Wall Street Bervariasi, Konflik Timur Tengah Mereda Stabilkan Harga Minyak, BBRI Bagi Dividen Jumbo
BDMN, UNTR, SRTG, BRPT, KLBF dan INCO direkomendasikan beli, BBCA direkomendasikan jual, emas lemas, rupiah sumringah, lelang SUN laris, laba EXCL dan TUGU melesat
BDMN, UNTR, SRTG, BRPT, KLBF dan INCO direkomendasikan beli, BBCA direkomendasikan jual, emas lemas, rupiah sumringah, lelang SUN laris, laba EXCL dan TUGU melesat
Bareksa.com - Berikut rangkuman berita pasar modal dan saham dikutip dari laporan riset Kopi Pagi oleh D’Origin Financial & Business Advisory dan Daily & Technical Update oleh PT Ciptadana Sekuritas Asia dipublikasi Selasa (13/2/2024) :
Stock Pick
BDMN
Harga saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) naik 2,52% atau bertambah 70 poin menjadi Rp2.850 pada Senin (12/2). D’Origin Financial merekomendasikan spekulasi beli saham BDMN dengan target harga Rp3.000 dan stop rugi di Rp2.700, support Rp2.830 ; Rp2.810 dan resisten Rp2.870 ; Rp2.890. Volume perdagangan saham BDMN pada Senin lebih besar dari hari sebelumnya. Penguatan saham BDMN berpotensi menguji resisten Rp2.870, sehingga penembusan level ini membuka peluang menuju Rp2.890.
UNTR
Harga saham PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 1,42% atau bertambah 325 poin menjadi Rp23.225 pada Senin (12/2). D’Origin Financial merekomendasikan beli saat melemah (BOW) saham UNTR dengan target harga Rp25.000 dan stop rugi di Rp21.500, support Rp23.150 ; Rp23.000 dan resisten Rp23.300 ; Rp23.500. Volume perdagangan saham UNTR pada Senin lebih besar dari hari sebelumnya. Penguatan saham UNTR berpotensi menguji resisten Rp23.300, sehingga penembusan level ini membuka peluang menuju Rp23.500.
Promo Terbaru di Bareksa
SRTG
Harga saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) naik 1,61% atau bertambah 25 poin menjadi Rp1.580 pada Senin (12/2). D’Origin Financial merekomendasikan spekulasi beli saham SRTG dengan target harga Rp2.000 dan stop rugi di Rp1.450, support Rp1.570 ; Rp1.560 dan resisten Rp1.600 ; Rp1.610. Volume perdagangan saham SRTG pada Senin lebih kecil dari hari sebelumnya. Penguatan saham SRTG berpotensi menguji resisten Rp1.600, sehingga penembusan level ini membuka peluang menuju Rp1.610.
BBCA : Menguji Level Resisten
Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,03% menjadi Rp9.800 pada Senin (12/2). Menurut Ciptadana Sekuritas, gerak saham BBCA memantul dari level support hariannya dan melanjutkan kenaikan setelah membentuk pola bull candlestick pada hari sebelumnya. Sinyal teknikal saham BBCA tampak bisa menguat menuju Rp9.900, dengan support terdekat di Rp9.700, sehingga direkomendasi jual saat menguat di kisaran Rp9.900.
Pergerakan saham BBCA
Sumber : Ciptadana Sekuritas
BRPT : Menguji Level Support
Harga saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melemah 3,33% menjadi Rp1.015 pada Senin (12/2). Ciptadana Sekuritas menilai tren saham BRPT tampak mendatar antara Rp1.080 dan Rp1.000. Saham BRPT diperdagangkan dengan bias bearish, namun menemukan support kuat di Rp945, sehingga direkomendasikan beli saat melemah di Rp945, dengan stop rugi di Rp920 dan ambil untung di Rp1.055.
