OECD Proyeksikan Tingkat Utang Global Meroket Jadi US$56 Triliun di 2024

Abdul Malik • 13 Mar 2024

an image
Ilustrasi bendera OECD. (Shutterstock)

Penyumbang terbesar utang pemerintah global yakni AS 50%, Uni Eropa 20% dan Jepang 16%

Bareksa.com - Organisasi untuk Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan total utang obligasi pemerintah akan meningkat menjadi US$56 triliun tahun ini dari US$54 triliun pada 2023 di tengah kondisi keuangan yang terbatas. "Amerika Serikat akan mewakili sekitar setengah dari utang ini, dua kali lipat porsinya pada 2008. Sementara Uni Eropa akan menyumbang 20%, Jepang 16 persen, dan Inggris 6%," kata OECD, dikutip dari The Business Times, Rabu, 13 Maret 2024.

Kondisi pendanaan yang menguntungkan antara 2008 dan 2022 memungkinkan banyak pemerintah dan perusahaan untuk meminjam dengan biaya rendah dan memperpanjang jatuh tempo utang. Namun, sekitar 40% obligasi negara dan 37% obligasi korporasi secara global akan jatuh tempo pada 2026, sehingga memerlukan pinjaman lebih lanjut dari pasar dengan suku bunga yang lebih tinggi, demikian yang diungkapkan OECD dalam laporan utang global 2024.

Persyaratan pembiayaan kembali (refinancing) kemungkinan akan menjadi pendorong utama tingginya pinjaman bruto pada 2024, yang diperkirakan akan mencapai tingkat historis US$15,8 triliun. Jumlah tersebut akan melampaui puncak yang dicapai selama pandemi dan menandai peningkatan 45% dari 2019.

Beli Saham di Sini

(IQPlus/07232612/AM

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.