Prospek Harga Emas Masih Panas, Saham HRTA Bakal Ngegas?
Tim Analis Bareksa memprediksi saham HRTA bisa bergerak menuju Rp480 dan mencapai 1x PBV dan PER 7,3x
Tim Analis Bareksa memprediksi saham HRTA bisa bergerak menuju Rp480 dan mencapai 1x PBV dan PER 7,3x
Bareksa.com - Meskipun harga emas sedikit menurun beberapa waktu terakhir, namun prospek logam kuning dinilai masih memanas dalam jangka panjang. Sebab, seiring ketidakpastian ekonomi dan politik global, seperti konflik geopolitik perang Rusia-Ukraina dan Israel-Iran yang tak kunjung mereda, hingga Donald Trump yang kembali terpilih sebagai presiden Amerika Serikat ke-47 yang bakal menerapkan perang dagang, bisa membuat pasar bergejolak. Kondisi itu bisa menguntungkan emas.
Setelah mencetak kenaikan signifikan setahun terakhir, yakni harga emas naik 30,7% per 4 Desember 2024, tahun depan logam mulia diprediksi masih menyala. Hal itu bisa menguntungkan perusahaan atau emiten produsen dan penjual emas. Salah satunya PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) atau Hartadinata, pionir di industri manufaktur perhiasan dan emas batangan Tanah Air.
Per September 2024, HRTA mencatat penjualan emas murni 11,42 ton, naik 9,43 ton atau melesat 21,08% dibandingkan periode yang sama di 2023. Rata-rata harga jual emas HRTA di periode 9 bulan pertama 2024 juga meningkat 17,8% menjadi Rp1,15 juta per gram. Hal itu mengerek pendapatan perseroan melesat 42,43% menjadi Rp13,29 triliun dan laba bersih Rp301,92 miliar atau melesat 16,22% di periode yang sama.
Promo Terbaru di Bareksa
Volume dan Harga Rata-rata Penjualan Emas HRTA
Sumber : HRTA
Menurut Tim Analis Bareksa, lonjakan penjualan HRTA utamanya ditopang meningkatnya minat masyarakat berinvestasi logam mulia, sehingga harga emas terus naik. Peningkatan ini juga didorong oleh penjualan Emasku dengan gramasi 0,1-1 kg dan menggunakan teknologi BullionProtect. Emasku adalah emas batangan produksi HRTA. Selain itu, perusahaan juga memproduksi perhiasan emas dengan merek Aurum Collection Center (ACC), ACC Premium, Claudia Perfect Jewellery, dan Celine Jewellery.
Selain itu, kapasitas refinery (pemurnian) emas yang dimiliki HRTA saat ini cukup besar dengan mengandalkan pasokan dari tambang lokal, salah satunya dari PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). HRTA jadi pembeli terbesar BRMS atau mencapai 88% dari total penjualan BRMS. Dengan mengandalkan pemasok lokal dan refinery di dalam negeri, membuat biaya pembuatan emas murni HRTA jadi terjaga dan margin tetap menarik.
Selain itu kapasitas produksi perusahaan masih terbilang cukup besar, di mana saat ini rasio utilisasi mencapai 45.59% dengan total kapasitas terpasang 42 ton.
Kapsitas Produksi dan Utilisasi HRTA
Sumber : HRTA
Selain pasar dalam negeri, HRTA juga mengekspor produksi emasnya, meskipun kontribusinya belum siginikan. Kontributor terbesar pendapatan HRTA penjualan emas ke distributor (wholesaler) mencapai 75,4% hingga kuartal III 2024 dan penjualan emas ke toko 23,9%. Tim Analis Bareksa menilai beragamnya segmen penjualan perseroan bisa mendukung perluasan kinerja perseroan ke depannya. Ditambah, saat ini penjualan emas dengan gramasi kecil masih mendominasi, sehingga mendukung peningkatan margin perseroan ke depannya.
Sumber : HRTA
HRTA juga mengombinasikan bisnis penjualan dan gadai emas, sehingga bisa memudahkan masyarakat yang ingin membeli emas, namun tidak memiliki akses pinjaman ke bank. Tercatat HRTA sudah didukung 91 toko gadai emas yang tersebar di seluruh Indonesia.
Jumlah Toko Gadai Emas HRTA
Sumber : HRTA
Prospek Kinerja dan Saham HRTA
Tim Analis Bareksa memprediksi didukung oleh meningkatnya ketidakpastian global salah satunya akibat kebijakan Presiden Trump yang sangat dinamis dan kerap mengguncang pasar, justru bisa jadi sentimen positif bagi kinerja dan saham HRTA. Potensi penguatan dolar AS justru menguntungkan HRTA karena mengekspor emasnya dan untuk pasar domestik. Dengan pasokan dari dalam negeri, sementara patokan harga emas menggunakan dolar AS, maka kondisi itu berpeluang mendongkrak penjualan HRTA,
Tim Analis Bareksa optimistis HRTA bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan 23-25% dan laba bersih naik 15-17% pada 2025. Kemudian harga saham perusahaan yang didirikan Ferriyady Hartadinata pada 1989 silam itu dinilai masih menarik. Sebab jika dibandingkan dengan beberapa kompetitor di pasar Asia, maka saham HRTA masih cukup atraktif. Saat ini valuasi saham HRTA memiliki price earning ratio (PER) 4,9 kali dan price to book value (PBV) 0,77 kali.
Tim Analis Bareksa memprediksi saham HRTA bisa bergerak menuju Rp480 dan mencapai 1x PBV dan PER 7,3x. Dibandingkan harga saat ini Rp366 (per 5/12), maka saham HRTA masih punya potensi kenaikan 31,1%. Pada perdagangan Jumat pagi (6/12) pukul 10.54 WIB, saham HRTA menguat 0,55% menjadi Rp368.
Rasio Saham HRTA vs Kompetitor
Perusahaan | PER | PBV | ROA | ROE | Cash Conversion Cycle | Gross Margin | Net Interest Margin |
Chow Tai Fook Jewellery Group Ltd | 16,03 | 2,83 | 5,3% | 17,4% | 276,25 | 20,5% | 5,98% |
Hartadinata Abadi Tbk PT | 4,87 | 0,77 | 6,7% | 16,9% | 98,51 | 5,97% | 2,07% |
Phu Nhuan Jewelry JSC | 17,60 | 3,05 | 14,4% | 18,3% | 120,91 | 17,01% | 4,68% |
Titan Company Ltd | 92,52 | 30,86 | 9% | 29,3% | 211,63 | 22,84% | 5,9% |
Sumber : HRTA, harga saham per 5/12/2024
PER adalah rasio yang digunakan untuk menilai mahal murahnya saham berdasarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih. Laba bersih dalam hal ini adalah laba bersih per saham. Adapun PBV adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Rasio PBV lebih kecil dari 1 mengindikasikan saham perusahaan adalah murah karena masih lebih rendah dari nilai buku.
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,26 | 0,20% | 3,96% | 7,67% | 8,44% | 19,37% | 38,66% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,82 | 0,18% | 4,06% | 7,12% | 7,59% | 2,92% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.083,48 | 0,57% | 4,00% | 7,46% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.850,96 | 0,53% | 3,87% | 7,03% | 7,37% | 17,64% | 41,40% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.282,71 | 0,82% | 4,05% | 7,12% | 7,43% | 20,40% | 35,77% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.