Pergerakan saham BRPT
Sumber : Ciptadana Sekuritas
KLBF : Menguji Level Support
Harga saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melemah 0,6% menjadi Rp1.490 pada Senin (12/2). Ciptadana Sekuritas melihat tren saham KLBF tampak konsolidasi dengan bias bearish. Saham KLBF melanjutkan penurunan di level rendah atas dan rendah bawah, bias bearish dan ada ruang pelemahan lanjutan. Gerak harga saham KLBF di bawah rata-rata dan garis supportnya, yang mana trennya lebih rendah. Saham KLBF berpotensi lanjutkan pelemahan untuk menguji support berikutnya di Rp1.475, jika mampu bertahan maka berpeluang rebound, dengan resisten terdekat di Rp1.555. Saham KLBF direkomendasi beli saat melemah di Rp1.475.
Pergerakan saham KLBF
Sumber : Ciptadana Sekuritas
INCO : Potensi Rebound
Harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 10,93% menjadi Rp4.060 pada Senin (12/2). Menurut Ciptadana Sekuritas, saham INCO bergerak cepat melampaui Rp3.810 yang mungkin menandakan tren bullish dan ada ruang penguatan lanjutan. Sementara gerak naik saham INCO butuh berlanjut untuk menembus Rp4.210, untuk memastikan rebound lanjutan. Dengan resisten terdekat di Rp4.160 dan support di Rp4.000, maka saham INCO direkomendasikan beli saat melemah di Rp4.000, dengan stop rugi di Rp3.950 dan ambil di Rp4.160 dan Rp4.210.
Pergerakan saham INCO
Sumber : Ciptadana Sekuritas
Wall Street
Indeks-indeks di Bursa Saham Amerika Serikat (AS) Wall Street bervariasi pada Senin (12/2/2024), karena para pelaku pasar menunggu data inflasi, yang menjadi faktor penting dalam pertimbangan kebijakan suku bunga oleh Bank Sentral The Federal Reserve (The Fed). Dow Jones naik 0,32% ke 38.797,38, S&P 500 Index turun 0,09% menjadi 5.021,84, dan Nasdaq terkoreksi 0,30% ke 15.942,55.
IHSG
Pasar Saham Indonesia yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,86% atau bertambah 62,52 poin menjadi 7.297,67 pada Senin (12/2), dengan volume perdagangan lebih besar dari hari sebelumnya. Menurut D’Origin Financial, IHSG bergerak di kisaran 7.250 - 7.350, support 7.270 ; 7.250 dan resisten 7.330 ; 7.350. Penguatan IHSG berpotensi menguji resisten 7.330, sehingga penembusan level ini membuka peluang menuju 7.350.
Tercatat 286 saham menguat, 280 saham melemah dan 201 saham stagnan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Frekuensi perdagangan saham sebanyak 1,42 juta kali transaksi. Total saham yang diperdagangkan mencapai 23,54 miliar lembar dengan total nilai transaksi Rp12,17 triliun. MKAP menjadi emiten top gainer dengan kenaikan 34,78%, diikuti ALII dan LIVE yang masing-masing naik 17,65% dan 17,57%. Sementara itu, MPIX menjadi top loser dengan penurunan 24,55%, diikuti UNTD dan TOSK masing-masing turun 13,79% dan 13,08%.
Investor asing meningkatkan transaksi beli bersih (net buy) menjelang Pemilu 2024. Nilai net buy mencapai Rp2,06 triliun, sehingga total net buy tahun ini mencapai Rp14,4 triliun, jauh lebih baik dari tahun 2023 yang mencatat transaksi jual bersih Rp6,1 triliun.
Rupiah
Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.594 per dolar AS pada Senin (12/2). Mata uang Garuda menguat 40 poin atau meningkat 0,26% dari penutupan perdagangan sebelumnya. Sementara, kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp15.612 per dolar AS.
Lelang SUN
Kementerian Keuangan (Kemenkeu ) menerima pembiayaan Rp24 triliun dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Senin (12/2/2024). Adapun nilai ini berasal dari penawaran yang masuk dalam lelang tersebut hingga Rp52,63 triliun atau 2,19 kali dari target indikatif.
