Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)
Sebanyak tujuh bank berkomitmen memberikan sindikasi pinjaman senilai Rp5,15 triliun kepada KRAS. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk membiayai proyek pabrik peleburan baja bertanur tinggi (blast furnace).
Pada 27 Juni 2016 lalu, KRAS menandatangani perjanjian perubahan dan pernyataan kembali atas perjanjian kredit antara perseroan dan para kreditor. Pinjaman sindikasi memiliki jangka waktu penarikan selama satu tahun dan masa pelunasan selama sembilan tahun atau hingga 2026. Adapun pengerjaan blast furnance ditargetkan rampung pada kuartal IV 2016.
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
BRMS tengah merampungkan negosiasi pembayaran utang senilai $450 juta. Negosiasi ini terdiri atas opsi perpanjangan masa jatuh tempo utang atau debt to equity swap. Direktur Keuangan BRMS Fuad Helmy mengatakan, perseroan masih berdiskusi terkait periode perpanjangan utang dengan para kreditur. Di luar itu, perseroan pun terbuka terhadap opsi restrukturisasi, seperti debt to equity swap atau obligasi wajib konversi (OWK).
Perseroan, menurut Fuad, berupaya menunjukkan peningkatan kinerja untuk meyakinkan para kreditur. Sejauh ini, kreditur memahami tekanan yang melanda sektor komoditas. Kreditur pun menyadari bahwa BRMS masih dalam kategori perusahaan eksplorasi.
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP)
UNSP tahun ini akan mengoptimalkan produksi kelapa sawitnya. Direktur dan Investor Relation UNSP Andi Setianto mengatakan, tahun ini perseroan bakal menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp100-200 miliar untuk penanaman tanaman muda, sarana produksi, dan infrastruktur.
Dia menjelaskan, perseroan juga akan melakukan penambahan lahan untuk ekspansi kebun. Perseroan akan fokus untuk menggunakan teknologi bibit unggul agar produktivitas meningkat.
Surat Utang Negara (SUN)
Harga SUN diperkirakan menguat didukung aksi beli investor usai libur lebaran ini. Kenaikan harga juga masih dipengaruhi sentimen positif pengesahan UU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty). Analis Obligasi Maybank Indonesia Anup Kumar mengatakan, transaksi obligasi juga akan mendapatkan sentimen positif atas penurunan US Treasury, sehingga pelaku pasar beralih ke SUN. Diperkirakan yield SUN bertenor 10 tahun bergerak pada level 6,9 sampai 7,4 persen sepanjang pekan ini.
Menurut Anup, dampak pengesahan UU Tax Amnesty kemungkinan terasa mulai pekan ini. Repatriasi dana diharapkan mulai mengalir yang berdampak pada peningkatan permintaan SUN.
Pemerintah Siapkan Trustee dan Zero Coupon Bond
Pemerintah menyiapkan instrumen trustee dan zero coupon bond guna menampung dana repatriasi tax amnesty. Hal itu untuk melengkapi instrumen lainnya seperti obligasi pemerintah, Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan obligasi BUMN.
Dana repatriasi modal yang diperkirakan mencapai Rp4.000 triliun itu diperkirakan akan memberikan tekanan jika langsung masuk ke pasar keuangan sekaligus tanpa melalui instrumen-instrumen lain. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, trustee memungkinkan pemilik dana membuat perjanjian dengan perbankan untuk menempatkan dananya di tempat tertentu dengan return tertentu.