Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbang pada Kamis pagi (12/9/2024). Indeks saham kebanggaan Tanah Air bahkan sempat menembus level tertinggi sepanjang masa (all time high) barunya secara intraday di level 7.833 pada pukul 10.10 WIB. Kenaikan IHSG didorong sentimen positif rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) bulan Agustus 2024 yang sesuai perkiraan pasar yakni 2,5% secara tahunan (YOY). Pada penutupan sesi I perdagangan Kamis (12/9), IHSG naik 0,65% atau bertambah 50,53 poin menjadi 7.811,48.
Menurut Tim Analis Bareksa, rilis data indeks harga konsumen Negara Paman Sam itu semakin menguatkan keyakinan pasar bahwa Bank Sentral The Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga acuan 25 basis poin atau 0,25% pada rapat FOMC 17-18 September pekan depan. Hijaunya IHSG pagi ini utamanya dikerek kenaikan saham-saham sektor teknologi dan energi yang masing-masing naik 6% dan 2,3% hingga pukul 11:44 WIB.
Tim Analis Bareksa menilai lonjakan saham teknologi karena mendapatkan sentimen positif dari prospek pemangkasan suku bunga. Sebab ketika suku bunga turun, maka biaya kredit untuk ekspansi emiten teknologi jadi lebih murah. Beberapa saham di sektor teknologi yakni PT DCI Indonesia Tbk (DCII) tercatat melesat 15,7%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) meroket 5,35% dan PT Indointernet Tbk (EDGE) melonjak 11,6%.
Sementara itu, sumringahnya saham sektor energi salah satunya karena terdorong lonjakan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang meroket 13,35% jadi Rp3.990 pada pukul 11.45 WIB. Bahkan pada pukul 11.30 WIB, ADRO sempat menembus Rp4.010, atau melesat 14% dibandingkan penutupan hari sebelumnya Rp3.520.
Menurut Tim Analis Bareksa, melesatnya saham perusahaan tambang batu bara milik Garibaldi (Boy) Thohir itu salah satunya karena pengumuman perseroan yang berencana menjual PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). ADRO akan melego seluruh saham AAI atau 99,9999% senilai US$2,45 miliar atau sekitar Rp37,97 triliun dengan kurs Rp15.500 per dolar Amerika Serikat (AS). Transaksi bernilai jumbo itu setara dengan 31,8% dari total ekuitas ADRO. Rencana ini akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 Oktober mendatang.
Pembeli dalam transaksi ini adalah para pemegang saham ADRO. Mekanisme transaksi dilakukan melalui Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham (PUPS) berdasarkan POJK 76/2017. Pemegang saham terbesar ADRO saat ini di antaranya PT Adaro Strategic Investment 45,66%, yang ternyata juga pemilik 0,0001% saham AAI. Kemudian Pihak Afiliasi memegang 7,77% saham ADRO, Garibaldi Thohir 6,43%, Edwin Soeryadjaja 3,42%, serta masyarakat 33,73%.
Tim Analis Bareksa menilai upaya ADRO untuk spin off AAI seiring target perusahaan untuk mendukung program pemerintah dalam mengampanyekan green energy. Langkah itu ternyata mendapat sambutan positif pasar sehingga mengerek saham ADRO.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.