "Dengan demikian, tidak terdapat daftar efek yang dapat ditransaksikan secara short selling sebagaimana diatur dalam ketentuan III.5 Peraturan Bursa Nomor II-H tentang Persyaratan dan Perdagangan Efek dalam Transaksi Marjin dan Transaksi Short Sell sempai dengan batas waktu yang akan ditetapkan kemudian," ungkap BEI dalam pengumuman bursa, Senin (2/3).
Pencabutan daftar efek short selling tersebut mulai berlaku tanggal 2 Maret 2020. Bursa mencabut seluruh efek yang dapat ditransaksikan secara short selling dari daftar efek short selling sebagaimana tercantum dalam butir 1.c pengumuman bursa tanggal 28 Februari 2020 tentang efek yang dapat ditransaksikan dan dijaminkan dalam rangka transaksi marjin dan atau transaksi short sell.
Sepanjang pekan lalu, IHSG anjlok 7,3 persen atau berada pada level 5.452,7 dibandingkan penutupan pekan sebelumnya pada posisi 5.882,2. Nilai kapitalisasi pasar BEI tergerus Rp496 triliun menjadi Rp 6.304,2 triliun dibandingkan pekan sebelumnya Rp6.800,6 triliun. Penurunan tajam IHSG hanya dalam lima hari perdagangan ini menembus empat level psikologis sekaligus, yaitu 5.800, 5.700, 5.600, dan 5.500. Investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp4,17 triliun.
Surat Utang Negara
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan akan menggelar lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa, 3 Maret 2020. Dalam lelang ini, pemerintah melelang tujuh seri SUN dengan target indikatif mencapai Rp15 triliun.
Merujuk dari pengumuman lelang, seri-seri surat utang yang akan dilelang adalah seri surat perbendaharaan negara (SPN) dan fixed rate (FR). "Hasil lelang ini digunakan memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020," tulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko dalam pengumuman lelang dilansir Kontan (1/3/2020).
Tujuh seri surat utang yang akan dilelang adalah SPN 03200604 yang jatuh tempo pada 4 Juni 2020 dengan imbalan diskonto, SPN 12210304 yang jatuh tempo pada 4 Maret 2021 dengan imbalan diskonto, FR0081 yang jatuh tempo 15 Juni 2025 dengan kupon 6,5 persen, FR0082 yang jatuh tempo 15 September 2030 kupon 7 persen, FR0080 yang jatuh tempo 15 Juni 2035 kupon 7,5 persen, FR0083 yang jatuh tempo 15 April 2040 kupon 7,5 persen,FR0076 yang jatuh tempo 15 Mei 2048 kupon 7,375 persen.
Dalam lelang SUN selasa esok, sistem yang digunakan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Lelang bersifat terbuka (open auction) dan menggunakan metode harga beragam (multiple price). Pada lelang ini, SUN yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp 1.000.000.
Lelang akan dibuka dibuka hari Selasa tanggal 3 Maret 2020 pukul 10.00 WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB. Hasil lelang akan diumumkan pada hari yang sama. Sedangkan tanggal setelmen pada Kamis, 5 Maret 2020.
Rupiah
Rupiah berada di posisi Rp14.355 per dolar AS pada Senin (2/3/2020) pagi. Posisi itu melemah 0,26 persen dibandingkan Jumat (28/2) yang di Rp14.318 per dolar AS. Dilansir CNN Indonesia, pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Terpantau, won Korea menguat 0,79 persen, yen Jepang 0,17 persen, dan dolar Singapura 0,08 persen.
