Berita / SBN / Artikel

Usung Tema Besar Pendidikan, Pemerintah Rilis SBR007 pada 11 Juli

Bareksa • 02 Jul 2019

an image
SBR007 (doc: DJPPR Kemenkeu)

Masa penawaran SBR007 dimulai pada 11 Juli dan penetapan kupon diumumkan pada 9 Juli

Bareksa.com – Setelah suskes dengan Savings Bond Ritel (SBR) sebanyak enam seri, kini pemerintah tengah bersiap untuk merilis kembali seri yang ke tujuh. SBR007 akan hadir di tengah masyarakat mulai 11 Juli mendatang.

Namun sebelum memulai masa penawaran, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan menetapkan tingkat kupon pada 9 Juli 2019.

Meski masih sepekan mendatang, namun DJPPR Kemenkeu menyatakan akan tetap mempertahankan skema floating with floor alias kupon mengambang yang disesuaikan setiap 3 bulan dengan tingkat kupon minimal.

Seperti SBR seri sebelumnya, masyarakat yang berminat berinvestasi pada instrumen ini juga cukup menyisihkan uang minimal Rp1.000.000 dengan maksimum pemesanan Rp3 miliar.

Kepala Seksi Pelayanan Publik, Edukasi dan Informasi Surat Utang Negara, Direktorat Surat Utang Negara Kemenkeu, Ratri Yunita menyampaikan tujuan penerbitan SBR007 nanti untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

“Jadi kami ambil tema besarnya pendidikan dengan tagline ‘Akupun Bisa Investasi’,” ujar Ratri kepada Bareksa, Selasa, 2 Juli 2019.

Meski punya tema berbeda, Ratri menyampaikan, target investor dan struktur SBR masih sama dengan seri sebelumnya. Dia menuturkan, sejak SBR dipasarkan secara online, pertumbuhan investor tertinggi adalah dari generasi milenial.

“Kami masih banyak berharap untuk dapat penigkatan investornya dari milenial,” imbuh Ratri.

Seperti dijelaskan sebelumnya, tingkat kupon SBR007 baru akan ditetapkan pada 9 Juli 2019. Ratri mengungkapkan, besaran kupon SBR ditentukan oleh beberapa pertimbangan. Salah satunya kondisi pasar keuangan saat kupon SBR ditetapkan.

“Yang tercermin dalam yield Surat Utang Negara (SUN) yang tenornya bersesuaian,” ungkap dia.

Selain itu, tingkat kupon SBR juga mengacu suku bunga Bank Indonesia (BI 7 Days Reverse Repo Rate) yang berlaku ketika penentuan kupon, rata-rata tingkat kupon deposito bank BUMN, serta kebutuhan pembiayaan dari SBN Ritel.

“Saat ini tim pricing kami sedang meminta masukan dari mitra distribusi terkait kupon SBR007 dan sedang melakukan exercise untuk kupon SBR007 berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,” jelasnya.

Sebelumnya penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel untuk jenis syariah Sukuk Tabungan (ST) seri 004 yang ditawarkan pada 3 - 21 Mei 2019. Sukuk Tabungan seri ST004 adalah sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah melalui Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Produk Sukuk Tabungan Seri 004 (ST004) merupakan instrumen yang diterbitkan pemerintah untuk menutupi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Menggunakan akad wakalah, sukuk yang juga dikenal sebagai obligasi syariah, merupakan cerminan kepemilikan aset berwujud yang disewakan atau akan disewakan dan bukan berupa surat utang.

Seperti yang tertera dalam memorandum informasi, halaman 9, seluruh dana yang diperoleh dari hasil penerbitan dan penjualan ST004 ini akan digunakan oleh Pemerintah untuk membiayai APBN termasuk pembiayaan Proyek dalam APBN untuk Tahun Anggaran 2019.

Untuk seri SBR sebelumnya yakni SBR006 ditawarkan pada 1- 16 April 2019. Meskipun kupon yang ditawarkan lebih rendah dari instrumen-instrumen sebelumnya, yaitu 7,95 persen, namun instrumen rentengan ini masih bisa meraup penjualan di atas target indikatif yakni Rp2,07 triliun.

Beberapa fakta menarik tentang SBR006 adalah sebagai berikut : 

- Jumlah pemesan SBR006 sebanyak 9.520 investor. Berdasarkan usia, jumlah investor dari generasi milenial mendominasi dengan porsi mencapai 49,42 persen dari total jumlah investor. Adapun dari sisi volume pemesanan, kelompok baby boomers merupakan yang terbesar, yaitu mencapai 44,46 persen dari total volume pemesanan atau Rp1 triliun.

- Berdasarkan kelompok profesi, jumlah investor terbesar adalah pegawai swasta yang mencapai 36,52 persen, selanjutnya kelompok wiraswasta dan PNS/TNI/Polri masing-masing 17,83 persen dan 11,13 persen.

- Berdasarkan volume pemesanan, kelompok profesi wiraswasta adalah yang terbesar mencapai 36,75 persen, disusul oleh pegawai swasta dan ibu rumah tangga masing-masing 26,77 persen dan 14,5 persen.

- Rata-rata volume pemesanan per investor adalah Rp237,31 juta.

- Sebanyak 22,2 persen investor SBR006 berasal dari mitra distribusi kelompok fintech. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan pencapaian fintech pada penjualan SBR005 yang sebesar 21,63 persen.

- Terdapat 3.300 investor SBR006 yang juga pernah membeli pada penerbitan Surat Utang Negara (SUN) ritel sebelumnya (repeated order) sejak instrumen ini diterbitkan secara online. Sedangkan investor SBR006 yang selalu membeli SUN ritel sejak pemerintah menerbitkan SBR secara online berjumlah 332 investor.

Untuk diketahui, Savings Bond Ritel (SBR) adalah salah satu instrumen pembiayaan negara yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan warga negara Indonesia. Pemerintah menawarkan SBR kepada masyarakat Indonesia dengan seri SBR-006 sebagai alternatif investasi yang aman, mudah, terjangkau dan menguntungkan.

SBR memiliki karakteristik bisa dibeli oleh individu atau warga negara Republik Indonesia. Nilai pemesanan mulai Rp1 juta dan jatuh tempo surat utang 2 tahun, serta ada fasilitas early redemption dan SBR006 dijamin oleh negara.

Terdapat pula fasilitas early redemption yaitu fasilitas yang memungkinkan investor menerima sebagian pelunasan pokok SBR oleh pemerintah sebelum jatuh tempo. Fasilitas ini hanya bisa dimanfaatkan oleh investor dengan minimal kepemilikan Rp2 juta di setiap mitra distribusi dan jumlah maksimal yang bisa diajukan untuk early redemption adalah 50 persen dari kepemilikan investor.

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa adalah salah satu mitra distribusi (midis) untuk penjualan surat utang negara ritel yang telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan. Transaksi online di Bareksa mudah dan bisa dilakukan kapan saja.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki agar bisa memesan produk Sukuk atau SBN di Bareksa.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di Sukuk dan produk SBN lainnya? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP, ini caranya.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli Sukuk dan produk SBN lainnya? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

Perlu dicatat, Sukuk Tabungan terbuka bagi masyarakat Indonesia dari kalangan manapun, tanpa memandang latar belakang keyakinan. Kehadiran Sukuk Tabungan ini tentunya memberikan alternatif untuk menyimpan uang pada instrumen yang menghasilkan potensi imbal yang cukup menarik.

(AM)