IHSG Turun 9% dalam 3 Bulan Jadi 6.800-an, OJK Ungkap Sebabnya dan Upayakan 4 Langkah Ini

Abdul Malik • 14 Jun 2024

an image
Anggota Dewan Komisioner merangkap sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi. (dok. OJK)

Lebih dari 50% emiten kinerjanya menurun dan data agregat profit tercatat turun 10,6%

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh rekor tertingginya menyentuh 7.433,315 pada Kamis (14/3) dan secara intraday di 7.454. Namun kini IHSG terus merosot bahkan menyentuh 6.800-an. Pada Jumat (14/6) pukul 10.22 WIB, IHSG di 6.811,67 atau melemah 0,29% dibandingkan penutupan Kamis. Dibandingkan rekor tertingginya 3 bulan lalu, IHSG melorot sekitar 9,1%. Sepekan terakhir, IHSG merosot 1,37%. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon (PMDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengungkapkan penyebab turunnya IHSG akhir-akhir ini. Menurut dia, pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu, IHSG berada di posisi 6897.95 atau turun 1,1% secara harian, minus 1,0% secara mingguan dan sepanjang tahun berjalan atau sekitar 5 bulan terakhir minus 5,15%. 

“Kita ketahui bersama bahwa pergerakan IHSG dipengaruhi oleh faktor fundamental dan sentimen baik di global maupun domestik. Dari sisi fundamental emiten, berdasarkan rilis data keuangan triwulan I 2024, lebih dari 50% emiten kinerjanya menurun dan data agregat profit tercatat turun 10,6% dibandingkan dengan triwulan I 2023,” ungkapnya dalam keterangan tertulis (13/6). 

Beli Saham di Sini

Menurut Inarno, terkait sentimen, sebelumnya Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan sinyalemen bahwa kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian yang berpotensi mempengaruhi tekanan terhadap ekonomi dalam negeri. Selain itu, Indonesia juga akan menghadapi tantangan imbas dari pelemahan ekonomi negara maju, harga komoditas yang mempengaruhi inflasi, berlanjutnya era suku bunga tinggi serta volatilitas nilai tukar dan risiko konflik geopolitik.

Dia menjelaskan, faktor suku bunga tinggi, baik di global maupun domestik tentunya mempengaruhi akselerasi kinerja emiten di bursa. 

Strategi OJK dalam menghadapi situasi saat ini antara lain:

a. Berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan dalam payung KSSK dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan
b. Menghimbau para pelaku pasar untuk bersikap rasional serta mempertimbangkan faktor-faktor, baik fundamental maupun sentimensentimen dalam penentuan keputusan berinvestasi
c. Melakukan close monitoring bersama dengan SRO terhadap transaksi untuk memastikan pasar berjalan secara teratur, wajar, dan efisien
d. Melakukan brainstorming dengan SRO, asosiasi, pelaku pasar untuk mendapatkan insight, masukan, dalam pengembangan kebijakan dan peraturan ke depan.

Beli Saham di Sini

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.