Tawarkan Sukuk ke Investor Ritel, OJK Nilai Korporasi Belum Percaya Diri
Korporasi membutuhkan likuiditas yang cepat dengan biaya administrasi yang rendah
Korporasi membutuhkan likuiditas yang cepat dengan biaya administrasi yang rendah
Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang korporasi belum cukup percaya diri untuk menawarkan obligasi ataupun sukuk kepada investor ritel. Sebab korporasi membutuhkan dana yang cepat, namun dengan risiko yang rendah.
Direktur Pasar Modal Syariah OJK Fadila Kartikasasi menjelaskan korporasi bekerja sama dengan underwriter ketika menerbitkan surat utang. Dari sana, underwriter akan menilai apakah dengan mengeluarkan surat utang ini ke investor institusi atau ritel, kebutuhan pendanaannya akan terpenuhi.
"Kalau mereka tidak yakin terserap pasar, mereka tidak akan menjualnya," ujar dia di Jakarta, Kamis (9/5).
Dengan pertimbangan ini, korporasi belum terlalu percaya diri untuk menjualnya kepada investor ritel sehingga masih menyasar investor institusi. Menurut Fadila, korporasi belum siap menanggung biaya administrasi yang besar dan proses yang panjang ketika menawarkan surat utangnya ke investor ritel.
"Kalau korporasi menyasar langsung ke investor institusi, dananya cepat datang, biaya administrasinya tidak begitu besar," kata Fadila.
Hal ini juga yang menyebabkan investor institusi masih lebih banyak merebut penawaran sukuk ataupun obligasi korporasi di pasar perdana.
"Kalaupun investor ritel mau bersaing di pasar perdana, yang bisa membeli sukuk korporasi mungkin tidak banyak karena denominasinya lumayan besar, minimal Rp500 juta. Jadi, ini semua sangat tergantung underwriter, apakah mau melayani yang kecil-kecil," ucap dia.
Untuk menyiasati hal ini, menurut Fadila, investor ritel bisa mencoba peruntungannya melalui reksadana berbasis sukuk atau reksadana yang ada portofolio obligasinya. Di Bareksa, ada 11 reksadana campuran dan pendapatan tetap yang memiliki portofolio sukuk yang bisa menjadi pilihan investor.
Berdasarkan data OJK, outstanding penerbitan sukuk sampai 5 April 2019 mencapai Rp24,28 triliun dari 120 sukuk. Sedangkan nilai akumulasinya mencapai Rp39,45 triliun dengan 197 penerbitan sukuk.
Dari sisi pangsa pasar, sukuk korporasi berkontribusi 5,79 persen dari keseluruhan nilai penerbitan obligasi korporasi. Sedangkan dari sisi jumlah, berkontribusi 16,04 persen dari keseluruhan obligasi korporasi.
Sumber : OJK
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.