Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,04% ditutup di 7.829 pada Rabu (18/9/2024), meskipun Bank Indonesia secara mengejutkan menurunkan bunga acuan 0,25% dari 6,25% menjadi 6% kemarin. Menurut Tim Analis Bareksa, pelaku pasar masih menanti (wait and see) hasil rapat gubernur (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve pada Kamis WIB yang akan menentukan pemangkasan suku bunga acuan Negara Paman Sam. Pasar memprediksi 63% peluang Fed Rate turun 50 basis poin (bps) atau 0,5% dan hanya 37% kemungkinan pemotongan 25 bps.
Jika bank pimpinan Jerome Powell itu memotong suku bunga 0,5%, maka bisa jadi sentimen positif bagi IHSG. Namun jika Fed Rate hanya turun 0,25%, maka bisa direspons netral pelaku pasar, karena terlihat sudah cukup priced in dengan kenaikan IHSG dalam 3 bulan terakhir mencapai 16,3%. Menurut Tim Analis Bareksa, pemangkasan BI Rate jadi sentimen positif bagi saham perbankan dan properti, seperti BBRI, BBTN dan SMRA yang jadi rekomendasi stock pick hari ini, Kamis (19/9). Sebab bunga murah bisa menggenjot kredit dan penjualan rumah.
Stock Pick | BBTN | BBRI | SMRA |
Last Price | Rp1.485 | Rp5.350 | Rp680 |
Recommendation | Trading Buy | Hold | Trading Buy |
Entry Range | Rp1.485 | Rp5.350 | Rp680 |
Rp1.460 | Rp5.250 | Rp655 | |
Target Price (TP) 1 | Rp1.515 | Rp5.500 | Rp700 |
Target Price (TP) 2 | Rp1.550 | Rp5.650 | Rp720 |
Stop Loss | Rp1.420 | Rp5.075 | Rp635 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 18/9/2024
Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) naik 2,77% atau bertambah 40 poin menjadi Rp1.485 pada Rabu (18/9). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham BBTN di rentang harga Rp1.460 hingga Rp1.485, dengan target harga ambil untung di Rp1.515 dan Rp1.550, serta stop rugi di Rp1.420.
Pergerakan saham BBTN
Sumber : investing.com
Tim Analis Bareksa menilai indikator relative strength index (RSI) saham BBTN masih terlihat naik dan volume juga mengalami kenaikan. Sehingga harga saham bank pelat merah yang berfokus di kredit perumahan itu berpeluang melanjutkan penguatan. Selain dari pemangkasan BI Rate, BBTN juga meraih sentimen positif dari perpanjangan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTN) untuk pembelian rumah 100% hingga Desember 2024. BBTN menguasai sekitar 40% pasar pembiayaan perumahan di Indonesia. Hingga 28 Agustus, BBTN telah menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 121.593 unit.
Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik 0,94% atau bertambah 50 poin menjadi Rp5.350 pada Rabu (18/9). Tim Analis Bareksa merekomendasikan hold saham BBRI di kisaran harga Rp5,250 hingga Rp5.350, dengan target harga ambil untung di Rp5.500 hingga Rp5.650, serta stop rugi di Rp5.075
Sumber : investing.com
Menurut Tim Analis Bareksa, saham BBRI masih kuat bergerak di atas level MA15 dan berusaha menembus level resisten di Rp5.350, sejalan dengan indikator RSI yang masih berpotensi menguat. Bank pelat merah yang berfokus di kredit segmen UMKM itu optimistis akan tetap membagikan dividen jumbo dalam 5 tahun depan. Sebab permodalan BBRI dinilai memadai, karena rasio kecukupan modal (CAR) 25% jauh melampaui ketentuan 17,5%, sehingga tidak perlu menumpuk laba. Sebelumnya BBRI membagikan 80% dari laba bersih 2023 atau senilai Rp48,1 triliun sebagai dividen, atau setara Rp319 per lembar saham.
Harga saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) meningkat 4,62% atau bertambah 30 poin menjadi Rp680 pada Rabu (18/9). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham SMRA di rentang harga Rp655 hingga Rp680, dengan target harga ambil untung di Rp700 dan Rp720, serta stop rugi di Rp635.
Pergerakan saham SMRA
Sumber : investing.com
Tim Analis Bareksa melihat kenaikan harga SMRA didukung oleh kenaikan volume dan melanjutkan uptrend jangka pendek. Emiten properti itu juga optimistis kinerja indusri perumahan Tanah Air moncer tahun ini seiring diskon PPN 100% diperpanjang hingga akhir 2024. Sebab industri properti tengah menghadapi pelemahan daya beli konsumen. Karena itu, insentif PPN DTP 100% bisa mengerek kemampuan masyarakat dalam membeli aset properti. Kontribusi insentif PPN DTP terhadap marketing sales SMRA di semester I 2024 dikalkulasi mencapai 61%. Hingga akhir 2024, SMRA membidik marketing sales Rp5 triliun dan sampai Mei 2024 sudah terealisasi Rp1,5 triliun.
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.