Selanjutnya, baht Thailand juga turut menguat 0,06 persen, ringgit Malaysia 0,02 persen, diikuti dolar Hong Kong 0,01 persen. Di sisi lain, pelemahan hanya terjadi pada peso Filipina 0,28 persen terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris dan dolar Australia melemah dengan nilai masing-masing 0,10 persen dan 0,01 persen, sementara dolar Kanada dan euro masing-masing menguat 0,25 persen dan 0,04 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah pada awal pekan ini masih disebabkan oleh sentimen negatif dari kekhawatiran pasar atas penyebaran wabah virus corona (covid-19) di luar China. "Penyebaran virus corona di luar China seperti di Korea Selatan, Italia, dan Iran masih meningkatkan kekhawatiran pasar," kata Ariston.
Diketahui, Jumlah terpapar covid-19 naik hampir dua kali lipat dalam tempo 48 jam di Italia. Jumlah penduduk mereka yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona mencapai 1.694 orang pada Minggu (1/3), termasuk mereka yang sudah tewas dan sembuh. Padahal, pihak berwenang di Italia menyebutkan jumlah pasien positif corona pada Jumat (28/2) lalu adalah 888.
Kekayaan Negara
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan mencatat dalam lima tahun terakhir alias periode 2015-2019 telah terjadi frekuensi lelang sebanyak 282.441 kali, dengan nilai total pokok transaksi lelang sebesar Rp85,9 triliun.
Dari total transaksi lelang tersebut, negara mendapatkan penerimaan sejumlah Rp6,48 triliun yang terdiri atas Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Bea Lelang Rp1,98 triliun, Pajak Penghasilan Rp849,4 miliar, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan alias BPHTB untuk daerah Rp497,3 miliar, dan hak negara atau daerah dari penjualan barang rampasan atau milik negara dan daerah Rp3,154 triliun.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan jajarannya akan terus melakukan transformasi untuk terus menggenjot aktivitas lelang tersebut. "Dengan kemudahan yang akan kita coba cari caranya bagaimana, volume transaksi jual beli lelang ini mudah-mudahan terus meningkat," ujar Isa di Jakarta, Jumat, 28 Februari 2020 dilansir Tempo.co.
Isa meyakini capaian positif tercipta dari upaya pemerintah melakukan perbaikan atas proses pelaksanaan lelang melalui pemanfaatan teknologi informasi. Sebab, kata dia, dengan dukungan teknologi, saat ini pelaksanaan lelang telah mengalami transformasi dari cara konvensional dengan kehadiran peserta (face to face) menjadi tanpa kehadiran peserta melalui laman lelang.go.id.
Fintech
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga akhir Februari 2020 baru 25 fintech P2P lending yang berizin dari total 161 fintech yang terdaftar di OJK. Direktur Pengaturan, Perizinan dan Pengawasan Finansial Teknologi OJK Hendrikus Passagi mengatakan sebenarnya jumlah yang terdaftar ada 164 fintech.
"Namun ada tiga fintech yang kami coret, karena beberapa hal yang kami temukan dalam perusahaan mereka," katanya saat mengelar jumpa pers di Kupang, Jumat (28/2) dilansir Republika.
Ia mengatakan OJK tegas dengan kemunculan berbagai teknologi finansial yang saat ini menjamur di Indonesia. Tiga fintech yang dihapus dari daftar OJK adalah salah satu kasus tegasnya OJK dalam pelayanan keuangan.
Hendrikus mengatakan beberapa hal yang menjadi penyebab suatu fintech itu dihapus karena dalam perjalanan perusahaan fintech itu tidak mengikuti aturan yang berlaku, salah satunya soal masalah keuangan perusahaannya.
"Selain itu juga soal penyalahgunaan data, kemudian juga masalah kesehatan perusahaannya seperti laporan keuangannya," tambah dia.
Berdasarkan data OJK per Desember 2019, total penyaluran pinjaman dari fintech lending mencapai Rp81,5 triliun, meningkat 259 persen year to date (ytd). Rekening lender (pemberi pinjaman) juga meningkat 192,01 persen menjadi 605.935 entitas. Begitu juga rekening borrower (peminjam) bertambah 325,95 persen menjadi 18.569.123 entitas.
(*)