Bareksa.com - PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), sebelumnya dikenal sebagai Alam Tri Abadi (ATA), telah menjadi pemain utama di industri pertambangan batu bara Indonesia sejak 1992.
Setelah pemisahannya dari PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) melalui public offering to existing shareholders (POES) dan initial public offering (IPO) 10%, AADI kini beroperasi sebagai entitas independen yang berfokus pada produksi batu bara termal.
Menurut riset Ciptadana Sekuritas Asia (25/2), pemisahan ini memungkinkan AADI untuk berkembang tanpa mempertimbangkan faktor ESG dan biaya modal dari bisnis non-termal ADRO, seperti batu bara kokas, aluminium, dan energi terbarukan.
Pada tahun 2024, pasar batu bara termal global tetap ketat dengan harga rata-rata mencapai US$131 per ton akibat gangguan pasokan karena cuaca ekstrem. Gelombang panas berkepanjangan di Asia dan curah hujan yang fluktuatif menghambat pasokan energi dari tenaga hidro.
Namun, tekanan pasar diperkirakan akan mereda seiring percepatan dekarbonisasi global. China telah memenuhi target energi bersih 2030 enam tahun lebih awal dengan ekspansi besar-besaran energi angin dan surya, yang berpotensi menekan permintaan dan harga batubara.
Meski begitu, risiko tetap ada, terutama karena permintaan listrik yang dipicu oleh perkembangan kecerdasan buatan (AI) di Asia Tenggara bisa naik dua kali lipat pada 2026 (IEA). Ciptadana Sekuritas memperkirakan harga batu bara tetap di atas US$100 per ton selama dua tahun ke depan, sebelum turun di bawahnya pada 2027, dengan proyeksi harga 2025-2027 masing-masing US$110 per ton, US$100 per ton, dan US$90 per ton.
AADI mengoperasikan tiga tambang batu bara utama yakni Adaro Indonesia (AI), Balangan Coal (Balangan), dan Mustika Indah Permai (MIP), dengan AI menyumbang sekitar 80% dari total produksi.
Produksi dan penjualan 2024 AADI diperkirakan masing-masing mencapai 64,7 juta ton dan 65,4 juta ton, dengan pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) 2,3% hingga 2027 menjadi 69,3 juta ton produksi dan 70 juta ton penjualan.
Pertumbuhan terutama didorong oleh Balangan dan MIP, mengingat keterbatasan ekspansi di AI. Sementara AADI sedang mengembangkan dua tambang baru, PC dan RC, namun keduanya masih dalam tahap awal.
Seiring dengan penurunan harga batu bara, maka biaya produksi diperkirakan menurun dari US$52 per ton di pada 2024 menjadi US$41 per ton di 2027, didukung oleh berkurangnya royalti dan biaya bahan bakar. Hal ini mencerminkan efisiensi operasional dan struktur penambangan terintegrasi AADI.
Ciptadana Sekuritas merokomendasikan hold saham AADI dengan target harga Rp8.950. Valuasi saham ini berdasarkan metode discounted cash flow (DCF), yang menunjukkan 5x proyeksi PE 2025, lebih rendah dibanding rata-rata emiten batu bara termal Indonesia yang diamati yakni 6,9x, maupun emiten global 9,4x.
Meski potensi kenaikan harga saham hanya 5,6%, Ciptadana Sekuritas optimistis terhadap AADI karena kebijakan dividen yang menarik, serta efisiensi biaya melalui operasi pertambangan terintegrasi. Dengan asumsi rasio pembayaran dividen stabil di 45% selama pada 2025-2027, maka imbal hasil (yield) dividen diperkirakan mencapai 14,6%, 9,8% dan 8,5%, yang memberikan perlindungan terhadap volatilitas pasar.
Tahun hingga 31 Des | 2022A | 2023A | 2024F | 2025F | 2026F |
---|---|---|---|---|---|
Pendapatan (US$ juta) | 7,726 | 5,915 | 5,425 | 4,989 | 4,911 |
Laba Operasional (US$ juta) | 3,696 | 1,454 | 1,482 | 1,233 | 1,096 |
Laba Bersih (US$ juta) | 2,065 | 1,144 | 1,282 | 863 | 747 |
EPS (US$ sen) | 26.5 | 14.7 | 16.5 | 11.1 | 9.6 |
Pertumbuhan EPS (%) | 182.1 | -44.6 | 12.1 | -32.7 | -13.4 |
EV/EBITDA (x) | 0.4 | 1.5 | 2.7 | 2.9 | 3.0 |
PER (x) | 1.9 | 3.5 | 3.1 | 4.6 | 5.3 |
PBV (x) | 0.9 | 0.9 | 1.6 | 1.4 | 1.2 |
Hasil Dividen (%) | 42.9 | 23.1 | 75.7 | 14.6 | 9.8 |
ROE (%) | 50.2 | 26.2 | 49.4 | 29.9 | 23.1 |
Sumber: AADI, Ciptadana Estimates
Meski AADI punya fundamental kuat, namun terdapat beberapa risiko yang bisa mempengaruhi kinerja perusahaan, antara lain volatilitas harga batu bara, regulasi pemerintah yang tidak menguntungkan, kinerja operasional di bawah ekspektasi, serta perubahan kebijakan internasional terkait energi dan emisi karbon.
Namun, jika harga batu bara naik di luar ekspektasi, maka ada potensi kenaikan target harga saham, membuka peluang revisi rating ke level lebih positif.
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Disclaimer Ciptadana Sekuritas di Sini
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.