Saham-saham Ini Bisa Untung dari Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

Abdul Malik • 25 Jun 2024

an image
Presiden dan wakil presiden terpilih Pemilu 2024 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat berkampanye di depan pendukungnya (14/2/2024) (Shutterstock).

Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah mengalokasikan Rp71 triliun untuk program makan bergizi gratis pada Rancangan APBN 2025

Bareksa.com - Program makan siang gratis bagi anak-anak Indonesia yang dicanangkan presiden dan wakil presiden terpilih pada pemilihan umum (Pemilu) 2024, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka semakin mendekati kenyataan. Sebab, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan sudah mengalokasikan Rp71 triliun untuk program yang kini bernama makan bergizi gratis pada Rancangan APBN 2025. Saham-saham apa yang bakal diuntungkan dari program unggulan Prabowo-Gibran tersebut?

Menurut Tim Analis Bareksa, kemenangan Prabowo - Gibran pada Pemilu Presiden berpeluang membawa berkah bagi emiten ayam dalam jangka panjang, berkat program makan siang gratis bagi anak sekolah. Sebab, dengan asumsi pelaksanaan program secara bertahap, menyasar sekolah negeri dan sajian dengan ayam 125 gram per 2 hari sekali makan di 2029, maka bisa mendorong tambahan konsumsi ayam 500.000 ton per tahun. Dengan begitu, kelebihan pasokan akan terserap 25% dan menyisakan oversupply 1,5 juta ton dari saat ini 2 juta ton.

Meskipun program ini memang tidak serta merta menyelesaikan masalah oversupply industri ayam, tetapi setidaknya bisa meringankan beban para peternak. Menurut data Kementerian Pertanian, sepanjang 2023 total produksi ayam nasional mencapai 3,99 juta ton. Adapun konsumsi ayam nasional saat ini hanya 2 juta ton. Sehingga terjadi kelebihan pasokan 2 juta ton. Oleh karena itu, pemerintah merencanakan pemusnahan (culling) sekitar 6-7 juta ayam per tahun.

Beli Saham di Sini

Perkiraan jumlah siswa dan kebutuhan konsumsi ayam

Jenjang

2025

2026

2027

2028

2029

TK

8,742,966

8,830,396

8,918,700

9,007,887

9,097,966

SD

24,664,066

24,910,707

25,159,814

25,411,412

25,665,526

SMP

10,115,739

10,216,896

10,319,065

10,422,256

10,526,479

SMA

5,381,068

5,434,879

5,489,228

5,544,120

5,599,561

SMK

5,088,076

5,138,957

5,190,347

5,242,250

5,294,673

Total Siswa (Negeri + Swasta)

53,991,915

54,531,835

55,077,154

55,627,925

56,184,205

Total Siswa dikurangi Swasta 25%

40,493,936

40,898,876

41,307,866

41,720,944

42,138,154

Pemenuhan Target Makan Siang Gratis (%)

40%

50%

65%

80%

100%

Target Siswa Sekolah Negeri

16,197,574

20,449,438

26,850,113

33,376,755

42,138,154

Jumlah Hari Sekolah / Tahun

200

200

200

200

200

Jumlah Hari dengan Menu Ayam

100

100

100

100

100

Berat Ayam per Porsi (Gram)

125

125

125

125

125

Tambahan Konsumsi Ayam (Ton/Tahun)

202,470

255,618

335,626

417,209

526,727

Sumber : BPS, Kementerian Pertanian, diolah Tim Analis Bareksa

Beli Saham di Sini

Perkembangan Industri Ayam

Berdasarkan data PIHPS Nasional, sejak awal 2024 harga ayam perlahan menanjak naik di 4 provinsi produsen sekaligus padat penduduk di Indonesia, yakni Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Keempat provinsi itu mencatat kenaikan harga ayam 9-33%. Kenaikan harga umumnya akibat penyelenggaraan Pemilu dan distribusi bantuan sosial sehingga mendongkrak daya beli masyarakat.  

Sumber : Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS)

Secara bersamaan, harga jagung nasional turun tajam tahun ini. Untuk diketahui, jagung merupakan bahan pakan ternak ayam dengan kontribusi 55-60% dari total bahan baku pakan ternak. Hal tersebut membuat jagung jadi komoditas penting dalam menjaga harga ayam antara peternak, pemerintah dan konsumen. 

Sumber : Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS)

Beli Saham di Sini

Tim Analis Bareksa menilai, saat ini beberapa emiten seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) mengandalkan penjualan pakan ternak terutama unggas, walaupun mereka juga memiliki pakan untuk budidaya ikan air tawar. Beberapa risiko seperti inflasi akibat kenaikan harga ayam, bisa diredam karena ketersediaan pasokan yang cukup tinggi dan kapasitas peternakan nasional yang cukup besar saat ini. 

Dengan program makan siang gratis secara nasional yang akan dilakukan secara bertahap hingga 2029, nantinya akan menargetkan sekitar 40 juta anak sekolah. Hal ini akan sangat menguntungkan saham-saham peternak unggas dan pakan ternak seperti CPIN, JPFA dan MAIN. Tim Analis Bareksa memprediksi sektor pakan ternak berpeluang tumbuh signifikan. Hal ini mempertimbangkan potensi pengembangan peternakan lokal di daerah yang tidak tergantung dari segmen korporasi besar.

Kenaikan harga ayam yang dibarengi penurunan harga jagung justru membawa berkah bagi emiten seperti CPIN dan JPFA. Per kuartal I 2024, CPIN membukukan laba Rp771 miliar atau naik hampir 200% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Senada, JPFA meraup laba Rp665 miliar dibandingkan sebelumnya merugi Rp250 miliar. 

Seiring potensi tersebut, Tim Analis Bareksa merekomendasikan beli saham CPIN dengan target harga Rp5.800 pada 2024, atau masih ada potensi kenaikan 13,7% dari level saat ini Rp5.100  (per 24/6). Tidak berbeda, saham JPFA juga direkomendasikan beli dengan target harga 2024 di Rp1.600 atau ada potensi kenaikan 9,9% dari level saat ini. Sedangkan target saham MAIN di level Rp710 atau punya potensi kenaikan 9,2% dari level saat ini Rp650. 

Beli Saham di Sini

(Christian Halim/Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.