Minyak Mentah
Harga minyak stabil karena peningkatan ketegangan geopolitik di Timur Tengah mendukung taruhan optimistis pada energi. Kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate naik US$0,1 menjadi US$76,92 per barel, sementara kontrak berjangka minyak Brent yang berakhir pada bulan April turun 0,2% menjadi US$82 per barel.
Batu Bara
Harga batu bara melemah akibat dikepung sentimen negatif, mulai dari lesunya permintaan, melimpahnya pasokan dan turunnya harga gas. Harga batu bara Newcastle untuk kontrak berjangka Februari 2024 turun US$0,6 menjadi US$120 per ton. Sedangkan kontrak berjangka Maret 2024 terkoreksi US$2,1 menjadi US$123,5 per ton. Sementara itu, kontrak berjangka April 2024 melemah US$2,3 menjadi US$124 per ton.
Emas
Harga emas turun menjelang data inflasi AS dan komentar dari pejabat Federal Reserve yang dapat memberikan wawasan tentang rencana suku bunga bank sentral. Emas spot turun 0,2% menjadi US$2.020,97 per ons. Kontrak berjangka emas AS ditutup 0,3% lebih rendah menjadi US$2.033.
BBRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengumumkan kesiapan perseroan untuk membayar dividen besar kepada pemegang saham, dengan rasio 70-80% dari laba bersih tahun 2023. Laba bersih konsolidasi BBRI Rp60,43 triliun, meningkat 17,55% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
TUGU
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mencatat laba bersih Rp1,25 triliun pada 2023, naik 215% dari tahun sebelumnya yaitu Rp397 miliar pada 2022. Kinerja keuangan diperkirakan tetap kuat di 2024 dengan potensi dividen besar untuk tahun buku 2023, didorong oleh operasional dan pendapatan lainnya.
INCO
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan penerimaan surat pengunduran diri Deshnee Naidoo dari jabatan presiden komisaris dan Gustavo Garavaglia dari posisi komisaris. Surat permohonan diterima pada 9 Februari 2024. Meskipun alasan tidak dijelaskan, Vale Indonesia menegaskan bahwa tidak ada dampak pada kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.
TOBA
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan PT PLN Nusantara Power (PLN NP) telah menandatangani perjanjian jual beli listrik (PPA) dengan PLN Batam untuk periode 25 tahun. Langkah ini merupakan upaya mendorong pembangunan berkelanjutan dan mempercepat transisi energi di Indonesia.
LIVE
PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) memperluas portofolio produk dan jaringan distribusi untuk menjangkau 50 juta konsumen baru, khususnya dari kalangan milenial dan gen Z, hingga tahun 2030. Dengan fokus pada pertumbuhan berkelanjutan, perusahaan siap menjawab perubahan dinamika konsumen dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar yang dipercayai oleh keluarga Indonesia.
MEJA
PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menargetkan pendapatan sebesar Rp63 miliar pada 2024, naik 40% dari total pendapatan pada 2023. Perusahaan juga optimis dapat mencatat laba sebesar Rp7,56 miliar tahun ini.
EXCL
PT XL Axiata Tbk (EXCL) meraih laba bersih Rp1,28 triliun pada 2023, naik 15% dari tahun sebelumnya yaitu Rp 1,12 triliun). Pendapatan EXCL juga meningkat 11% menjadi Rp32,32 triliun dari Rp29,14 triliun, dengan EBITDA naik 12% menjadi Rp15,89 triliun.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Disclaimer Ciptadana Sekuritas di Sini
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,82 | 0,23% | 4,09% | 7,79% | 8,03% | 19,38% | 38,35% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,66 | 0,21% | 4,11% | 7,21% | 7,45% | 2,88% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,69 | 0,58% | 3,99% | 7,68% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,91 | 0,57% | 3,86% | 7,26% | 7,40% | 17,49% | 40,87% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.289,21 | 0,83% | 4,10% | 7,42% | 7,55% | 19,87% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.