Bareksa.com - Saham bank swasta terbesar Tanah Air, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sumringah pagi ini. Harga saham emiten Grup Djarum hijau dengan mencatat penguatan 0,23% menjadi Rp10.850 pada Kamis pagi (26/9) pukul 10.38 WIB. Pada pembukaan perdagangan saham BBCA di level Rp875. Menurut Tim Analis Bareksa, saham BBCA meraih sentimen positif karena mencatatkan pertumbuhan laba dua digit, sehingga hanya tertekan net sell asing Rp66 miliar dan harga saham tidak jatuh seperti bank besar lainnya.
Sumber : fitur Bareksa Saham
Menurut data Running Trade fitur Bareksa Saham, tampak pada Kamis pagi banyak investor berburu saham BBCA. Hal ini terlihat jumlah order beli saham BBCA lebih mendominasi ketimbang yang order jual.
Sumber : fitur Bareksa Saham
Menurut data Order Book fitur Bareksa Saham jumlah order beli terbanyak saham BBCA di harga Rp10.850 mencapai 43.332 lot, dibandingkan order jual terbanyak di harga Rp11.000 sebanyak 40.557 lot.
Sumber : fitur Bareksa Saham
BBCA mencatat laba bersih Rp35,99 triliun dalam periode 8 bulan hingga Agustus 2024, melonjak 13,5% dari periode yang sama tahun lalu. Lonjakan itu ditopang pendapatan bunga bersih (NII) yang juga naik 10,1% dan pendapatan non bunga (non interest income) meningkat 8,1%, sementara beban operasional turun 11,5%. Margin bunga bersih bank dengan kapitalisasi pasar terbesar itu terjaga di 5,9%. BBCA membukukan pertumbuhan penyaluran kredit 15,66%. Merupakan yang tertinggi dibandingkan bank-bank besar lain. Dana pihak ketiga (DPK) BBCA naik 4,1% dan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) di 76,5%.
Tim Analis Bareksa menilai saham perbankan Tanah Air yang sensitif suku bunga, sejatinya meraih sentimen positif dari dimulainya era penurunan agresif bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) pekan lalu. Namun awal pekan ini, seiring pengumuman stimulus jumbo pemerintah China guna mendongkrak ekonomi Negara Panda, ada indikasi terjadinya rotasi dari sektor sensitif suku bunga menuju saham komoditas. Sehingga investor asing tampak mulai melego saham-saham bank Tanah Air.
Bank Sentral China (PBoC) pada Selasa lalu (24/9) mengumumkan akan menggelontorkan stimulus jumbo untuk menggenjot ekonomi Negara Panda agar mencapai target pertumbuhan tahunan 5%. Di antaranya pemotongan jumlah uang yang harus disimpan bank sebagai cadangan, ke level terendah sejak 2020, memangkas suku bunga, stimulus untuk menopang pasar properti termasuk menurunkan biaya pinjaman hipotek US$5,3 triliun dan melonggarkan aturan untuk pembelian rumah kedua.
China juga mengizinkan penggunaan dana PBOC untuk membeli saham di bursa Negeri Tirai Bambu. Seiring stimulus tersebut saham komoditas Tanah Air mendapatkan angin segar. Karena China merupakan salah satu konsumen terbesar komoditas RI.
Tim Analis Bareksa tetap merekomendasikan beli saham BBCA dengan target harga Rp12.000 dibandingkan harga Kamis pagi di kisaran Rp10.850, maka saham BBCA punya potensi kenaikan 10,6%.
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.